Rabu, 15 Januari 2014

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TANAMAN



LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI TANAMAN

Dosen Pengampu : Ir. Ari Handriyatni,. MP
Disusun Oleh :
TONI SETIAWAN

FPT-UN~1







FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirast Tuhan Yang Maha Esa atas limpah rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TANAMAN.
            Dengan selesainya penyusunan tugas ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Ir. Ari Handriatni.,MP selaku dosen pengampu mata kuliah ekologi tanaman.
2.      Semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan laporan ini.
Kami menyadari bahwa tugas masih banyak kekurangan dan belum sempurna.Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya. 



                                                                                    Pekalongan,   Juni  2011


                                                                                                Penulis


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
ACARA  I.     Budidaya Tanaman Berwawasan Lingkungan (Secara Organik)
A.  Tujuan Praktikum........................................................................     1
B.  Landasan Teori............................................................................     1
C.  Pelaksanaan Praktikum ...............................................................     2
D.  Bahan dan Alat...........................................................................     2
E.   Prosedur Kerja ............................................................................     2
F.   Hasil Pengamatan .......................................................................     2
G.  Pemabahasan ..............................................................................   10
H.  Kesimpulan ................................................................................. 10
ACARA  II.   Pengaruh Naungan/Cahaya Pada Tanaman (Faktor Lingkungan)
A.  Tujuan Praktikum........................................................................   11
B.  Landasan Teori ...........................................................................   11
C.  Pelaksanaan Praktikum ...............................................................   11
D.  Bahan dan Alat ..........................................................................   11
E.   Prosedur Kerja ............................................................................   12
F.   Hasil Pengamatan .......................................................................   12
G.  Pemabahasan ..............................................................................   16
H.  Kesimpulan .................................................................................   16
ACARA  III. Polusi Atau Pencemaran (Detergent, Air Limbah Batik, Pestisida)
A.  Tujuan Praktikum........................................................................   17
B.  Landasan Teori............................................................................   17
C.  Pelaksanaan Praktikum ...............................................................   17
D.  Bahan dan Alat...........................................................................   17
E.   Prosedur Kerja ............................................................................   18
F.   Hasil Pengamatan .......................................................................   19
G.  Pemabahasan ..............................................................................   22
H.  Kesimpulan .................................................................................   23
ACARA  IV. Pemberian Pupuk (Urea) Secara Berlebihan
A.  Tujuan Praktikum........................................................................   24
B.  Landasan Teori ...........................................................................   24
C.  Pelaksanaan Praktikum ...............................................................   25
D.  Bahan dan Alat...........................................................................   25
E.   Prosedur Kerja ............................................................................   25
F.   Hasil Pengamatan .......................................................................   25
G.  Pembahasan ................................................................................   28
H.  Kesimpulan .................................................................................   28
ACARA  V.  Ekosistem Sawah
A.  Tujuan Praktikum .......................................................................   29
B.  Landasan Teori ...........................................................................   29
C.  Pelaksanaan Praktikum ...............................................................   29
D.  Bahan dan Alat...........................................................................   29
E.   Prosedur Kerja ............................................................................   29
F.   Hasil Pengamatan .......................................................................   30
G.  Kesimpulan Dan Pembahasan ....................................................   31
ACARA  VI.                                                                                                            Diversifikasi
A.  Tujuan Praktikum........................................................................   32
B.  Bahan dan Alat...........................................................................   32
C.  Prosedur Kerja ............................................................................   32
D.  Hasil Pengamatan .......................................................................   32
E.   Kesimpulan .................................................................................   42
DAFTAR PUSTAKA  .........................................................................................   43


ACARA I
BUDIDAYA TANAMAN SECARA ORGANIK
(PERTANIAN BERWAWASAN LINGKUNGAN)

A.      Tujuan
Untuk mengetahui pertumbuhan tanaman yang ditanama secara organik.

B.       Landasan Teori
Seiring  dengan  meningkatnya  tingkat  kesejahteraan, kesadaran  dan  kebutuhan akan perlunya hidup sehat, diantaranya perlunya makanan yang sehat yang diproduksi secara alami,  tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sinetis , meningkat pula. Produk pangan ini pada umumnya dihasilkan melalui budidaya organik dengan istilah Back to Nature, atau gerakan hidup kembali secara alami.
Budidaya tanaman sayuran merupakan kebutuhan pokok manusia dalam pemenuhan gizi yaitu kebutuhan akan vitamin dan mineral dan kebuthan sebagai masakan berupa sayur mayur, untuk itu perlu dikembangkan secara organik yaitu budidaya tanaman sayuran tanpa menggunakan pupuk kimia dan tanpa  pestisida.
Diharapkan dari budaya ini menghasilkan sayuran  yang higienis  tanpa  meninggalkan  efek  residu bahan kimia.
Pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan disebut sebagai pupuk kandang. Kandungan unsur haranya yang lengkap seperti natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K) membuat pupuk kandang cocok untuk dijadikan sebagai media tanam. Unsur-unsur tersebut penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, pupuk kandang memiliki kandungan mikroorganisme yang diyakini mampu merombak bahan organik yang sulit dicerna tanaman menjadi komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh tanaman.



Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain.
C.      Pelaksanaan Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 30 Maret 2011

D.      Bahan Dan Alat
Bahan :
1.      Pupuk Kandang yang ditambah dengan tanah
2.      Pasir
3.      Sayur Lenggok
4.      Air
Alat :
1.      Pot
2.      Pisau
3.      Kater
E.       Prosedur Kerja
1.    Siapkan media tanamnya yaitu 10 pot dengan 5 pot diisi dengan pupuk kandang yang sudah ditambah tanah dan 5 pot lagi diisi dengan pasir.
2.    Siapkan sayur lenggoknya dipotong menjadi dua bagian dengan pisau atau kater, setelah itu ditanam di pot yang sudah dipersiapkan tadi.
3.         Setelah ditanam semuanya siram dengan air.
4.    Amati pertumbuhan sayuran tersebut dan bandingkan pertumbuhannya antara pot yang diisi pupuk + tanah dengan pot yang diisi pasir. Amati ketebalan daunnya, warna daunnya, dan lainnya.

F.       Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman lenggok yang ditanaman menggunakkan media tanam pupuk kandang dan pasir hasilnya sama-sama baik, akan tetapi untuk pertumbuhan di awal-awal minggu kurang baik dikarenakkan tanaman ada yang dimakan bekicot (daunnya) dan salah satu ada yang layu serta mati dan harus diganti dengan tanaman yang baru, hal itu bisa dilihat dari foto dibawah ini :
a.       Untuk foto tanaman yang menggunakkan pupuk kandang:
1.      Foto di awal-awal minggu:
GAMBAR I
Untuk pot 1 awal-awal minggu pertumbuhannya belum terlihat baik.
 GAMBAR II
Untuk pot 2 pun pertumbuhannya belum maksimal terlihat agak layu.

 GAMBAR III
Untuk pot 3 masih sama dengan 2 pot yang lain dan pot ke 3 ini terlihat layu.

 GAMBAR IV
Untuk pot ke 4 pertumbuhannya sudah terlihat baik.
 GAMBAR V
Untuk pot ke 5 pertumbuhannya tidak maksimal dikarenakkan daunnya dimakan bekicot dan hal itu mempengaruhi pertumbuhan tanaman lenggok tersebut.

2.      Foto untuk minggu-minggu berikutnya:
 GAMBAR I
Untuk pot 1 minggu berikutnya cukup baik akan tetapi daunnya sebagian ada yang dimakan bekicot, akan tetapi pertumbuhannya membaik di minggu berikutnya.

 GAMBAR II
Untuk pot ke 2 pertumbuhannya baik meski daunnya berlubang-lubang akibat gigitan hama.

 GAMBAR III
Untuk pot ke 3 pertumbuhannya baik tumbuh dengan subur dan terlihat hijau segar daunnya.

 GAMBAR IV
Untuk pot ke 4 kurang baik karena tanaman tersebut habis dimakan bekicot dan tanaman ini diganti dengan tanaman yang baru dan tanaman tersebut tumbuh dengan subur. Hal itu bisa dilihat dari foto dibawah ini :
 GAMBAR IV.1

 GAMBAR V
Untuk pot ke 5 tumbuh dengan subur daunnya terlihat hijau segar. Dan minggu berikutnya masih tumbuh dengan subur.

b.      Untuk foto tanaman yang menggunakkan pasir:
1.      Foto di awal-awal minggu
Untuk pot 1 di minggu-minggu awal pertumbuhannya tidak subur dikarenakan daunnya ada yang dimakan bekicot.

Untuk pot 2 juga tidak tumbuh subur karena daunnya juga dimakan bekicot akan tetapi tumbuh baik di minggu berikutnya.

Untuk pot 3 tumbuh dengan baik, meski ada daun yang layu.

Untuk pot 4 juga tumbuh baik, meskipun ada daunnya yang tampak layu tapi tidak mempengaruhi pada pertumbunnya.

Untuk pot 5 tumbuh dengan subur daunnya terlihat segar hijau..

2.      Foto di minggu berikutnya
Untuk pot 1 minggu berikutnya ada daun yang layu berwarna kuning, tetapi masih tumbuh dengan baik.

Untuk pot 2 pertumbuhnnya lebih baik dari minggu sebelumnya tumbuh dengan subur meski ujung daunnya tergigit hama.

Untuk pot 3 tumbuh lebih subur, daunnya tampak hijau dan segar.meskipun ada sebagian daun yang berlubang akibat gigitan hama.

Untuk pot 4 pertumbuhannya juga jauh lebih subur dari minggu sebelumnya dan daunnya terlihat hijau.

Untuk pot 5 pertumbuhnnya pun semakin baik dan subur daun terlihat hijau, meski ada sebagian daun yang berlubang akibat  gigitan hama.
           Setelah melihat bahwa pertumbuhan tanaman sayur lenggok tersebut tumbuh dengan subur, meski ada yang mati dan harus diganti dan juga ada yang terserang hama, tanaman masih bisa hidup dan tumbuh dengan baik.
G.      Pembahasan
Pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk kandang kambing, karena disamping mengandung unsur Nitrogen yang cukup, karena bentuknya yang berupa butiran, membuat pupuk kandang kambing lebih awet dan tidak mudah hancur apabila terkena siraman air.
Kelebihan penggunaan pupuk kandang sebagai komponen media tanam adalah menjamin ketersediaan unsur hara bagi tanaman, walaupun tanpa tambahan pupuk kimia. Sedangkan kekurangan pupuk kandang adalah, apabila tidak disterilisasi dengan baik, maka pupuk kandang cenderung mengandung bibit penyakit dan hama bagi tanaman. Selain itu penggunaan pupuk kandang secara berlebihan sering membuat tampilan keseluruhan tanaman dan pot menjadi kurang indah, apalagi kalau tanaman ditempatkan didalam ruangan (indoor).
Bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air. Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara tunggal.

H.      Kesimpulan
Kaesimpula yang dapat diambil dari pengamatan ini adalah bahwa tanaman sayur lenggok ini bisa tumbuh dengan baik pada media pupuk kandang maupun pada media tanam pasir, meski ada perbedaan dari warna daunnya yang lebih baik pada media pupuk kandang. Dan dari masing-masing 5 pot pupuk kandang ada 1 yang mati  karena hama dan harus diganti akan tetapi masetelah diganti masih tumbuh dengan baik.

ACARA II
PENGARUH NAUNGAN / CAHAYA PADA TANAMAN


A.      Tujuan
Untuk mengetahui pertumbuhan tanaman yang terkena cahaya dan yang ternaungi.

B.       Landasan Teori
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh faktor  genetis  dan  faktor  lingkungan. Faktor genetis mencerminkan sifat morfologi, anatomi dan sifat fisiologis suatu tanaman. Sedangkan faktor lingkungan meliputi, radiasi cahaya matahari ( kualitas cahaya, intensitas cahaya dan lama penyinaran ),  suhu  suatu  temperatur, kelembapan, curah hujan ).
Tanaman C3, C4  dan tanaman CAM yang mencerminkan keadaan/ struktur tajuk yang berbeda sehingga dalam hal fiksasi CO2 perbedaan tersebut menghasilkan asimilat yang berbeda pula. Ada tanaman yang efisien dalam hal melakukan proses fotosintesis dengan laju fotosintesis yang tertinggi pula, hal ini tergantung tanaman tersebut.
C.      Pelaksanaan Praktikum
Pelaksanaan praktikum ini dilakukan pada hari Selasa, 29 Maret 2011.

D.      Bahan Dan Alat
Bahan :
1.      Tanaman hias gelombang cinta
2.      Tanaman hias siri gading
3.      Tanaman hias Aglonema (suro jepang)
4.      Pasir
5.      Air
6.      Kertas karbon

Alat :
1.      Pot
2.      Steples
3.      Gunting
4.      Selotip

E.       Prosedur Kerja
1.         Siapkan pot, kemudian diisi dengan pasir.
2.         1 pot berisi 1 tanaman dengan 3 perlakuan
1)   Perlakuan I daun ditutup penuh/seluruhnya dengan menggunakan kertas karbon.
2)   Perlakuan II daun dtutup setengahnya dengan menggunakan kertas karbon.
3)   Perlakuan III daun ditutup seperempatnya dengan menggunakan kertas karbon.
4)   Perlakuan tersebut berlaku untuk ke 3 jenis tanaman hias tersebut.
3.         Setelah itu ditanam dan disiram setiap hari serta diamati setiap hari selama 1 minggu.
4.         Amati perubahan warna daunnya.

F.       Hasil Pengamatan
1.      Hari 1 pengamatan Rabu, 30 Maret 2011
a)    Tanaman hias Siri Gading
1)      Daun yang tidak ditutup dengan kertas karbon berubah warna, daunnya menjadi hijau bercak kuning.
2)      Daun yang ditutup secara penuh dengan kertas karbon daunnya juga berubah menjadi hijau dengan bercak kuning sedikit.
3)      Daun yang ditutup setengahnya dengan kertas karbon berwarna hijau.
4)      Daun yang ditutup seperempatnya dengan kertas karbon berubah menjadi hijau ada bercak kuningnya.
5)      Salah satu daun ada yang mati karena daunnya dimakan serangga.

b)   Tanaman hias Gelombang Cinta
Tidak ada perubahan yang terjadi pada tanaman gelombang cinta kondisi daunnya masih sama berwarna hijau seperti saat pertama kali ditanam.
c)    Tanaman hias Aglonema (suro jepang)
Tidak ada perubahan yang terjadi pada tanaman gelombang cinta kondisi daunnya masih sama berwarna hijau seperti saat pertama kali ditanam.
2.      Hari ke 2 pengamatan
a)    Tanaman hias Siri Gading
Ø   Warnanya hijau kekuningan ada bercak kuning, yang ditutup kertas karbon maupun yang tidak.
Ø   Daunnya dimakan bekicot.
b)   Tanaman hias Gelombang cinta
Ø   Warna masih tetap hijau yang tidak ditutup yang ditutup agak menguning.
Ø   Sebagian daunnya dimakan bekicot.
c)    Tanaman hias Aglonema (suro jepang)
Ø   Warna daunnya masih belum berubah.
Ø   Sebagian daunnya dimakan bekicot.
3.      Hari ke 3 pengamatan
Untuk hari ke 3 ini keadaan tanaman hiasnya masih sama dengan hari ke 2, akan tetapi daunnya diserang hama yaitu bekicot.
4.      Hari ke 4 pengamatan
Untuk hari ke 4 bekicot sudah agak berkurang karena sudah dibasmi dan diambili lalu dimatikan. Untuk keadaan daunnya:
a)    Sirih gading
Ø   Warna daunnya yang tidak ditutup karbon ada bercak kuningnya.
Ø Daun yang tertutup karbon (1/2) daunnya kering busuk membentuk lingkaran belum begitu besar.
b)   Aglonema
Ø   Warna daunnya tidak ada perubahan, akan tetapi ada yang lau dan mati.
c)    Gelombang cinta
Ø   Warna daunnya masih tetap hijau, tidak ada perubahan.

5.      Hari ke 5 pengamatan
a)    Sirih gading
Ø   Warna daunnya sebagian berwarna hijau akan tetapi ada bercak kuningnya baik yang ditutup kertas karbon maupun yang tidak..
Ø   Salah satu daun yang ditutup kertas karbon (1/2) membusuk serta mengering dan  lingakarannya memebesar dari hari ke 4.
b)   Aglonema
Ø   Daunnya ada yang layu dan mati, warna daunnya masih teteap hijau.
c)    Gelombang cinta
Untuk gelombang cinta tidak ada perubahan yang signifikan, daunnya masih tetap hijau.
6.      Hari ke 6 dan ke 7 pengamatan
Keadaannya masih seperti hari ke 5, untuk sirih gading bercak kuningnya bertambah, gelombang cinta masih tetap hijau tapi hijaunya agak pudar dan ada bercak kuningnya sedikit, aglonema sama warna daunnya masih tetap hijau dan agak layu.
ð  GAMBAR – GAMBAR TANAMAN HIASNYA :
Ø  GELOMBANG CINTA
           

                       

Ø  SIRIH GADING
               

              


Ø  AGLONEMA (SURO JEPANG)
G.      Pembahasan
1.    Pada tanaman yang daunnya ditutup semua, pada proses fotosintesisnya terganggu. Hal ini dikarenakan fiksasi CO2 dan cahaya matahari terhalangi oleh kertas karbon yang menutupi daun, sehingga asimilat yang harusnya sudah ada tetapi belum tersedia ini mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
2.    Pada tanaman yang daunnya ditutup sebagian, pada proses fotosintesisnya juga terganggu. Hal ini dikarenakan fiksasi CO2 dan cahaya matahari sedikit terhalangi oleh kertas karbon yang menutupi sebagian daun, sehingga asimilat yang terbentuk tidak cukup untuk memenuhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
3.    Pada tanaman yang daunnya tidak ditutup semua, pada proses fotosintesisnya normal. Sehingga asimilat tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
4.    Akan tetapi didalam praktikumnya ada perbedaan karena ada daun yang tidak ditutup kertas karbon ada bercak kuningnya, dan ada yang tetap berwanra hijau walaupun hijaunya agak pudar dan ada bercak kuningnya sedikit, dan juga ada serangan hama bekicot.

H.      Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum adalah bahwa tanaman yang dinaungi atau tidak terkena cahaya matahari proses fotosintesisnya akan terganggu dan tanaman yang idak ternaungi proses fotosisntesis tidak terganggu. Untuk hasil praktikum ini sendiri memilki kendala yaitu daunnya diserang hama/dimakan hama bekicot.

ACARA 3
POLUSI ATAU PENCEMARAN
(DETERJEN, PESTISIDA DAN FUNGI, SERTA AIR LIMBAH)

A.       Tujuan
Untuk mengetahui tanaman yang dapat bertahan hidup setelah disiram dengan air deterjen, campuran air pestisida + fungi, dan air limbah.

B.       Landasan Teori
Polusi atau pencemaran meliputi polusi tanah, polusi air, polusi udara. Dikatakan terkena polusi apabila terdapat polutan yaitu sesuatu yang menyebabkan polusi. Contoh polutan adalah asap pabrik atau asap industri, asap knalpot kendaraan, penggunaan pestisida yang tidak rasional, limbah pabrik atau limbah industri, dan limbah rumah tangga atau detergen.
Polusi ini akan berakibat pada terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tanaman bahkan mematikan tanaman, mematikan ikan-ikan baik yang ada di lautan maupun di air tawar, juga mematikan mikroorganisme yang menguntungkan.
Pencemaran air adalah tercemarnya air permukaan (sungai, irigasi, waduk) oleh biota, zat kimia, padatan terlarut (suspended solid), dan/atau komponen lain pada kadar cukup tinggi yang mengakibatkan gangguan/bahaya bagi makhluk hidup (tanaman).
C.      Pelaksanaan praktikum
Pelaksanaan Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 5 April 2011.

D.      Bahan dan alat
  1. Tanaman hias
  2. Air
  3. Petisida ( Insektisida jenis jidor )
  4. Fungisida 5 gram
  5. Air deterjen
  6. Gayung
Prosedur kerja
1.      Menyiapkan tanaman hias yang akan disiram dengan air pestisida + jamur, air deterjen, dan air limbah yaitu ada 6 tanaman hias masing-masing untuk perlakuan dibutuhkan 2 buah tanaman hias.
2.      Membuat larutan air deterjen  bisa menggunakkan dengan sabun colek ataupun rinso, untuk larutan pestisida isi gayung dengan air dan masukkan insektisida yang digunakkan adalah jenis jidor ditambahkan dengan fungi komposisi untuk fungi sekitar 5gram dan insektisidanya setengah botol, dan untuk air limbah sendiri dapat mengambil di sungai yang tercemar limbah dari batik ataupun pabrik tekstil.
3.      -  Untuk tanaman yang disiram dengan air deterjen ada 2 polibag yaitu tanaman :

-          Untuk tanaman yang disiram dengan pestisida dan fungi ada 2 polibag, yaitu tanaman :

Untuk tanaman yang disiram dengan air limbah ada 2 polibag, yaitu tanaman:
4.      Setelah disiram semuanya, amati pertumbuhan tanaman hias tersebut

E.       Hasil pengamatan
Dari hasil pengamatan beberapa minggu menunjukkan bahwa tanaman yang disiram dengan larutan deterjen dan larutan campuran pestisida dan fungi tidak bisa bertahan hidup lama dan akhirnya mati. Sedangkan untuk yang disiram dengan air limbah industri batik masih bisa hidup meski kurang subur. Hal itu bisa terlihat pada gambar foto dibawah ini :

1.      Diminggu-minggu awal

a.       Diminggu awal tanaman hias yang disiram dengan campuran pestisida dan fungi pertumbuhannya masih terlihat baik meski ada beberapa bagian daun yang tampak layu disalah satu pot. Tapi masih tumbuh dengan baik.

b.      Untuk tanaman hias yang disiram dengan larutan deterjen pertumbuhannya juga masi tumbuh subur dan daunnya masih terlihat hijau.

    

2.      Diminggu berikutnya (minngu ke 2)

a.       Untuk tanaman yang disiram dengan larutan pestisida yang dicampur fungi pertumbuhannya sudah mulai terganggu itu terlihat dari daunnya yang sudah mulai layu dan mengering.

    

b.      Untuk tanaman hias yang disiram dengan larutan deterjen masih terlihat segar tumbuh dengan bagus terlihat daunnya masih hijau.
c.       Untuk tanaman hias yang disiram air limbah batik ini penyiramannya dilakukan di awal-awal minggu ke 2 jadi pertumbuhannya masih terlihat subur dan tumbuh dengan baik daun terlihat masih hijau.

3.      Di beberapa minggu berikutnya sekitar 2 minggu berikutnya

a.       Untuk tanaman hias yang disiram dengan pestisida dan fungi tanaman tersebut sudah terlihat kering dan mati.
b.      Untuk tanaman hias yang disiram dengan larutan deterjen pertumbuhan tanaman tersebut terutama pada daunnya  sudah mulai terlihat layu kering dan sebagian tanaman mati meski ada sebagian daunnya yang masih terlihat masih hijau.

c.       Untuk tanaman yang disiram dengan air limbah batik pertumbuhannya agak berkurang ada sebagian daun yang layu tapi tanaman tersebut masih tumbuh dengan baik.

F.       Pembahasan
Tanaman tersebut lama – lama mati dikarenakan air yang diganakan untuk menyiram tercemar zat/senyawa kimia yang mengakibatkan rusaknya sistem perakaran dan akar menjadi peka terhadap patogen dan terganggunya absorpsi air dan unsur hara.
G.      Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengamatan yang telah dilaksanakan adalah bahwa tanaman hias yang disiram dengan air limbah masih tumbuh dengan baik ketimbang tanaman hias yang disiram dengan larutan deterjen maupun larutan pestisida dan fungi. Akan tetapi tetap tanaman yang disiram dengan air yang tercemar lama – lama akan menjadi mati.

ACARA 4
PEMBERIAN PUPUK (UREA) SECARA BERLEBIHAN

A.    Tujuan
Untuk mengetahui akibat dari pemberian pupuk yan berlebihan pada tanaman dan alasannya.
B.     Landasan teori
Unsur hara esensial termasuk unsur hara yang dibuthkan tanaman untuk daur hidup tanaman itu sendiri. Unsur hara esensial dibagi menjadi dua kelompok, yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak sedangkan unsur hara mikro dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit. Unsur hara makro meliputi C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, S, sedangkan unsur hara mikro meliputi Fe, B, Mo, Cu, Cl, Mn, Zn. Dari berbagai macam unsur hara baik makro maupun mikro itu mempunyai fungsi masing-masing untuk tanaman.
Urea adalah Zat Yang memiliki Jumlah Alami nitrogen Tinggi. Dalam rasio pupuk biasa nitrogen, fosfor dan kalium, urea 46-0-0. Rasio Dalam, pupuk biasa nitrogen, fosfor murah kalium, urea 46-0-0. Semua tanaman membutuhkan nitrogen, yang mengarahkan pembentukan pembentukan hijau berdaun, pertumbuhan protein dan drive produksi klorofil. Nitrogen berada di udara, tetapi tanaman tidak bisa menerima nitrogen dari atmosfer. Urea bertindak sangat cepat pada tanaman dan mengandung sejumlah besar garam. Garam dapat membangun di tanah pot dan akhirnya dapat meracuni tanaman.
Penambahan Jumlah Yang Benar pupuk dapat mempromosikan Produksi Bunga Yang sehat dan pertumbuhan daun sedangkan aplikasi pupuk berlebihan dapat menurunkan Kesehatan Tanaman dapat menyebabkan penurunan dan Kematian. Selama aplikasi atau aplikasi yang tidak benar, pupuk dapat berkontribusi mencemari sungai kita, sungai, danau, dan muara. Kelebihan pupuk dapat meningkatkan kemungkinan beberapa penyakit tanaman. Kelebihan pupuk dapat meningkatkan kemungkinan beberapa Penyakit Tanaman. Pemupukan tanaman yang sudah melampaui ruang mereka dialokasikan hanya dapat menyebabkan pemangkasan lebih. Tingkat pertumbuhan yang moderat dan baik, warna hijau yang diinginkan untuk sebagian besar tanaman berkayu. Kekuatan yang berlebihan, yang terbukti dengan subur, daun hijau dan pertumbuhan long shoot seringkali tidak diharapkan.
C.    Pelaksanaan praktikum
Pelaksanaan praktikum ini dilakasanakan pada hari Rabu, 13 April 2011.

D.    Bahan dan alat
1.      4 tanaman lenggok yang akan diberi urea, 2 pot tanaman lenggok yang ditanam pada media pupuk kandang, dan 2 pot lagi dengan media pasir. Dan 4 pot yang 2 pot dengan media pupuk kandang dan yang 2 pasir sebagai penetral (tanpa diberi urea).
2.      Urea

E.     Prosedur kerja
1.      Taburkan urea pada 2 pot tanaman lenggok dengan media pupuk kandang, dan juga taburkan urea pada 2 pot tanaman lenggok dengan media pasir.
2.      Setelah itu amati perubahan yang terjadi pada tanaman lenggok tersebut.

F.     Hasil pengamatan
Dari pengamatan yang sudah dilakukan setelah 3 hari tanaman yang diberi dengan urea sudah tampak layu dan mati daun dan batangnya berubah menjadi hitam.
Dapat dilihat pada foto dibawah ini :
1.      Pada tanaman dengan media pasir
Pot 1 dihari ke-3 sebagian daun sudah layu mengering dan mati dan sebagian daunnya masih berwarna hijau kekuningan.
Pot 2 keadaanya hampir sama dengan pot pertama.

2.      Pada tanaman dengan media pupuk kandang
Pot 1 pada hari ke-3 kondisinya daun dan batangnya layu serta berubah warna menjadi hitam tapi masih ada daun yang berwarna hijau.
Pot 2 terlihat bahwa tanaman lenggok tersebut sudah benar-benar mati dan daun serta batangnya berwarna hitam.

      Jika dibandingkan dengan tanaman yang tidak dibeari urea sangat berbeda sekali tanaman tersebut masih tumbuh dengan subur.
 
Tanaman dengan media pasir tanpa diberi urea
  
Tanaman dengan media pupuk kandang tanpa diberi urea


G.    Pembahasan
Dari hasil praktikum tanaman ketela rambat yang diberi pupuk urea tanpa dosis yang tepat hasilnya tanaman tersebut mati karena Nitrogen berada di udara, tetapi tanaman tidak bisa menerima nitrogen dari atmosfer. Urea bertindak sangat cepat pada tanaman dan mengandung sejumlah besar garam. Garam dapat menyebar/berkembang di tanah pot dan akhirnya dapat meracuni tanaman. Dan pemberian pupuk yang berlebihan terutama Urea, akan meningkatkan proses dekomposisi bahan organik yang ada di dalam tanah, akibatnya : bahan organik cepat habis dan porositas tanah berkurang (tanah mengeras), dan ketersediaan unsur hara makin berkurang karena KTK- nya rendah.
H.    Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil setelah dilakukan pengamatan didapatkan bahwa tanaman yang diberi urea secara berlebihan tanpa komposisi yang tepat seperti memeperhatikan dosis, watu, guna, dan sasaran yang tepat, mengakibatkan tanaman tersebut mati, kebanyakan petani berfikir bukannya akan tumbuh dengan baik melainkan pertumbuhannya akan terganggu dan yang paling ekstrim tanaman tersebut bisa mati karena tanaman tersebut terbakar (karena terlalu banyak urea) akibat urea yang berlebihan.

ACARA V
EKOSISTEM SAWAH

  1. Tujuan
Untuk mengetahui komponen ekosistem pertanian yang ada di sawah, meliputi ekosistem biotik dan abiotik.
  1. Landasan  Teori
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.
Komponen ekosistem peranian dapat diklasifikasikan mendasarkan kepada klasifikasi yang dikemukakan oleh Odum (1971). Pada prinsipnya komponen ekosistem pertanian adalah sama dengan komponen di dalam ekosistem alam, namun di dalam ekosistem pertanian ada unsur manusia yang merupakan pengendali dan manipulator sistem serta bengunan yang dibuat manusia. Komponen ekosistem pertanian terdiri atas komponen Biotik dan komponen Abiotik.
  1. Pelaksanaan Praktikum
Pelaksanaan praktikum lapangan ini dilakasanakan pada hari Selasa, 31 Mei 2011.
  1. Bahan Dan Alat
·         Alat tulis
  1. Prosedur Kerja
Menuju tempat praktikum yaitu di sawah, kemudian lihat komponen apa saja yang ada di lingkungan persawahan tersebut, catat komponen biotik dan komponen abiotiknya di buku catatan.

  1. Hasil Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan didapatkan komponen biotik dan abiotiknya.
1.         Komponen Biotik
adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa) atau yang terdiri dari mahkluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia. Komponen biotik yang ada di persawahan meliputi:
-          Padi : varietasnya IR64,  jarak tanamnya 20x20, dan tiap 1m2 berisi 25 padi
-          Pohon Pisang
-          Pohon Palem
-          Burung
-          Pohon Ketapang
-          Pohon Mangga
-          Keong
-          Ikan kecil
-          Ketela Rambat
-          Bayam
-          Tanaman Hias
-          Ulat
-          Telur keong
-          Pohon Sukun
-          Katak
-          Belalang
-          Padi yang subur : petak I rumpunya ada 15 anakan, dan petak II ada 22 anakan
-          Padi yang tidak subur : petak I rumpunnya ada 6 anakan, dan petak II ada 2 anakan
-          Capung
-          Kupu-kupu
-          Lebah
-          Hewan yuyu
-          Manusia : Petani
2.         Komponen Abiotik
Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme. Komponen abiotik yang ada di persawahan meliputi:
-          Air
-          Sinar Matahari
-          Udara
-          tanah
  1. Kesimpulan dan Pembahasan
Abiotik merupakan komponen-komponen yang tidak hidup atau benda mati. Sama seperti biotik yaitu suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa) atau yang terdiri dari mahkluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia., komponen abiotik juga mempunyai fungsi dalam pemenuhan kebutuhan manusia, serta dapat mempengaruhi ekosistem. Abiotik merupakan lingkungan atau alam semesta yang tidak mengalami kehidupan, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan tumbuhan dan hewan, atau organisme lainnya dalam suatu ekosistem, contoh udara, air, tanah, unsur-unsur organik dan anorganik tanah. Abiotik juga merupakan bahan-bahan yang tidak bisa terurai oleh bakteri pembusuk misalnya kaleng, besi, plastik dll, bahan-bahan ini di hasilkan dari limbah rumah tangga, dan limbah industri.

ACARA VI
DIVERSIFIKASI (PENGANEKARAGAMAN)

A.      Tujuan
Untuk mengetahui diversifikasi yang ada di ekosistem tegalan sawah.
B.       Bahan dan Alat
Ala tulis
C.      Prosedur kerja
1.      Amati ekosistem tegalan yaitu tanamannya yang ada di acara V lalu amati jenis tanamannya, klasifikasi tanaman dan juga jarak tanamnya.
D.      Hasil pengamatan
1.         Mangga
Mangga atau mempelam adalah nama sejenis buah, demikian pula nama pohonnya. Mangga termasuk ke dalam marga Mangifera, yang terdiri dari 35-40 anggota, dan suku Anacardiaceae. Nama ilmiahnya adalah Mangifera indica.
a.       Buah mangga gedongKlasifikasi
             Kerajaan               : Plantae
Divisi                     : Magnoliophyta
Kelas                     : Magnolopsida
Ordo                      : Sapindales
Famili                    : Anacardiaceae
Genus                    : Mangifera
Spesies                   : M. indica

b.       Sifat morfologi, anatomi dan fisiologi tanaman mangga
Pohon mangga termasuk tumbuhan tingkat tinggi yang struktur batangnya (habitus) termasuk kelompok arboreus, yaitu tumbuhan berkayu yang mempunyai tinggi batang lebih dari 5 m. Mangga bisa mencapai tinggi 10-40 m.
Pohon mangga berperawakan besar, dapat mencapai tinggi 40 m atau lebih, meski kebanyakan mangga peliharaan hanya sekitar 10 m atau kurang. Batang mangga tegak, bercabang agak kuat; dengan daun-daun lebat membentuk tajuk yang indah berbentuk kubah, oval atau memanjang, dengan diameter sampai 10 m. Kulit batangnya tebal dan kasar dengan banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun. Warna pepagan (kulit batang) yang sudah tua biasanya coklat keabuan, kelabu tua sampai hampir hitam.
Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang sangat panjang hingga bisa mencapai 6 m. Akar cabang makin ke bawah semakin sedikit, paling banyak akar cabang pada kedalaman lebih kurang 30-60 cm.
Daun tunggal, dengan letak tersebar, tanpa daun penumpu. Panjang tangkai daun bervariasi dari 1,25-12,5 cm, bagian pangkalnya membesar dan pada sisi sebelah atas ada alurnya. Aturan letak daun pada batang biasanya 3/8, tetapi makin mendekati ujung, letaknya makin berdekatan sehingga nampaknya seperti dalam lingkaran (roset). Helai daun bervariasi namun kebanyakan berbentuk jorong sampai lanset, 2-10 × 8-40 cm, agak liat seperti kulit, hijau tua berkilap, berpangkal melancip dengan tepi daun bergelombang dan ujung meluncip, dengan 12-30 tulang daun sekunder. Beberapa variasi bentuk daun mangga:
·                     Lonjong dan ujungnya seperti mata tombak.
·                     Berbentuk bulat telur, ujungnya runcing seperti mata tombak.
·                     Berbentuk segi empat, tetapi ujungnya runcing.
·                     Berbentuk segi empat, ujungnya membulat.
Daun yang masih muda biasanya bewarna kemerahan, keunguan atau kekuningan; yang di kemudian hari akan berubah pada bagian permukaan sebelah atas menjadi hijau mengkilat, sedangkan bagian permukaan bawah berwarna hijau muda. Umur daun bisa mencapai 1 tahun atau lebih.
Biji dipilih dari tanaman yang sehat, kuat dan buahnya berkualitas. Biji dikeringanginkan dan kulitnya dibuang. Siapkan kotak persemaian ukuran 100 x 50 x 20 cm3 dengan media tanah kebun dan pupuk kandang (1:1), biji ditanam pada jarak 10-20 cm. Dapat pula mangga disemai dikebun dengan jarak tanam 30 x 40 atau 40 x 40 cm di atas tanah yang gembur. Persemaian diberi naungan dari plastik/sisa-sisa tanaman, tetapi jangan sampai udara di dalam persemaian menjadi terlalu lembab.
2.         Bayam
Bayam (Amaranthus spp.) merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya sebagai sayuran hijau. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik namun sekarang tersebar ke seluruh dunia. Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran sumber zat besi yang penting.
a.Amaranthus caudatus 
(Love-lies-bleeding, jenis Amaranthus yang lain.)Klasifikasi
Kerajaan      : Plantae
Divisi                      : Magnoliophyta
Kelas                       : Magnolopsida
Ordo                       : Caryophyllales
Famili                      : Amarantheceae
Genus                      : Amaranthoideae
Spesies        : Amaranthus spinosius
b.          Sifat morfologi, anatomi dan fisiologi tanaman bayam
Terna semusim yang menyukai iklim hangat dan cahaya kuat. Bayam relatif tahan terhadap pencahayaan langsung karena merupakan tumbuhan C4. Batang berair dan kurang berkayu. Daun bertangkai, berbentuk bulat telur, lemas, berwarna hijau, merah, atau hijau keputihan. Bunga tersusun majemuk tipe tukal yang rapat, bagian bawah duduk di ketiak, bagian atas berkumpul menjadi karangan bunga di ujung tangkai dan ketiak percabangan. Bijinya berwarna hitam, kecil dan keras.
Untuk penanaman sendiri dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
a.    Ditebar langsung di atas bedengan, yaitu biji dicampur dengan pupuk kandang yang telah dihancurkan dan ditebar secara merata di atas bedengan.
b.    Ditebar pada larikan/barisan dengan jarak 10-15 cm, kemudian ditutup dengan lapisan tanah.
c.    Disemai setelah tumbuh (sekitar 10 hari) bibit dibumbun dan dipelihara selama + 3 minggu. Selanjutnya dipindahkan ke bedengan dengan jarak tanam 50 x 30 cm. Biasanya untuk bayam petik.

3.         Sukun
Sukun adalah nama sejenis pohon dan buahnya sekali. Buah sukun tidak berbiji dan memiliki bagian yang empuk, yang mirip roti setelah dimasak atau digoreng. Karena itu, orang-orang Eropa mengenalnya sebagai "buah roti" (Ingg.: breadfruit; Bld.: broodvrucht, dll.).
Sukun sesungguhnya adalah kultivar yang terseleksi sehingga tak berbiji. Kata "sukun" dalam bahasa Jawa berarti "tanpa biji" dan dipakai untuk kultivar tanpa biji pada jenis buah lainnya, seperti jambu klutuk dan durian. "Moyangnya" yang berbiji (dan karenanya dianggap setengah liar) dikenal sebagai timbul, kulur (bahasa Sunda), atau kluwih (bahasa Jawa). Di daerah Pasifik, kulur dan sukun menjadi sumber karbohidrat penting. Di sana dikenal dengan berbagai nama, seperti kuru, ulu, atau uru. Nama ilmiahnya adalah Artocarpus altilis.



Buah Sukun
Buah sukun
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
A. altilis
Nama binomial Artocarpus altilis
Pohon sukun (atau pohon timbul) umumnya adalah pohon tinggi, dapat mencapai 30 m, meski umumnya di pedesaan hanya belasan meter tingginya. Hasil perbanyakan dengan klon umumnya pendek dan bercabang rendah. Batang besar dan lurus, hingga 8 m, sering dengan akar papan (banir) yang rendah dan memanjang.
Bertajuk renggang, bercabang mendatar dan berdaun besar-besar yang tersusun berselang-seling; lembar daun 20-40 × 20-60 cm, berbagi menyirip dalam, liat agak keras seperti kulit, hijau tua mengkilap di sisi atas, serta kusam, kasar dan berbulu halus di bagian bawah. Kuncup tertutup oleh daun penumpu besar yang berbentuk kerucut. Semua bagian pohon mengeluarkan getah putih (lateks) apabila dilukai.
Perbungaan dalam ketiak daun, dekat ujung ranting. Bunga jantan dalam bulir berbentuk gada panjang yang menggantung, 15-25 cm, hijau muda dan menguning bila masak, serbuk sari kuning dan mudah diterbangkan angin. Bunga majemuk betina berbentuk bulat atau agak silindris, 5-7 × 8-10 cm, hijau. Buah majemuk merupakan perkembangan dari bunga betina majemuk, dengan diameter 10-30 cm. Forma berbiji (timbul) dengan duri-duri lunak dan pendek, hijau tua. Forma tak berbiji (sukun) biasanya memiliki kulit buah hijau kekuningan, dengan duri-duri yang tereduksi menjadi pola mata faset segi-4 atau segi-6 di kulitnya.
Biji timbul berbentuk bulat atau agak gepeng sampai agak persegi, kecoklatan, sekitar 2,5 cm, diselubungi oleh tenda bunga. Sukun tidak menghasilkan biji, dan tenda bunganya di bagian atas menyatu, membesar menjadi 'daging buah' sukun
Asal-usul sukun diperkirakan dari kepulauan Nusantara sampai Papua. Mengikuti migrasi suku-suku Austronesia sekitar 2000 tahun sebelum Masehi, tanaman ini kemudian turut menyebar ke pulau-pulau di Pasifik. Diperkirakan pada masa perdagangan rempah di akhir zaman Majapahit, sukun menyebar ke Jawa dari Maluku. Karena pengaruh kolonisasi bangsa-bangsa Eropa, sukun ini lalu menyebar ke barat antara tahun-tahun 1750-1800 ke Malaysia, India, Srilangka, Mauritius, dan pada 1899 tiba di Afrika. Kini sukun telah menyebar luas di berbagai belahan dunia terutama di lingkar tropis.
Sukun menyukai iklim tropis: suhu panas (20-40˚C), banyak hujan (2000-3000 mm pertahun) dan lembab (lengas nisbi 70-90%), dan lebih cocok di dataran rendah, di bawah 600 m dpl., meski dijumpai sampai sekitar 1500 m dpl. Anakan pohon lebih baik tumbuh di bawah naungan, namun kemudian membutuhkan matahari penuh untuk tumbuh besar. Meskipun kebanyakan kultivarnya akan tumbuh dengan baik pada tanah-tanah aluvial yang subur, dalam dan berdrainase baik, akan tetapi variasi kemampuannya sangat besar. Maka ada varietas-varietas yang tumbuh baik di tanah berawa, tanah kapur, tanah payau dan lain-lain.
4.         Pisang
Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya (Musa acuminata, M. balbisiana, dan M. ×paradisiaca) menghasilkan buah konsumsi yang dinamakan sama. Buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok tersusun menjari, yang disebut sisir. Hampir semua buah pisang memiliki kulit berwarna kuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang berwarna jingga, merah, ungu, atau bahkan hampir hitam. Buah pisang sebagai bahan pangan merupakan sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium.
Perlu disadari, istilah "pisang" juga dipakai untuk sejumlah jenis yang tidak menghasilkan buah konsumsi, seperti pisang abaka, pisang hias, dan pisang kipas. Artikel ini hanya membahas pisang penghasil buah konsumsi serta kerabatnya yang berkaitan.
Pisang
Pisang di 

perkebunan
              Pisang di perkebunan
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies
·         M. acuminata
·         M. balbisiana
·         M. ×paradisiaca (invalid)
·         M. sapientum (invalid)
Ø  SYARAT TUMBUH
1. Iklim
a. Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis.
b. Kecepatan angin tidak terlalu tinggi.
c. Curah hujan optimal adalah 1.520 - 3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering.
2. Media Tanam
a. Sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan.
b. Air harus selalu tersedia tetapi tidak menggenang.
c. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.
3.Ketinggian Tempat
Dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka dan tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl
Ø  PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
1. Pembibitan
- Perbanyakan dengan cara vegetatif berupa tunas (anakan).
- Tinggi anakan untuk bibit 1 - 1,5 m, lebar potongan umbi 15 - 20 cm.
- Anakan diambil dari pohon yang berbuah baik dan sehat.
- Bibit yang baik daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit.
2. Penyiapan Bibit
- Tanaman untuk bibit ditanam dgn jarak tanam 2×2 m
- Satu pohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7- 9.
3. Sanitasi Bibit Sebelum Ditanam
- Setelah dipotong, bersihkan tanah yang menempel di akar.
- Simpan bibit di tempat teduh 1 - 2 hari sebelum tanam.
- Buang daun yang lebar.
- Rendam umbi bibit sebatas leher batang di dalam larutan POC NASA (1 - 2 tutup), HORMONIK (0,5 -1 tutup), Natural GLIO (1 - 2 sendok makan) dalam setiap 10 liter air, selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
- Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam umbi bibit di dalam air panas beberapa menit.
4. Pengolahan Media Tanam
- Lakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-semak.
- Gemburkan tanah yang masih padat
- Buat sengkedan terutama pada tanah miring dan buat juga saluran pengeluaran air.
- Dianjurkan menanam tanaman legum seperti lamtoro di batas sengkedan.
5. Teknik Penanaman
- Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat dan 30 x 30 x 30 cm pada tanah gembur.
- Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang dan 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.
- Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September - Oktober).
- Siapkan campuran Natural GLIO dan pupuk kandang, caranya: Campur 100 gram Natural GLIO dengan 25 - 50 kg pupuk kandang, jaga kelembaban dengan memercikan air secukupnya, masukkan ke dalam karung, biarkan 1 - 2 minggu.
- Pisahkan tanah galian bagian atas dan bagian bawah.
- Tanah galian bagian atas dicampur Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang (0,5 - 1 kg per lubang tanam), tambahkan dolomit (0,5 - 1 kg/lubang tanam), pupuk kandang 15 - 20 kg/lubang tanam.
- Masukkan bibit dengan posisi tegak, tutup terlebih dulu dengan tanah bagian atas yang sudah dicampur Natural GLIO, dolomit dan pupuk kandang, diikuti tanah galian bagian bawah. Catatan : pupuk kandang diberikan jika tersedia, jika tidak dapat diganti dengan SUPERNASA.
- Siram dengan larutan POC NASA (1 - 2 tutup), HORMONIK (0,5 tutup) dalam setiap 5 liter air. Untuk mendapatkan hasil lebih baik, POC NASA dapat diganti dengan POP SUPERNASA. Cara penggunaan POP SUPERNASA: 1 (satu) botol POP SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 5 liter air diberi 5 tutup larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon. -Penyiraman dilakukan 2 - 3 bulan sekali.
5.         Ubi jalar
Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi (karbohidrat) yang tinggi. Di Afrika, umbi ubi jalar menjadi salah satu sumber makanan pokok yang penting. Di Asia, selain dimanfaatkan umbinya, daun muda ubi jalar juga dibuat sayuran. Terdapat pula ubi jalar yang dijadikan tanaman hias karena keindahan daunnya.
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
I. batatas
Nama binomial Ipomoea batatas
Bunga ubi jalar.
Ubi jalar berasal dari Amerika Selatan tropis dan, yang masih diperdebatkan, Papua. Kalangan yang tidak menyetujui asal muasal ubi jalar dari Papua berpendapat bahwa orang Indian telah berlayar menuju ke barat melalui Samudra Pasifik dan membantu menyebarkan ubi jalar ke Asia. Proposal ini banyak ditentang karena bertentangan dengan fakta-fakta klimatologi dan antropologi.
E.       Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa setiap tanaman memilki perbedaan dalam sifat morfologi, anatomi maupun fisiologinya, dan juga untuk teknik penanamannya berbeda – beda dari jarak tanam, dalamnya lubang tanam dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA




http://www.kebonkembang.com/panduan-dan-tip-rubrik-35/145.html. Diakses Minggu, 26 Juni 2011. www.google.com

http://www.kebonkembang.com/panduan-dan-tip-rubrik-35/145.html. Diakses Minggu, 26 Juni 2011. www.google.com

http://dewaarka.wordpress.com/2009/04/10/abiotik/. Diakses pada hari Kamis, 2 juni 2011.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem. Diakses pada hari Kamis, 2 juni 2011.
Soemedi, dan A. Handriatni. 2003. Diktat Kuliah Ekologi Tanaman. Pekalongan.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar