Rabu, 15 Januari 2014

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI DAN PRODUKSI BENIH



LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI DAN PRODUKSI BENIH

Disusun sebagai salah satu laporan praktikum semester IV
Mata kuliah Teknologi dan Produksi Benih


FPT-UN~1
 









Oleh :

TONI SETIAWAN








FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2012
KATA PENGANTAR


Assalamu alaikum Wr. Wb
            Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan dengan semangat yang tulus penyusun menyelesaikan laporan ini.
            Delam penyusunan laporan ini banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan serta saran yang bermanfaat dari berbagai pihak. Pada kesempatan yang biak ini dengan segala kerendahan hati penyusun ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada yang terhormat :
1.      selaku dosen pembimbing mata kuliah Teknologi dan Produksi Benih.
2.      Rekan-rekan fakultas pertanian yang telah membantu saran dan bantuan dalam pembuatan laporan  ini kepada penyususn.
Penyusun  telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan laporan  ini penyusun menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat konsumtif sangat membatu dalam penyempurnaan laporan  ini. Penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi pembaca dan ilmu pengetahuan.




Pekalongan, Juni 2011


Penyusun






ACARA I
PENGUJIAN KEMURNIAN BENIH

A.     Tujuan Praktikum
1.      Mengetahui komposisi benih, antara benih yang dijual di pasar dengan benih bersertifikat.
2.      Mengetahui komposisi benih padi yang diuji, yang akan mencerminkan kelompok benih dimana contoh tersebut diambil, dengan cara-cara yang telah ditetapkan.
3.      Latihan menguji kemurnian benih.

B.     Latar Belakang
Sertifikasi benih bertujuan memelihara kemurnian dan mutu benih dari varietas unggul, serta menyediakan secara kontinu kepada petani. Kegiatan pengujian meliputi :
1.      Pengujian lapangan.
2.      Pengujian alat-alat pengolahan benih, cara-cara dan tempat penyimpanan benih.
3.      Pengujian benih di laboratorium.
Pengujian kemurnian benih merupakan salah satu pengujian rutin di laboratorium, disamping penetapan kadar air, pengujian daya tumbuh. Sedangkan  pengujian kesehatan benih, vigor benih dan lain-lain merupakan pengujian khusus.
Pada prinsipnya pengujian pemurnian benih di laboratorium merupakn analisa kemurnian fisik/berdasar identitas yang ditetapkan, dengan jalan memisahkan contoh benih kedalam 4 komponen yaitu komponen benih murni, tanaman lain/varietas lain, benih runput dan kotoran benih.
a.       Benih merni terdiri dari :
·         Biji muda, belah dan rusak
·         Pecahan biji dengan ukuran lebih besar dari setengah ukuran asli
·         Biji yang terserang penyakit
·         Biji yang mulai tumbuh
b.      Varietas lain, meliputi biji-biji pertanian yang tidak termasuk jenis/varietas yang tercantum dalam label.
c.       Benih rumput, meliputi biji-biji yang berasal dari tumbuhan pengganggu.
d.      Kotoran benih, meliputi :
·         Pecahan biji yang ukurannya < setengah ukuran asli. Untuk biji-biji yang tanpa kulit.
·         Biji yang terserang penyakit dan bentuknya berubah.
·         Biji rusak tanpa lembaga.
·         Tanah, pasir, batang, jerami dan sebagainya yang bukan biji.
Benih yang di analisa diatas meja kemurnian adalah contoh kerja, yang berasal dari submited sample (contoh kiriman). Contoh  kiriman  > contoh kerja. Oleh sebab itu dilakukan pengurangan dengan divider (pembagi benih), atau dengan cara ditetapkan.
Besarnya contoh kiriman dan contoh kerja tergantung dari jenis tanaman, seperti terlihat dalam tabel berikut ini :
Jenis tanaman
Berat minimun cotoh
Kiriman
Kerja untuk kemurnian
Padi
400 g
60-70 g
Jagung
1000  g
500 g
Cantle
900 g
50 g
Kacang  tanah
1000 g
500 g
Kedelai
1000 g
500 g
Kacang hijau
1000 g
500 g
Kool
100 g
10 g
Wortel
30 g
3 g





C.     Bahan dan Alat
1.      Benih jagung, kedelai dan padi
2.      Timbangan analitik
3.      Pinset
4.      Petrdish

D.     Prosedur Kerja
1.      Ambillah contoh kerja dari contoh kiriman dengan jalan pengurangan dengan pembagi benih, sehingga diperoleh berat benih yang diinginkan, timbanglah.
2.      Sediakan alat-alat perlengkapannya.
3.      Periksalah contoh kerja sedikit demi sedikit diatas meja permunian dengan teliti, dan pisahkan kedalam komponen-komponennya.
4.      Hitunglah persentase berat komponen-komponen tersebut terhadap berat contoh benih. Persentase benih murni adalah 100% jumlah persentase komponen-komponen tersebut.
5.      Isikanlah hasil perhitungan pada tabel dibawah  ini

E.     Hasil Analisa
Benih
Berat c.k
Berat komponen
Persentase
VL
KB
BM
VL
KB
BM
Jagung
200 g
13,11 g
10,19 g
176,7 g
6,555 %
5,095 %
88,35 %
Padi
60 g
0 g
3,97 g
56,03 g
0 %
6,616 %
93,384 %
Kedelai
500 g
67,57 g
72,94 g
359.49 g
13,514 %
14,588 %
71,898 %







ACARA II
UJI VIABILITAS BENIH
A.     Tujuan Praktikum
Menguji daya kecambah pada beberapa jenis benih pada lingkungan yang optimal.
B.     Latar Belakang
Pengujian benih ditujukan untuk mengetahui mutu dan kwalitas benih. Informasi tersebut tentunya akan sangat bermanfaat bagi produsen maupun konsumen benih. Sebab mereka bisa memperoleh keterangan yang dapat dipercaya tentang mutu atau kwalitas benih.
Viabilitas benih atau daya hidup benih yang di cerminkan oleh dua informasi masing-masing daya kecambah dan kekuatan tumbuh dapat ditunjukan melalui gejala metabolisme benih atau gejala pertumbuhan. Daya kecambah benih erat kaitannya dengan pemasakan biji. Daya kecambah benih akan semakin meningkat dengan bertambah tuanya benih dan mencapai daya kecambah maksimum jauh sebelum masak fisiologis atau berat kering maksimum tercapai. Sesudah itu akan menurun sesuai dengan keadaan lingkungan.
C.     Bahan dan Alat
1.      Benih tanaman pangan (padi dan jagung).
2.      Cawan petri
3.      Aquadest
4.      Kertas merang
D.     Prosedur Kerja
1.      Perlakuan pada metode uji PK (Pada Kertas)
a.       Siapkan cawan petri sebanyak 6 buah dan masing-masing cawan petri diberi alas kertas merang, kemudian basahi dengan aquadest hingga lembab.
b.      Pilih benih padi dan jagung yang baik, tanam secara teratur pada cawan petri. Masing-masing cawan petri diisi 25 butir benih jagung dan 50 butir benih padi.
c.       Kerjakan seperti tersebut diatas bagi 3 ulangan.
d.      Kelembaban substrat harus dijaga sampai pengujian selesai (7 hari).
E.     Hasil Pengamatan
·         Viabilitas Benih Padi
petridis
Hari pengamatan
Pertumbuhan normal
Pertumbuhan abnormal
Tidak tumbuh/mati
1
1
7
1
13
2
3
3
5
4
3
5
6
6
8
7
4
2
1
9
3
8
2
4
3
4
4
6
5
8
6
6
7
2
3
1
9
6
12
2
7
3
5
4
3
5
3
6
4
7
1

Untuk uji praktikum  viabilitas benih/daya kecambah benih pada padi menghasilkan data yang dimana jumlah pertumbuhan benih padi normal itu lebih tinggi dibandingkan benih yang tidak tumbuh/mati, meskipun ada beberapa padi yang abnormal. Meskipun begitu dari 50 benih padi, jika pertumbuhannya < 40 itu belum dikatakan baik atau bisa juga dikatakan cukup baik untuk kwalitas suatu benih.


·         Viabilitas Benih Jagung
Petridis
Hari pengamatan
Pertumbuhan normal
Pertumbuhan abnormal
Tidak tumbuh/mati
1
1
3
4
6
2
2
3
2
4
4
5
1
6
2
7
1
2
1
1
2
2
2
4
3
3
4
3
5
6
6
2
7
2
3
1
2
2
9
2
2
3
1
4
3
5
4
6
1
7
1

Untuk uji praktikum viabilitas benih padi hasilnya kurang lebihnya sama pada viabilitas benih padi. Prosentase benih jagung yang tidak berkecambah itu cukup tinggi, itu terlihat pada hasil pengamatan yang sebelumya telah di lakukan pengamatan yaitu pada petridis 1 yang tidak berkecambah berjumlah 6 benih dan abnormal 4 benih serta pada petridis 3 yang tidak berkecambah berjumlah 9 benih dan abnormal 2 benih.
Jadi, viabilitas benih padi dan jagung pada praktikum yang telah dilakukan itu menghasilkan kesimpulan yaitu viabilitas benih masih bisa dibilang cukup baik.
ACARA III
UJI VIGOR

A.     Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini yaitu untuk pengujian vigor benih dengan melakukan uji kerikil/batu bata dan uji kecepaatan perkecambahan.
B.     Bahan dan Alat
-          Benih tanaman (padi dan jagung)
-          Substratum perkecambahan
-          Kerikil bata
-          Bak pengecambahan

C.     Prosedur Kerja
1.      Ujji kerikil bata
-          Tanam 100 butir benih dalam 2 ulangan kedalam substratum pasir
-          Hamparkan kerikil bata setebal 3 cm diatas benih tersebut
-          Pengamatan dilakukan hanya 1 kali yaitu dengan kriteria kecambah : terkuat, kurang kuat, tidak kuat, dan mati.
-          Lakukan pengamatan pada hari ke-7 (7 x 24 jam)
2.      Kecepatan Perkecambahan
-          Tanam 100 butir benih dalam 3 ulangan dengan metode DAK
-          Hitung tiap hari benih-benih yang berkecambah dan buang
-          Lakukan pengamatan hingga hari ke-7









D.     Hasil Pengamatan

·         Uji vigor Bak 1 (penanaman benih yang  dihamparkan karikil batu bata diatasnya)

Benih

Kecambah benih terkuat
Kecacambah benih kurang kuat
Benih mati/tidak tumbuh
jagung
1
23
2
5
2
27
3
-
Padi
1
47
-
13
2
44
-
16


·         Uji vigor Bak 2 (penanaman benih tanpa hamparan kerikil batu bata diatasnya)

Benih
Perlakuan
Benih yang berkecambah
Keterangan
jagung
Dipendan (1)
12 benih
Sebagian benih di rusak/dimakan tikus
Dipendam (2)
25 benih
5 benih tidak tumbuh/mati
Tidak dipendam (1)
0
Dirurak/di makan tikus semua
Tidak dipendam (2)
0
Dirusak/di makan tikus semua
Padi
Dipendam (1)
49 benih
11 benih tidak tumbuh/mati
Dipendam (2)
2 benih
Sebagian benih Dirusak/di makan tikus
Tidak dipendam (1)
7 benih
Sebagian benih dirusak/di makan tikus
Tidak dipendam (2)
49 benih
11 benih tidak tumbuh/mati




·         Uji vigor 50 x 3 Benih Padi pada petridis
Petridis
Hari pengamatan
Jumlah benih padi yang berkecambah
1
1
7 benih
2
8 benih
3
13 benih
4
4 benih
5
6 benih
6
5 benih
7
7 benih
Jumlah benih yang tidak tumbuh/mati

6 benih
2
1
7 benih
2
10 benih
3
6 benih
4
4 benih
5
7 benih
6
5 benih
7
6 benih
Jumlah benih yang tidak tumbuh/mati

5 benih
3
1
5 benih
2
7 benih
3
6 benih
4
12 benih
5
5 benih
6
5 benih
7
5 benih
Jumlah benih yang tidak tumbuh/mati

5 benih


ACARA IV
DORMANSI BENIH

A.     Tujuan Praktikum
Mengetahui masa/periode dormansi dan cara pemecahan dormansi
B.     Latar Belakang
Benih dikatakan dorman apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah memenuhi syarat bagi suatu perkecambahan.
Dormansi benih dapat disebabkan olh keadaan fisik dari kulit biji dan keadaan fisiologis embrio atau kombinasi dari kedua keadaan tersebut. Faktor yang menyebabkan hilangnya dormansi pada benih sangat bervariasi, tergantung pada jenis tanaman dan tipe dormansi antara lain :
1)      Temperatur yang rendah pada musim dingin
2)      Perubahan temperatur yang silih berganti
3)      Menipisnya kulit biji
4)      Hilangnya kemampuan untuk menghasilkan zat-zat penghambat perkecambahan
5)      Adanya kegiatan mikroorganisme

C.     Bahan dan Alat

1)      Benih padi yang dorman
2)      Bak pengecambahan
3)      Substrat pengecambahan (pasir)
4)      Kompor gas dan panci
5)      Air
6)      Saringan teh
7)      Gelas ukur


D.     Prosedur Kerja

1.      Periode Dormansi
a.       Perlakuan pertama, tanam 25 benih padi yang baru di panen dalam 4 ulangan dengan substratum perkecambahan pasir.
b.      Perlakuan kedua, tanam 25 benih setiap petridis yang berjumlah 6 buah.
c.       Kelembaban harus dijaga sampai pengujian selesai.
d.      Catat lamanya waktu setelah perkecambahan benih mencapai 80%
2.      Memecahkan Dormansi
a.       Rendam benih kedalam air mendidih pada suhu ± 70°c selama ± 10 menit.
b.      Kemudian tanam benih tersebut sesuai jumlah dan perlakuan yang telah ditentukan.
c.       Kelembaban dijaga sampai pengujian selesai.
d.      Hitung daya kecambahnya dan bendingkan dengan kontrol.
e.        
E.     Hasil Pengamatan

·         Dormansi Benih Padi
Media
Perlakuan
Pasir
(bak)
Di rendam air mendidih
Tidak di rendam
1
(25 padi)
2
(25 padi)
3
(25 padi)
1
(25 padi)
2
(25 padi)
1
(25 padi)
∑ Padi yg brkecambah
0
0
0
2
1
3














Di rendam air mendidih
Tidak di rendam
Kertas (petridis)
1
(25 padi)
2
(25 padi)
3
(25 padi)
1
(25 padi)
2
(25 padi)
3
(25 padi)
∑ Padi yg brkecambah
0
1
1
5
8
2







ACARA V
MENGHITUNG KADAR AIR BENIH

A.     Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui kadar air pada benih padi.

B.     Latar Belakang
Proses gabah menjadi beras melalui tahapan dimulai dari kegiatan pemanenan, perontokan, pengeringan dan penggilingan. Setiap tahap kegiatan memerlukan penanganan dengan teknologi yang berbeda-beda. Semua hasil pertanian mengandung air yang ada di permukaan maupun yang ada di dalam gabah itu sendiri. Gabah memiliki 2 (dua) komponen utama yaitu air dan bahan kering. Banyaknya air yang dikandung dalam gabah disebut kadar air dan dinyatakan dengan persen (%). Pengeringan dilakukan karena kadar air gabah panen umumnya masih tinggi yaitu 20 %–25 % tergantung cuaca pada saat pemanenan. Pengeringan gabah adalah suatu perlakuan yang bertujuan menurunkan kadar air sehingga gabah dapat disimpan lama, daya kecambah dapat dipertahankan, mutu gabah dapat dijaga agar tetap baik (tidak kuning, tidak berkecambah dan tidak berjamur), memudahkan proses penggilingan dan untuk meningkatkan rendemen serta menghasilkan beras gilingan yang baik.
Cara pengeringan benih ada dua macam, yaitu pengeringan secara alami (yaitu dengan menjemur atau mengangin-anginkan benih di bawah terik matahari dengan tujuan air yang terkandung pada benih menguap), dan pengeringan secara buatan (yaitu dengan tenaga mekanis, bahan penyerap air yang umumnya menggunakan mesin pengering/dryer).

C.     Bahan dan Alat

·         Benih padi
·         Mangkok kecil/mortar
·         Grain Moisture Meter
·         Timbangan analitik
·         Oven


D.     Prosedur Kerja
a.       Pengeringan benih dengan matahari
-          Ambil benih secukupnya dan hitung kadar air benih pada alat Grain Moisture Meter sebanyak 3 kali ulangan
-          Catat hasil kadar air pada benih padi dan hitung rata-ratanya
b.      Pengeringan benih dengan oven
-          Sediakan 2 mangkok kecil, dan timbang mangkok kecil tersebut
-          kemudian ambil benih padi rata-rata setiap mangkok kecil berisi 50 gram benih padi, kemudian jumlah 50 garam padi dengan berat wadahnya.
-          Kemudian masukan ke oven untuk di keringakan, dengan tujuan mengetahui perbandingan kadar air benih setelah di keringan dengan oven dan sebelum di keringakan dengan oven. Hitung rata-ratanya.

E.     Hasil dan Pembahasan

a.       Pengeringan Benih Alami

Menghitung rata-rata kadar air pada benih padi dalam 3 kali ulangan

Benih
Kadar Air Benih
I
Padi
18,3 %
II
Padi
18,6 %
III
padi
18,6%
∑ Kadar air
55,5 %
∑ Rata-rata
18,5 %









b.      Pengeringan Benih Buatan (dengan Oven)
Menghitung perbandingan  rata-rata  kadar air setelah di oven dan sebelum di oven.
Rumus mengitung Kadar air benih
B – C x 100 %
B – A

Berat wadah 48 gram
Berat wadah + benih padi sebelum di oven :
-          Wadah I         = 98 gram
-          Wadah II        = 98 gram

Setelah di oven selama 30 menit, hitung kembali berat benihnya
-          Wadah I         = 96,30 gram
-          Wadah II        = 96,55 gram

Jadi, berat benih padi mengalami penurunan setelah di oven selama 30 menit sebanyak 1,70 gram dan 1,45 gram.
Menghitung kadar air benih :
98 – 96,30  x 100 % = 0,034 x 100 %  =3,4 %
98 – 48

98 –96,55x 100 %    = 0,029 x 100 % = 2,9 %
98 – 48

Kadar air pada benih setelah di oven,
Cawan I
Cawan II
Kadar Air Benih Padi
Kadar Air Benih Padi
18, 3 %
18, 3 %
18, 4 %
18, 5 %
18, 3 %
18, 3 %
∑ kadar air benih 55 % / 3
∑ kadar air benih 55, 1 % / 3
∑ rata-rata 18, 4 %
∑ rata-rata 18, 3 %



ACARA  VI
PROSESING BENIH

A.     Tujuan Praktikum
a.       Mengetahui prosesing benih
b.      Mengetahui rangkaian kegiatan
c.       Mengetahui cara-cara prosesing benih

B.     Kegiatan
Orientasi lapangan
C.     Bahan dan Alat
-          Alat tulis

D.     Pelaksanaan dan Pengamatan

Prosesing benih mempunyai beberapa kelas diantaranya kelas SS (ungu), BS (merah), FS (putih), dan ES (biru). Untuk lokasi produksi benih Sang Hyang Sri itu prosesing benih kelas SS (ungu).
a.       Rangkaian kegiatan pada prosesing benih adalah :
1.      Pengeringan benih
Proses pengeringan yang di terapkan pada lokasi produksi benih Sang Hyang Seri adalah pengeringan alami, yang dimana pengeringan dalam  hal in i dengan memanfaatkan panas terik sinar matahari dan mengangin-anginkannya. Prose pengeringan berlangsung selama 1-3 hari tergantung keadaan cuaca (mendung atau cuaca terik). Penjemuran dilakukan pada tempat yang luas dan bebas sinar matahai serta jauh dari unggas (tidak mungkin). Penjemuran sebaiknya dilakukan  pada pukul 07.00-16.00 atau tergantung pada intensitan sinar matahari.
Untuk benih padi yang akan melalui proses pengeringan sebaiknya benih padi yang di ambil dari petani yang baru di panen harus langsung di keringkan. Pengeringan dilakukan hingga kadar air benih 12-13 %.


 Ada beberapa kelemahan dalam pengeringan secara alami ini :
-          Memerlukan banyak tenaga
-          Pengeringan tergantung cuaca
-          Memerlukan lahan yang cukup luas
2.      Pemilahan / Sortasi
Pemilahan benih yang dilakukan oleh produksi benih Sang Hyang Sri yaitu dengan menggunakan mesin pemilah benih. Masin tersebut mampu  memilah antara benih murni dengan kotoran, varietas lain dan benih rusak.
3.      Pemberian obat pencegah hama-penyakit
Pemberian obat dilakukan dengan tujuan untuk menghindarkan benih terserang/termakan oleh hama dan terserang penyakit, sehingga kerusakan benih yang akan menyebabkan terhambatnya bahkan tak mampu berkecambah itu tidak terjadi atau meminimalisir terjadinya kerusakan benih.
4.      Pembungkusan / Pengemasan
Pengemasan dalam hal ini juga dilakukan dengan mesin, sehingga membutuhkan waktu yang singkat dan tenaga kerja yang sedikit.
5.      Produksi
Sebelum benih di produksi hasul melalui proses yang namanya uji kwalitas benih atau sertifikasi benih. Sertifikasi dilakukan di BPSB (Badan Pengujian dan Sertifikasi Benih). Setelah lulus sertifikasi benih barulah benih bisa di produksi ke petani-petani. Produksi benih harus sesuai dengan dari mana benih padi tersebut diambil, identifikasinya yaitu asal lapangan, nomor kelompok benih, jenis varietas, jumlah benih, tanggal panen. Masa kadaluarsa benih terhitung 9 bulan dari semenjak panen.
6.      penyimpana benih
kendala yang dihadapi dalam  penyimpanan benih yaitu keberadaan hama (seperti tikus, burung, kutu beras dll). Untuk memecahkan kendala tersebut, pihak Sang Hyang Sri menggunakan obat yang sifatnya membasmi hama tersebut, obat yang diberikan berbentuk pil dan pil tersebut diletakkan disekitar tumpukan-tumpukan benih. Sebelumnya untuk menghindari benih termakan hama, pihaknya telah menutupi tumpukan-tumpukan benih dengan plastik yang berukuran besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar