Rabu, 15 Januari 2014

LAPORAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN ANALISA BAHAN DAN HASIL PERTANIAN



LAPORAN PRAKTIKUM
PENGETAHUAN ANALISA BAHAN DAN HASIL PERTANIAN

 Dosen pengampu: Anwar Fauzan , S.TP, MP



FPT-UN~1
 








Disusun oleh:


Toni Setiawan  10.0678. D






LABORATORIUM KIMIA
JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULITAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
PEKALONGAN
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil praktikum Budidaya Tanaman Tahunan.
Dengan selesainya penyusunan laporan hasil praktikum ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Bapak Anwar fauzan, S.TP. MP Selaku Dosen Pengampu Mata kuliah dan Pembimbing praktikum pengetahuan dan analisa bahan hasil pertanian.
2.      Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu selesainya laporan hasil praktikum.

Kami menyadari bahwa laporan hasil praktikum ini masih belum sempurna. Akhir kata semoga laporan hasil praktikum ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.






Pekalongan,  10 Januari 2013



Penulis


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................              i
KATA PENGANTAR..............................................................................             ii
DAFTAR ISI..............................................................................................            iii

ACARA I       SIFAT UJI FISIKA 
1.1.Tujuan…………………………………………...........              1
1.2.Landasan teori ...……………………………………..              1
1.3.Bahan dan alat ……………………………………….     2
1.4.      Prosedur kerja………………………………………...           3   
1.5.Analisa data dan pembahasan ......................................              4
1.6.Kesimpulan ..................................................................              5

ACARA II     SIFAT UJI ARGONOLEPTIK     
2.1.Tujuan…………………………………………...........              7
2.2.Landasan teori ...……………………………………..              7
2.3.Bahan dan alat……………………………………......              8
2.4.Prosedur kerja…………………………………….......              8   
2.5.Analisa data dan pembahasan ......................................              9
2.6.Kesimpulan ..................................................................            10

ACARA III    SIFAT UJI KIMIA  
3.1.Tujuan…………………………………………...........           11
3.2.Landasan teori ...……………………………………..            11
3.3.Bahan dan alat ……………………………………….          15
3.4.Prosedur kerja………………………………………...   17   
3.5.Analisa data dan pembahasan ......................................            19
3.6.Kesimpulan ..................................................................            22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN






ACARA I
UJI SIFAT FISIKA


1.1  TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui tentang cara menghitung ketebalan, luas, panjang dan lebar daun.
1.2        LANDASAN TEORI
         Pada umumnya pengujian fisik dilakukan dengan menggunakan alat-alat fisika, tetapi dapat juga dilakukan secara visual, alat-alat fisika digunakan untuk pengujian sifat fisika seara kuantitatif, sedangkan pengujian kuantitatif atau yang bersifat subyektif cukup dilakukan secara visual.
                  Dasar-dasar pengujian yang diuraikan dibawah ini meliputi:
1.      penetapan ukuran dan bentuk
2.      pengukuran kerapatan dan bobot jenis
3.      pengukuran suhu
4.      pengukuran kekerasan / keempukan
5.      penetapan kekeruhan / kejernihan

Bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian dan hasil olahnya merupakan factor penentu metu yang dapat langsung diukur dan diawasi karena pada umumnya seluruh permukaan atau bagian luarnya kelihatan jelas. Tahap pertama didalam menggolongkan bahan hasil tahap pertama didalam menggolongkan bahan hasil pertanian adalah dengan dasar ukuran dan bentuknya ukuran dan bentuk bahan hasil pertanian sangat mempengaruhi keseragamannya, tetapi dapat juga memberi ukuran bagi para konsumen dalam menentukan harga.
Sifat fisik bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan merancang suatu alat khusus untuk suatu produk hasil pertanian atau analisa prilaku produk dan cara penanganannya. Karakteristik sifat fisik pertanian adalah bentuk, ukuran, luas permukaan, warna, penampakkan, berat, porositas, densitas dan kadar air. Bentuk dan ukuran sangat penting dalam perhitungan energi untuk pendinginan dan pengeringan, rancangan pengecilan ukuran, masalah distribusi dan penyimpanan bahan, seperti elektoistatistik, pantulan cahaya dalam evaluasi warna, dan dalam pengembangan alat grading dan sortasi (Suharto, 1991).         

Berat jenis dari produk pertanian dapat digunakan untuk menduga kematangan dari buah. Volume merupakan salah satu sifat fisik yang banyak digunakan dalam perhitungan awal menduga sifat fisik yang lain seperti massa jenis. Volume bahan pangan dapat dihitung dengan menggunakan pengukuran berdasarkan pendekatan aproksimasi (pendekatan geometris) dan dengan menggunakan metode platform scale.

1.3        BAHAN DAN ALAT
Alat        : 1. Jangka sorong
2.  Penggaris
3.  Timbangan digital
Bahan    : 1.  Daun jambu
2.  Kertas bufalo
1.4  PROSEDUR KERJA
1.      Menghitung luas daun :
·      Siapkan daun mangga kemudian ukur dengan menggunakan jangka sorong
2.      Menghitung luas daun :
·      Potong kertas bufalo dengan ukuran 40 cm X 20 cm
·      Kertas ditimbang (a) , setelah ditimbang gambarkan bentuk daun jambu yang akan diukur luasnya pada ketas tersebut.
·      Kemudian guting bentukan tersebut, kemudian dibuang
·      Timbang sisa gutingan kertas tad (b)
·      Kemudian hitung dengan rumus
3.      Menghitung panjang dengan mengukur panjang daun memakai jangka sorong
4.      Menghitung lebar dengan mengukur lebar daun di empat bagian
5.      Menghitung luas daun dengan menggunakan Simpson’s Rule :
·           Pada suatu kertas polos gambarkan bentuk bahan yang akan ditentukan luasnya scara tetap.
·           Kemudain buatlah garis mendatar dibawah bentukan tersebut (garis OX)
·           Bagilah garis OX enjadi potongan sama panjang yang genap banyaknya.
·           Tarik garis tegak lurus pada setiap titik padda garis OX sehingga memotong  garis l dan k.
·           Garis h0 tegak lurus pertama (h0) ditambanh dengan garis tegak lurus terakhir (h0), dan setiap garis bernomor ganjil ( h1, h 3, h 5, dan h 7 ) diklikan dengan 4 sedangkan yang bernomor genap (h2, h4, h6, ) dikalikan 2
·           Bidang yang dibatasi oleh garis OX dengan garis l disebut A1 dan bidang yang dibatasi oleh garis OX dengan k disebut A2.
·           Luas benda = luas A1-A2

5.1    Hasil pengamatan
1.      Menghitung ketebalan
  0,57

2.      Menghitung luas daun
Panjang kertas            =  21 cm
Lebar kertas               = 7,5 cm
Berat kertas ditimbang (a)                 = 1,77 gr
Berat kertas setelah dipotong (b)       = 1,60 gr
C = a-b
   = 1,77 – 1,60
   0,17 gr

Luas daun      =   x Luas kertas
                       =  X (21 X 7,5)
                       =  X 157,5
                       = 16,73 cm2

3.      Panjang daun 7,96cm
4.      Lebar daun     =  0,112 cm
5.      Menghitung luas dengan cara Simpsons Rule
Luas A1     = 1/3 a ( h0 + 4h11 + 2h21  + 4h31 + 2h 41+ 4h51 + 2h61+ 4h71+ h8 )
Luas A2     = 1/3 a ( h0 + 4h12 + 2h22  + 4h32 + 2h 42+ 4h52 + 2h62+ 4h72+ h8 )
Ket : a adalah panjang potongan pada garis OX

Luas daun      = Luas A1 – A2
Luas A1             = 1/3 a ( h0 + 4h11 + 2h21  + 4h31 + 2h 41+4h51 +2h61+4h71+h8 )
= 1/3 ( 0,6) X (2,9 + 4x3,8 + 2x4,1 + 4x4,2 + 2x4,3 + 4x4,2 + 2x4,2+ 4x3,9+ 2x3,6+4x3,5+2x3,2+4x2,9+2x2,5+2,5)
                       = 0,2X (139,2)
                       = 27,4 cm2

Luas A2             = 1/3 a ( h0 + 4h12 + 2h22  + 4h32 + 2h 42+4h52 +2h62+4h72+h8 )
= 1/3 ( 0,6) X (2,9 + 4x1,6 + 2x1,3 + 4x1,1 + 2x1,1 + 4x1,2 + 2x1,3+ 4x1,5+ 2x1,7+4x1,8+2x1,9+4x2,1+2,5)
                      
                       = 0,2x (5,8)
                       = 11,6 cm2
Luas daun      = Luas A1 – A2
                       = ( 27,4 – 11,6)cn
                       = 16,24cm2


1.5        KESIMPULAN
Pengukuran luas daun jambu dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan penimbangan dan Simpons Rule, hasil yang diperolah dari pengukuran Simpson’s Rule berbeda jauh dengan cara penimbangan hal ini dikarenakan pengukuran yang kurang teiti sehingga menyebabkan hasil yang diperoleh memiliki selisih yang sedikit.

















ACARA II
UJI ORGANOLEPTIK


2.1        TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui tentang cara analisis bahan pertanian ataupun dengan non pertanian dengan uji organoleptik.

2.2        LANDASAN TEORI
Uji organoleptik didasarkan pada kegiatan penguji-penguji rasa (panelis) yang pekerjaannya mengamati, menguji dan menilai secara argonoleptik.

Sebagai contoh rasa enak hasil dari sejumlah faktor pengamatan yang masing-masing mempunyai sifat-sifat tersendiri, misalnya:
-          Tekstur (konsistesi) adalah hasil pengamatan yang didapat lunak, keras, bersari liat, renyah dan sebagainya.
-          Rasa (taste) dengan 4 dasar sifat rasa yaitu: manis asam, asain dan pahit
-          Bau (odour) dengan berbagi sifat seperti: harum, amis, apek dan sebagainya.

          Uji organoleptik adalah pengujian secara subyektif yakni suatu pengujian penerimaan selera makanan (accep tance) yang didasarkan atas uji kegemaran (perference) dan analisa pembedaan (difference amalisis) sehingga dapat digolongkan menjadi:
a.       Psikofisik       : uji perbedaan
b.      Psikometrik    : uji kegemaran, uji penilaian dengan angka dan uji ahli
 penguji rasa
c.       diskripsi fenomena : uji profil rasa
Untuk menilai atau menguji secara organoleptik adalah diperlukan
a.      lingkungan suasana tenang dan bersih
b.     peralatan yang bebes bau
c.      bahan contoh yang tepat
d.     standar bahan contoh
e.      para panelis yang terlatih

2.3         BAHAN DAN ALAT
1.      Threshold test
Tujuan : untuk mengetahui ambang batas.
Alat dan Bahan :
Alat :
Ø  Petridis
Ø  Bakerglass
Ø  Pengaduk
Ø  Kompor
Ø  Panci
Ø  Sendok
Ø  Ember
Ø  Kertas label
Ø  Formulir test
Bahan :
Ø  Gula pasir
Ø  Air

2.      Uji duo trio
Alat dan Bahan :
Ø  2 macam Kacang atom ( kacang atom deka dan kacang atom garuda )
Ø  Petridis
Ø  Kertas label
Ø  Formulir test
3.      Uji triangle test
Alat dan Bahan :
Ø  2 macam kacang atom ( kacang atom deka dan kacang atom garuda )
Ø  Petridis
Ø  Kertas label
Ø  Formulir test
4.      Hedonic test
Alat dan Bahan :
Ø  2 macam keripik singkong (  keripik singkong Qtela dan keriping singkong cepayung)
Ø  Petridis
Ø  Kertas label
Ø  Formulir test

2.4    PROSEDUR KERJA
1.      Uji threshold
Mengetahui ambang batas dari rasa manis.
Dengan cara membuat larutan gula dari berbagai konsentrasi yaitu 10 tingkat konsentrasi ;
0 %           : kontrol          
0,05 %      : 0,5 gram
0,10 %      : 1 gram
0,15 %      : 1,5 gram
0,20 %      : 2 gram
0,25 %      : 2,5 gram
0,30 %      : 3 gram
0,35 %      : 3,5 gram
0,40 %      : 4 gram
0,45 %      : 4,5 gram
Pertama menimbang garam sebanyak konsentrasi yang dibutuhkan caranya : konsentrasi x 1000 =      garam.
1.    Sebelumnya memasak air terlebih dahulu sampai matang atau mendidih.
2.    Setelah air matang, siapkan 10 baker glass isi dengan 1 liter air yang sudah matang tadi dan beri label keterangan tentang besarnya konsentrasi. Masukkan garam yang sudah ditimbang kedalam baker glass yang sudah diberi label tiap konsentrasinya dan aduk sampai garam larut.   












Can: 0,10%
Can: 0,15%
Can: 0,20%

Can: 0 %
Can: 0,05%

 


415           142             241            514                137        









Can: 0,30%
Can: 0,35%
Can: 0,40%
Can: 0,45%
 
Can: 0,25%     

                                       225            284          673             102           713         

3.    Setelah itu siapkan 10 petridis yang sudah diberi kode angka yang berbeda konsentrasinya(sebelumnya diberi label  tiap konsentrasinya sebelum diberi kode angka untuk memudahkan memasukkan larutan garam sesuai konsentrasinya), kemudian masukkan larutan garam ke petridis yang berbeda konsentrasinya.
4.    Setelah semua siap, sample siap di uji oleh seorang panelis dengan cara diacak tidak urut dengan konsentrasinya. Panelis akan menguji batas keasinan yang dirasakan panelis dari sample yang sudah dibuat.












Can: 225
Can: 415
Can: 102
Can: 514
Can: 673
 
                                











Can: 137
Can: 142
Can: 213
Can: 241
Can: 284
 



Gambar sample yang sudah di acak

2.      Uji Duo Trio
1.      Siapkan cawan/petridis, lalu siapkan bahan yang akan diuji yaitu makanan berupa kacang atom  dengan merk berbeda. Disediakan tiga contoh bahan dengan satu contoh sebagai kontrol(baku). Misalnya :







Oval: R (pembanding)/contoh baku
Oval: 521 (contoh lain)
Oval: 307 (contoh yang sama dengan R)
 




2.      Ujilah dua contoh yang berkode tersebut berdasarkan sifat karakteristik (warna, tekstur, rasa dan aroma) dibedakan terhadap contoh baku. Ini dilakukan oleh panelis.
3.      Kemudian berilah tanda yang sudah ditentukan pada formulir yang sudah disiapkan untuk diisi oleh panelis.

3.         Uji Triangle Test
1.    Siapkan  cawan/petridis. Ada 3 sample kacang atom  yang 2 sample diisi dengan kacang atom yang sama yaitu kacang atom deka dengan kode 601 yang sama dengan kode 071 (S) dan 1 sample diisi dengan kacang atom yang berbeda yaitu kacang atom garuda dengan kode 459 .Caranya :









Flowchart: Magnetic Disk: 071
Flowchart: Magnetic Disk: 601
Flowchart: Magnetic Disk: 459
 


                           Sample sama (S)      sample sama                 sample berbeda
Sample diatas sudah diacak sebelum diserahkan kepada panelis
2.    Setelah semua siap, berikan kepada panelis untuk diuji dan panelis menuliskan hasilnya pada formulir yang sudah disiapkan yang diuji panelis adalah panelis menetapkan 2 contoh yang sama dan 1 contoh yang berbeda, dan membuat pembahasan serta kesimpulan.

4.    Hedonic  test
1.    Siapkan  cawan/petridis. Ada 2 sample keripik singkong dengan merk yang berbeda yaitu keripik singkong qitela (071) dan keripik singkong cepayung ( 601) .Caranya :







Flowchart: Magnetic Disk: 5071
Flowchart: Magnetic Disk: 601
 


                           Sample qitela                  sample cepayung                
Sample diatas sudah diacak sebelum diserahkan kepada panelis
3.    Setelah semua siap, berikan kepada panelis untuk diuji dan panelis menuliskan hasilnya pada formulir yang sudah disiapkan yang diuji panelis adalah panelis menetapkan dan membandingan keduanya, antara warna, kerenyahan, flavor/aroma, rasa, dan kesukaan keseluruhan.








2.5 HASIL PENGAMATAN
1.      Uji threshold Test

Panelis
Kode Sampel Dan Responnya
jmlh
%
225
415
102
514
673
137
142
713
241
284
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
6
60%
2
0
1
1
1
1
1
0
1
 0
1
8
80%
3
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
7
70%
4
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
4
40%
5
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
6
60%
6
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
7
70%
7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0%
8
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
6
60%
9

1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
6
60%
10
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
90
90%
Jmlh
5
7
6
7
5
7
4
7
3
5


%
 50%
  70%
60%
70%
50%
70%
40%
70%
30%
50%



Keterangan :
1      : Benar
0      : Salah
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil uji 10 panelis di atas hanya 1 panelis yang menjawab 90% dengan tepat, dan terendah yang menjawab 00% hanya 1 panelis. Pada kode sampel 137, 415, 713, 514 yaitu sempel dengan gula  dengan konsentrasi 0%,15%,20%,45%   panelis menjawab 70% tepat. Dalam uji ini rata-rata penlis masih banyak yang kurang tepat.

2.      Uji Duo Trio
Tabel dari hasil analisis para panelis, dicari Contoh yang berbeda :
No
Kode sampel
Keterangan
(B/S)
Kriteria penilaian
307
521
Warna
Tekstur
Rasa
Aroma
1
ü     

S
Putih kecoklatan
lonjong
Gurih
gurih
2
ü     

S
Putih kecoklatan
Kasar
renyah
Tidak ada aroma
3
ü      

B
Putih butek
Kasar
Gurih
apek
jmlh
3

1





Keterangan :
Kode sampel
512  = Kacang atom garuda
307 = Kacang atom deka
B/S : Benar/Salah
Kesimpulan yang dapat diambil adalah dari 3 panelis yang menguji hanya ada 1 panelis yang menguji dengan tepat dan  2 panelis lain salah dalam menguji atau menganalisis. Rata rata pada sampel pada kode sampe 307 (kacang deka) memiliki warna putih, tektur renyah, rasa gurih, dan aroma biasa saja seperti kacang atom lainnya.

3.      Uji Triangle Test
Tabel dari hasil analisis para panelis, dicari Contoh yang berbeda :
No
Kode sampel
459
B/S
Kriteria penilaian

601
071
Warna
Tekstur
Rasa
Aroma

1
ü   

S
Putih kekuningan
Renyah
Gurih
biasa

2

ü     
B
Putih kekuningan
Renyah
Manis asin
apek

3
ü   

B
Putih
Tiadak rata
Manis
Apek


4

ü   
B
Putih keruh
Halus
Gurih
apek
5

ü   
S
Pekat
Lembut
Gurih
Bawang

jmlh
2
3



















Keterangan :
B/S : Benar/Salah
601 : 071 =  Kacang  Atom Deka
459  = Kacang Atom Garuda
Kesimpulan yang dapat diambil adalah dari 5 panelis yang menguji 3 panelis yang menguji dengan tepat dan  2 panelis lain salah dalam menguji atau menganalisis. Rata rata pada sampel pada kode sampe 601  (kacang deka) memiliki warna putih, tektur renyah, rasa gurih, dan aroma yang lebih menyengat dari kacang atom garuda.



4.      Uji Kesukaan ( Hedonic Test )
Tabel dari hasil analisis para panelis, dicari Contoh yang berbeda :
No
Kode sampel
Jenis pengujian
Kesukaan keseluruhan
keterangan
Warna
Kerenyahan
Flavor
Rasa
1
071
2
1
1
2
2
suka
601
2
2
2
2
2
suka
2
071
1
1
2
3
1
sangat suka
601
2
2
4
2
1
Sangat suka
3
071
1
1
1
1
1
sangat suka
601
2
3
2
2
2
 suka
4
071
3
1
2
1
2
suka
601
2
3
2
3
3
Agak suka
5
071
2
2
2
2
2
suka
601
3
3
1
3
4
tidak suka

Keterangan :
Kode sampel : 071      =  Keripik singkong qtela
601       =  keripik singkong capayung
Nilai :  1 = Sangat suka          4 = Tidak suka
  2 = Suka                    5 = Sangat tidak suka
  3 = Agak suka

Kesimpulan yang dapat diambil adalah dari 5 panelis yang menguji lebih menyukai keripik singkong qtela dibanding keripik singkong capayung, karena dari kelima panelis tersebut seluruhnya  memberi nilai 2 semua yang menyatakan sangat suka. Untuk rasa, kerenyahan, flavor/aroma, dan rasa juga dominan suka pada keripik singkong Qtela.


2.6    KESIMPULAN
Dari uji ambang batas ( Threshold test ), uji duo trio, uji triangle test  rata-rata panelis yang menguji kurang tepat. Kepekaan panelis terhadap sampel yang diuji masih kurang sehingga hasil  tidak sesuai dengan sampel. Hal ini membuktikan menjadi seorang panelis tidaklah mudah, membutuhkan kepekaan dan ketelitian yang lebih tinggi. Sedangkan pada uji kesukaan (hedonic test) kesukaan keseluruhan sangat suka pada keripik singkong Qtela.
























ACARA III
UJI SECARA KIMIA


3.1.  Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui cara menguji bahan pertanian dengan menguji secara kimia..
3.2.  Dasar Teori
1.      Uji kadar air bahan
Pengukuran kadar air pada umumnya dilakukan dengan menguapkan air yang terkandung, kemudian menimbang bobot hasil keringnya, sampai bobot konstan.
Presentase air yang menguap dari bahan adalah kadar air bahan. Cara yang umum dilakukan untuk mengukur kadar air adalah cara destilasi, presentase kadar air dapat diketahui secara langsung.
Prinsip penetapan  kadar air dengan metode pengeringan pada dasarnya adalah mengusahakan penguapan air dari bahan dengan cara memberikan energi panas. Bahan yang akan ditetapkan kadar airnya dipanaskan pada suhu tertentu (1050C), kehilangan bobot selama penguapan merupakan kadar air bahan tersebut.
Penetapan kadar air dengan menggunakan metode ini mempunyai kelemahan, yaitu bahan – bahan organik atau gas – gas mudah menguap (volatile) dari bahan ikut menguap, sehingga akan mengurangi ketelitian.
Faktor – faktor yang mempengaruhi ketelitian penetapan tersebut adalah : suhu pengeringan, kelembaban ruang pengering, pergerakan udara dalam pengering, tekanan ruang pengering, tabal lapisan dan ukuran contoh, konstruksi alat pengering dan jumlah bahan serta posisinya dalam alat pengering (oven). Ada dua metode pengeringan, yaitu metoda oven udara dan metoda oven vakuum.
2.      Uji kadar lemak
Lemak atau minyak adalah senyawa trigiserida yang dapat larut pada pelarut lemak atau minyak, seperti : khloroform, eter, benzena.
Pengujian sifat kimia lemak atau minyak pada umumnya meliputi : jenis, kemurnian terutama terhadap pelarut organik, sifat penyabunan, jumlah ikatan rangkap atau derajat ketidakjenuhan, ketengikan dan lain – lain.
Dalam penetapan kadar lemak dan minyak dari suatu bahan dapat dilakukan dengan berbagai macam metoda, antara lain :
Ø  Penetapan kadar lemak dan minyak
Pada prinsipnya percobaan ini adalah memisahkan lemak atau minyak dari suatu bahan (padat) dengan menggunakkan alat ekstraksi Soxhlet dengan pelarut lemak (khloroform, petroleum eter, hexana). Apabila contoh yang digunakkan mempunyai kandungan air dan bahan – bahan menguap lebih dari 10%, maka lakukan pengeringan pendahuluan didalam oven (80%) atau dengan menambahkan 2 – 3gram Na2SO4 anhidrat pada setiap 5  gram contoh. Larutan hasil ekstraksi harus jernih, jika hasilnya kurang bersih, dilakukan penyaringan terlebih dahulu sebelum diuapkan dalam oven.

3.3.  Alat dan Bahan
I.                   Uji kadar air
Alat :
·         Alu dan mortar atau blender
·         Timbangan analitik
·         Oven
·         Cawan porselin
·         Desikotur
·         Tang crush/tag penjepit
Bahan :
·         Jagung
II.                Uji kadar lemak
Alat :
·         Sokhlet (labu timbang / labu asah, pendingin balik)
·         Mortar/blender
·         Timbangan analitik
·         Kertas saring
·         Oven

Bahan :
·         Kacang tanah
·         Pelarut organik ( Hexsan)

3.4.  Prosedur kerja
I.                   Uji Kadar Air
1.      Jagung dihaluskan menggunakan mortar atau diblender.
2.      Timbang jagung yang sudah dihaluskan sebanyak 2 gram. Sebelumnya cawan porselin untuk tempat jagungnya ditimbang terlebih dahulu yang sebelumnya sudah di oven selama 1 jam dan didinginkan 5 – 15 menit. Setelah itu baru masukkan jagung ke cawan dan ditimbang.
3.      Setelah itu cawan beserta jagung yang sudah ditimbang dimasukkan oven selama 3 jam dengan suhu 105oC setelah 3 jam keluarkan dan dinginkan 5 – 15 menit. Lalu kita timbang dan catat hasilnya.
4.      Lalu kita ulangi lagi dengan mengovennya kemblai selama 30 menit, setelah itu dinginkan 5 – 15 menit kemudian ditimbang lagi. Ulangi 1x lagi sehingga kita mendapat berat akhirnya. Seberapa banyak berkurangnya berat jagung awal sampai penimbangan terakhir.
5.      Catatan karena waktu praktikum singkat maka pengovenan dilakukan 1x saja selama 3 jam yang kemudian ditimbang untuk dicatat berat akhirnya.







Bevel: Oven 2jam, suhu 100oCcawan + sample
                                                                                                                  dinginkan 5-15”
      jagung  dihaluskan            timbang 2gr (b gr)
Bevel: Oven 2jam
1000

100
                                                            Ditimbang (cawan kosong=a gr)         ditimbang

















Bevel: Oven 30”, suhu 105oC

 
     Cawan                                            desikutor
                                                            5 – 15 menit
                                                                                                                Dinginkan 5-15”






Bevel: Oven 30”, suhu 105oC

Cube: Dinginkan 5-15”

 
                                                                                                                  Ditimbang



II.                Uji Kadar Lemak
1.      Haluskan kedelai, kemudian timbang kedelai sebanyak 10 gram.
2.      Kemudian siapkan kertas saring yang dibuat slongsongan yang bawahnya diberi kapas, yang kemudian kacang dimasukkan kedalam slongsongan dan kemudian atasnya juga ditutup kapas lalu tutup.
3.      Labu asah di oven selama 1 jam sebelum digunakkan kemudian dinginkan selama 15 menit, kemudian timbang labu asah (berat kosong).
4.      Masukkan slongsongan kedalam sokhlet, dan dirangkai dengan pendingin balik dan labu asah. Untuk pendingin balik untuk saluran bagian bawah disalurkan pada selang yang dimasukkan kedalam ember yang berisi air pelarut organik yaitu hexsan, untuk saluran atas adalah tempat keluarnya. Lalu dipanaskan selama 60 menit. Setelah itu ambil klorofomnya yang ada di dalam labu asah kemudian dioven dengan suhu 105oC selama 3 jam, setelah itu dinginkan selama 5 – 15 menit da kemudian ditimbang (labu asah + sample).
5.      Catat hasilnya dan hitung jumlah kadar lemaknya.


3.5.  Hasil praktikum
I.                   Perhitungan untuk Kadar Air (Ka)
a.       Penimbangan 1
·           Cawan porselin kosong (a) = 69,2 gram
·           Jagung 2 gram
·           Totalnya 71,2 gram (b)
b.      Penimbangan 2 setelah di oven
·           Sampel + cawan = 71,0 gram (c)

Hitunglah :

a.         Kadar air (wb)
Kadar air (wb)            =x 100%
                                  
=      x  100%
                                   =      x  100%
                                   =  0,10  x  100%
                                   =  10%
a.       Kadar air (db)
Kadar air (db)                        =      x  100%
=   x  100%
                                   =       x  100%
                                   =  0,111 X 100%
                                   = 11,1%
v  Jadi, dari 2 gram jagung kadar air yang berkurang adalah sebanyak 10% Atau sekitar 0,2 gram.  0,2 gram dari perhitungan :
Berat air =  10% x 2 g =   X 2 = 0,2 gram
Sedangkan kadar air kering (db) 11,1%
v  Non air / padatan = 2 g – 0,2 g = 1,8 gram


II.                Perhitungan untuk Kadar Lemak
a.       Penimbangan 1
·            labu       = 52,8 gram (b)
·           Kedelai 3  gram (a)
b.      Penimbangan 2
·           Cawan + sampel setelah oven    = 52,9 gram (c)
Hitunglah :
a.       Kadar lemak (wb)
Kadar lemak (wb)             =                   x 100%
                                          =          x  100%
                                          =     x  100%
                                          =  3  %
Kadar lemak yang terdapat pada kedelai 3 gram sebesar 3% atau 0,3 gram
b.      Kadar lemak (db)
Ka = 10 %
Berat sampel = 3gram
Berat air     =  Ka  x berat sampel
                  =      x   3 gram
                  =  0,3  gram
Jadi, berat sampel tanpa air = 3 g – 0,3 gram = 2,7 gram
Kadar lemak (db)  =    x 100%
                              =   x  100%
                              = 0,1111  x 100%
                              = 11,11%

3.6.  Kesimpulan
Kadar air dapat menetukan bobot bahan kering, oleh karena itu faktor mutu kadar air sering diisyaratkan dalam menentukan biasanya persyaratan maksimal kadar air yang terkandung dalam suatu bahan, karena makin tinggi kadar airnya makin rendah mutunya. Setiap bahan memiliki kadar air yang berbeda-beda. Selain itu setiap bahan juga memiliki kadar lemar yang berbeda-beda pula.



DAFTAR PUSTAKA


M. Baedhowi dan Sri P. 1982. Petunjuk Praktek Pengawasan Mutu Hasil Pertanian 1. Departemen pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Sudarmadji slamet dan suhardi. 1998. Petunjuk praktikum analisis hasil pertanian. Jurusan Teknologi hasil Pangan , Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
                .1978. Pengetahuan dan Analisis bahan dan Hasil Pertanian. PT.Intisa : Jakarta Pusat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar