Rabu, 15 Januari 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN



LAPORAN PRAKTIKUM
KULTUR JARINGAN
Dosen pembimbing : Drs. Gunawan
Disusun Oleh
TONI SETIAWAN (1006780411)

FPT-UN~1




FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
PEKALONGAN
2011
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahrnat-Nya jua kami dapat menyelesaikan penyusunan LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN.
            Laporan ini disusun berdasarkan praktikum di laboraterium kimia. Kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Gunawan sebagai dosen pengampu mata kuliah kimia.
2. Isa Amsori  sebagai asisten.
3. Teman-teman semua yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
            Mudah-mudahan dengan disusunnya laporan ini dapat memberikan wawasan dan ilmu bagi kita dan khususnya kami kelompok 1. Kami mohon maaf apabila di dalam laporan ini ada kesalahan baik dari segi bahasa, penggunaan bahasa, maupun hal-hal lainnya. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun Kami harapkan untuk perbaikan laporan ini selanjutnya.


 Hormat kami, Juni 2011
Tim Penyusun




DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................................    1
Kata Pengantar .......................................................................................................   2
Daftar Isi ................................................................................................................    3
PENDAHULUAN .................................................................................................   5
1.1  Pengertian Kulur Jaringan .....................................................................     5
1.2  Prinsip ....................................................................................................     5
1.3  Prasyarat ................................................................................................     5
1.4  Media ....................................................................................................     5
1.5  Metode ..................................................................................................     6
1.6  Daftar Pustaka ......................................................................................      6
Acara I Pengenalan Alat dan Bahan Kultur Jaringan  ..........................................     7
1.1    Tujuan ...................................................................................................     7
1.2    Waktu dan Tempat ...............................................................................     7
1.3    Dasar Teori ...........................................................................................     7
1.4    Bahan dan Alat .....................................................................................    8
1.5    Prosedur Kerja ......................................................................................     8
1.6    Hasil dan Pembahasan ..........................................................................     9
1.7    Hasil Pengamatan Alat dan Bahan Kultur Jaringan di Laboratorium Kultur Jaringan Comal ...................................................................................         14
1.8    Kesimpulan .........................................................................................       19
1.9    Daftar Pustaka ....................................................................................       19
Acara II Penanaman Eksplan ..............................................................................       20
1.1    Tujuan ................................................................................................        20
1.2    Waktu dan Tempat ............................................................................        20
1.3    Dasar Teori ........................................................................................        20
1.4    Bahan dan Alat ..................................................................................       21
1.5    Prosedur Kerja ...................................................................................        22
1.6    Hasil dan Pembahasan .......................................................................        22
1.7    Kesimpulan ....................................................................................            23
1.8    Daftar Pustaka ...............................................................................            23
Acara III Pembuatan media Aklimatisasi dan Media Agar ..........................             24
1.1    Tujuan ..........................................................................................              24
1.2    Dasar Teori ..................................................................................              24
1.3    Tempat dan Waktu Pelaksanaan .................................................              24
1.4    Prosedur Kerja ............................................................................               25
1.5    Kesimpulan .................................................................................               28
1.6    Daftar Pustaka ............................................................................               28
Acara IV Tanam Aklimatisasi ....................................................................                29
1.1  Tujuan ........................................................................................                29
1.2  Dasar Teori ................................................................................                29
1.3  Waktu dan Tempat Pelaksanaan ...............................................                30
1.4  Hasil Pengamatan .....................................................................                 30
1.5  Kesimpulan  ..............................................................................                 31
1.6  Daftar Pustaka ..........................................................................                 31



PENDAHULUAN

1.1         Pengertian Kultur Jaringan
Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali.

1.2         Prinsip
Teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif. Berbeda dari teknik perbanyakan tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in vitro. Dikatakan in vitro (bahasa Latin), berarti "di dalam kaca" karena jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi. Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan hidup. Oleh karena itu, semua organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya.

1.3         Prasyarat
Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan. Hal yang paling esensial adalah wadah dan media tumbuh yang steril. Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya.

1.4         Media
Ada dua penggolongan media tumbuh: media padat dan media cair. Media padat pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar, dimana nutrisi dicampurkan pada agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan. Komposisi media yang digunakan dalam kultur jaringan dapat berbeda komposisinya. Perbedaan komposisi media dapat mengakibatkan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang ditumbuhkan secara in vitro. Media Murashige dan Skoog (MS) sering digunakan karena cukup memenuhi unsur hara makro, mikro dan vitamin untuk pertumbuhan tanaman.
Nutrien yang tersedia di media berguna untuk metabolisme, dan vitamin pada media dibutuhkan oleh organisme dalam jumlah sedikit untuk regulasi. Pada media MS, tidak terdapat zat pengatur tumbuh (ZPT) oleh karena itu ZPT ditambahkan pada media (eksogen). ZPT atau hormon tumbuhan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Interaksi dan keseimbangan antara ZPT yang diberikan dalam media (eksogen) dan yang diproduksi oleh sel secara endogen menentukan arah perkembangan suatu kultur.
Penambahan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh pada jaringan parenkim dapat mengembalikan jaringan ini menjadi meristematik kembali dan berkembang menjadi jaringan adventif tempat pucuk, tunas, akar maupun daun pada lokasi yang tidak semestinya. Proses ini dikenal dengan peristiwa dediferensiasi. Dediferensiasi ditandai dengan peningkatan aktivitas pembelahan, pembesaran sel, dan perkembangan jaringan.

1.5         Metode
Metode perbanyakan tanaman secara in vitro dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu melalui perbanyakan tunas dari mata tunas apikal, melalui pembentukan tunas adventif, dan embriogenesis somatik, baik secara langsung maupun melalui tahap pembentukan kalus. Ada beberapa tipe jaringan yang digunakan sebagai eksplan dalam pengerjaan kultur jaringan. Pertama adalah jaringan muda yang belum mengalami diferensiasi dan masih aktif membelah (meristematik) sehingga memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi. Jaringan tipe pertama ini biasa ditemukan pada tunas apikal, tunas aksiler, bagian tepi daun, ujung akar, maupun kambium batang. Tipe jaringan yang kedua adalah jaringan parenkima, yaitu jaringan penyusun tanaman muda yang sudah mengalami diferensiasi dan menjalankan fungsinya. Contoh jaringan tersebut adalah jaringan daun yang sudah berfotosintesis dan jaringan batang atau akar yang berfungsi sebagai tempat cadangan makanan.

1.6         Daftar Pustaka
Marlina N. 2004. Teknik modifikasi media Murashige dan Skoog (MS) untuk konservasi in vitro. Buletin Teknik Pertanian 9(1):4-6.



ACARA I
PENGENALAN
1.1  Tujuan
Untuk mengetahui tentang LPT3 Comal dan mengetahui Peralatan yang di butuhkan dalam Kultur Jaringan.
1.2  Waktu dan Tempat
Tanggal 21 Mei 2011, LPT3 Comal Baru.
1.3  Dasar Teori

Laboratorium Penelitian Tanah dan Tanaman Tebu (LPT3) Comal Baru adalah Laboratorium PTP Nusantara IX (Persero) yang berdomisili di kompleks rumah dinas rayon Comal Baru PG. Sragi.  LPT3 Comal didirikan tahun 1977 yang diresmikan oleh gubernur Jawa Tengah Bapak. Soepardjo Roestam. Sejak tanggal 5 Juli 2009 dengan adanya SK Direksi PTPN IX.9/SK/239/2007 LPT3 dibawah direktorat RENBANG menagangani urusan penelitian , baik di tanaman tahunan (DTT) maupun tanaman semusim (DTS). Keberadaan LPT3 Comal saat ini memberikan informasi kepada pabrik gula di PTP Nusantara IX (Persero). Dalam hal antara lain Analisa Tanah, Jaringan, Pupuk, Tetes, Uji potensi, Uji Perah, Penyediaan Tricohogramma Sp. sebagai predator hama penggerak batang maupun pucuk pada tanaman tebu serta tanaman padi (bekerja sama dengan laboratorium Pengamat Hama Tanaman Eks. Karesidenan Pekalongan) sejak tahun 2003 LPT3 melengkapi diri dengan Hot Water Treatment Mini yang digunakan untuk pengendalian penyakit sistemik. Bekerja sama dengan P3GI KP Comal dan Solo mengadakan seleksi kebun-kebun bibit untuk mendapatkan bibit unggul , murni dan sehat. Selain itu LPT3 juga diberi tugas untuk menyiapkan dan mengembangkan bibit unggul murni dan sehat melalui teknik tissue culture serta menyelenggarakan kebun bibit pokok utama (KBPU). Dalam perkembangannya LPT3 telah mampu menyediakan bibit unggul murni dan sehat bagi para petani tebu di wilayah pabrik gula pantura. Disamping melayani pabrik gula, LPT3 juga melayani masyarakat instansi lain, perguruan tinggi dalam hal jasa analisa tanah, pupuk dan jaringan tanaman. Selain melayani analisa yang menangani yang ada hubungannya dengan bidang agronomi juga melayani analisa dari bagian lain seperti P2O5 Nira, kerak pan penguapan dan ketel uap, raw Sugar.
1.4  Bahan dan Alat
·         Alat Tulis
·         Kamera
·         Perekam suara
1.5  Prosedur Kerja
Mengelilingi lokasi yang ada di LPT3 Comal Baru dan mengamati  peralatan dalam Kultur Jaringan di laboratorium LPT3.


1.6  Hasil dan Pembahasan
LPT3 Comal Baru    LPT3 Comal Baru
    Papan nama LPT3                       Alat Penelitian               Proses Pemanasan

LPT3 Comal Baru
 
LPT3 Comal Baru    LPT3 Comal Baru
            Proses Penelitian                   Proses Penelitian                        Proses Penelitian      

LPT3 Comal Baru  LPT3 Comal Baru  LPT3 Comal Baru
       Ruang Sie Analisa              Praktikum Mahasiswa                 Lahan Uji

LPT3 Comal Baru  LPT3 Comal Baru  LPT3 Comal Baru
 
        Pemantauan bibit tebu            Kebun LPT3 Comal             Kunjungan Presiden
Sarana yang tersedia di LPT3          
1. Laboratorium Tissue Culture
2. Laboratorium Analisa
3. Laboratorium Hama
4. Lahan untuk penyelenggaraan Kebun Bibit.
5. Lahan untuk penyelenggaraan Kebun Percobaan.
Progam Kerja LPT3
a.Jangka pendek
1.Pelayanan analisa tanah, pupuk, daun, nira, TSAI.
2.Ikut melaksanakan Uji Perah
3.Penyediaan bibit tebu unggul lokal hasil kultur jaringan.
4.Mengadakan percobaan di lapangan, baik di bidang tanaman maupun hama/  penyakit.

b.Jangka Menengah
1.Mengembangkan budi daya kultur jaringan, tanaman dan Holtikultura 2. Mengembangkan pupuk hayati / Organik.
3.Mengembangkan predator hayati dalam upaya pengendalian hama baik di DTS maupun DTT.
4.Mengembangkan analisa untuk DTT baik tanaman, tanah dan pupuk.
5.Meningkatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga penelitian lain yang berada di Indonesia.
c.Jangka Panjang
Pengembangan Laboratorium menjadi lembaga penelitian dengan pelayanan dan fasilitas yang lebih lengkap.
Peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan kultur jaringan :
1. Alat Pembuatan Media
2. Alat Persiapan Eksplan (Inisiasi)
3. Alat Penanaman (Inokulasi)
4. Alat Inkubasi
5. Alat Aklimatisasi
1. Alat Pembuatan Media
No
Alat
Fungsi
1.
Gelas becker/piala
Untuk menuangkan atau mempersiapkan bahan kimia dan air aquades dalam pembuatan media. Ukuran gelas piala bervariasi, 100ml, 300ml, 1000ml, 2000ml.
2.
Pipet
Untuk mengambil cairan.
3.
Timbangan
Untuk menimbang bahan kimia yang diperlukan dalam pembuatan media kultur.
4.
Spatula
Untuk mengambil bahan kimia yang diperlukan dalam pembuatan media kultur.
5.
Indicator pH/ lakmus
Untuk mengukur pH media ketika membuat media.
6.
Sendok kaca
Untuk mengaduk media saat persiapan dan saat pemanasan.
7.
Panci
Tempat memasak media.
8.
Kompor
Untuk pemanas saat memasak media.
9.
Autoklaf
Untuk mensterilkan semua peralatan dan media kultur yang dipakai dalam kegiatan kultur jaringan.
10.
Botol kultur
Tempat untuk mengkulturkan atau menanam eksplan.
11.
Plastik dan karet tahan panas
Untuk penutup pada botol kultur dan sebagai pengikat plastik dengan botol kultur.

2. Alat Penyiapan Eksplan (Inisiasi)
No
Alat
Fungsi
1.
Botol kultur
Tempat untuk mengkulturkan atau menanam eksplan.
2.
Scalpel
Untuk pemotongan eksplan
3.
Gunting
Untuk memotong eksplan
3. Alat Penanaman (Inokulasi)
No
Alat
Fungsi
1.
Laminar air flow/enkas
Untuk menanam eksplan ke dalam botol dalam kondisi steril atau melakukan sub kultur yang dilengkapi dengan blower dan lampu UV.
2.
Pinset
Untuk mengambil eksplan.
3.
Spatula
Untuk mengambil eksplan
4.
Petridish
Tempat untuk memotong-motong eksplan yang akan di tanam dalam botol kultur.
5.
Bunsen
Untuk menggarang/membakar alat-alat kultur, seperti alat-alat diseksi ketika melakukan penanaman sehingga peralatan tersebut tetap steril.
4. Alat Inkubasi
No
Alat
Fungsi
1.
Rak kultur
Tempat untuk menyimpan botol-botol berisi eksplan hasil inokulasi dan mengoptimalkan pemanfaatan ruangan yang ada.
2.
Air conditioner (AC)
Untuk menjaga suhu ruangan agar tetap stabil sesuai dengan kondisi suhu untuk kultur jaringan.
3.
Lampu
Untuk memberikan penerangan dan cahaya bagi pertumbuhan tanaman.
4.
Timer listrik
Untuk mengatur waktu penyinaran pada tanaman kultur.
5.
Termometer suhu ruangan
Untuk mengetahui suhu ruangan
5. Alat Aklimatisasi
No
Alat
Fungsi
1.
Ember
Untuk tempat plantlet yang telah dikeluarkan dari botol yang akan dicuci.
2.
Gelas becker/piala
Tempat perendaman plantlet dengan fungisida dan bakterisida.
3.
Pinset
Untuk mengeluarkan plantlet dari botol kultur.
4.
Timbangan
Untuk menimbang fungisida dan bakterisida.
5.
Pengaduk kaca
Untuk mengaduk larutan fungisida dan bakterisida.
6.
Pot try
Tempat menanam plantlet.
7.
Kertas koran
Alas untuk mengeringkan tanaman yang sudah di rendam.

1.7  Hasil Pengamatan Alat dan Bahan Kultur Jaringan di Laboratorium Kultur Jaringan Comal
Pada laboratorium kultur jaringan LPT3 yang di comal terdapat alat-alat yang digunakan dalam melakukan kegiatan kultur jaringan tanaman tebu yaitu :
Alat Penyiapan Eksplan (Inisiasi) dan Alat Penanaman (Inokulasi)
No
Alat
Fungsi
1.
Botol kultur atau tabung kultur
Tempat untuk mengkulturkan atau menanam eksplan.
2.
Scalpel atau pisau potong (ada 2 jenis yang ujungnya runcing dan tidak runcing)
Untuk pemotongan eksplan
3.
Jarum onikulum
Untuk memindahkan biakan/eksplan untuk ditanam/ditumbuhkan ke media tanam(tabung kultur)
4.
Pinset
Untuk menjepit bahan yang dijadikan untuk ekslpan nantinya
5.
Botol Selai
Untuk meletakkan cairan alkohol untuk mensterilkan alat-alat untuk membersihkan, memotong, menjepit, dan memindahkan eksplan
6.
Alat semprot
Alat semprot ini diisi cairan alkohol yang digunakkan untuk disemprotkan ke tangan kita, meja, dan alas untuk memotongeksplan agar steril
7.
Laminar air flow/enkas (Biological Safety Cabinet(BSC))
Untuk menanam eksplan ke dalam botol dalam kondisi steril atau melakukan sub kultur yang dilengkapi dengan blower dan lampu UV.
8.
Bunsen
Untuk menggarang/membakar alat-alat kultur, seperti alat-alat diseksi ketika melakukan penanaman sehingga peralatan tersebut tetap steril.
9.
Kertas alumunium foil
Untuk menutup tabung kultur
10.
Autoklaf
Untuk mensterilkan semua peralatan dan media kultur yang dipakai dalam kegiatan kultur jaringan.

Alat Inkubasi
No
Alat
Fungsi
1.
Rak kultur
Tempat untuk menyimpan botol-botol berisi eksplan hasil inokulasi dan mengoptimalkan pemanfaatan ruangan yang ada.
2.
Air conditioner (AC)
Untuk menjaga suhu ruangan agar tetap stabil sesuai dengan kondisi suhu untuk kultur jaringan.
3.
Lampu
Untuk memberikan penerangan dan cahaya bagi pertumbuhan tanaman.
4.
Termometer suhu ruangan
Untuk mengetahui suhu ruangan
5.
Kain hitam
Untuk menutup rak kuljar yang tanpa penyinaran

Ø  Gambar alat-alat kultur jaringan :
1.      Laminar air flow/enkas (Biological Safety Cabinet(BSC))
2.      Alat-alat yang terbuat dari kaca yang digunakkan untuk melakukan kultur jaringan:
Macam-macam alatnya:
·         Erlenmeyer
·         Baker glass
·         Tabung ukur
·         Dll
3.      Alat-alat yang digunakkan untuk pemotongan eksplan:

Macam-macam alat dan bahannya:
·         Alat semprot yang berisi alkohol dengan kadar 95%
·         Bunsen
·         Botol yang berisi alkohol 95% untuk mensterilkan alat-alat inokulasi
·         Pisau potong ada 2 macam yang ujungnya runcing dan tidak runcing
·         Jarum inokulum atau jarum ose
·         Pinset


4.      Rak yang digunakan untuk menaruh tabung kultur jaringan yang berisi eksplan
Rak untuk MS II

Untuk cara meletakkan media bisa miring ataupun tidak.

Rak yang ditutup dengan kain hitam tabung bearisi ekslpan yang tanpa disinari cahaya selama 1,5 bulan (pembentukan kalus).

1.8  Kesimpulan
Laboratorium Penelitian Tanah dan Tanaman Tebu atau yang sering disebut LPT3 merupakan tempat untuk meneliti objek dalam bidang pertanian. Peralatan yang di butuhkan dalam Kultur Jaringan di antaranya alat pembuatan media, persiapan eksplan, penanaman, inkubasi dan aklimatisasi.
1.9  Daftar Pustaka

Wordpress.2009. LPT3. http://lpt3.wordpress.com.( Di  pada akses 25 Mei 2011).
------------. 2009. LPT3. http://lpt3.wordpress.com/about.(Diakses pada 25 Mei 2011).
------------. 2009. LPT3. http://lpt3.wordpress.com/tag/pabrik-gula.(Diakses pada 25 Mei 2011).


ACARA II
TANAM EKSPLAN
1.1    Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana cara menanam eksplan ke dalam media.
1.2    Waktu dan Tempat
Tanggal 22 Mei 2011, LPT3 Comal Baru.
1.3    Dasar Teori
Kultur jaringan/Kultur In Vitro/Tissue Culture adalah suatu teknik untuk mengisolasi, sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna kembali.
20100102_084435_tebu
Gambar  tebu
Teori Dasar Kultur Jaringan
a. Sel dari suatu organisme multiseluler di mana pun letaknya, sebenarnya sama dengan sel zigot karena berasal dari satu sel tersebut (Setiap sel berasal dari satu sel).
b. Teori Totipotensi Sel (Total Genetic Potential), artinya setiap sel memiliki potensi genetik seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berediferensiasi menjadi tanaman lengkap.
Tahapan dalam kultur jaringan diawali dengan pemilihan pohon induk yang bagus, sehat dan berkarakter khusus. Pohon induk tsb nantinya akan dijadikan sebagai sumber eksplan. Selanjutnya eksplan disterilkan menggunakan zat tertentu, demikian juga semua peralatan yang akan digunakan perlu disterilkan dalam autoklaf. Tahap berikutnya adalah mengiris eksplan dalam ruang steril. Tahap inilah yang perlu teknik-teknik khusus, beberapa tanaman yang mengeluarkan getah akan lebih bagus bila diiris dalam larutan pencegah browning. Selanjutnya tanaman ditanam dalam botol dan dipelihara hingga siap untuk diaklimatisasi (dipindahkan dari botol ke pot).
Pemilihan eksplan perlu mendapat perhatian karena itulah yang nanti akan menentukan kualitas bibit yang akan dihasilkan. Paling bagus apabila eksplan berasal dari jaringan yang masih muda karena sel-selnya masih aktif membelah (meristematis). Semua bagian tumbuhan dapat dijadikan eksplan, mulai dari bunga, biji, akar, batang hingga daun.
1.4    Bahan dan Alat
-          Ujung batang tebu
-          Laminar flow
-          Pinset
-          Pisau potong yang berujung runcing dan tidak
-          Jarum inokulum/ose
-          Bunsen
-          Alkohol (etanol) kadar 95%
-          Alat semprot yang diisi etanol
-          Botol yang diisi etanol untuk mencelupkan alat-alat yang digunakan untuk pemotongan eksplan dan bahan eksplan itu sendiri
-          Alumunium foil
-          Tabung yang sudah berisi media agar, 2 tabung per anak
-          Talenan
-          Kapas
-          Tong sampah
1.5    Prosedur Kerja
a.       Siapkan ujung batang tebu kira-kira 20 cm kemudian kupas sebagaian kulit luarnya.
b.      Sterilkan semua alat dalam botol yang berisi etanol dan di bakar sebelumnya setiap kali akan memakainya.
c.       Sterilkan tangan dengan etanol
d.      Ambil ujung batang tebu kemudian di celupkan kedalam botol yang berisi etanol kemudian di bakar di atas api bunsen.
e.       Kupas kulit tebu yang terbakar sebagian dengan tangan kemudian di celupkan kembali ke dalam botol yang berisi etanol dan bakar kembali di atas api bunsen.
f.       Kupas kembali kulit tebu  sampai di dapat bagian yang termuda dengan bantuan pisau yang telah di sterilkan sebelumnya.
g.      Setelah di dapat bagian yang lunak potong dari pangkal kira-kira 1 atau 1,5 cm kemudian di iris dengan pisau kira-kira 2mm sampai beberapa irisan.
h.      Ambil tabung yang berisi media kemudian masukan eksplan dengan jarum inokulum yang telah di bakar di atas api bunsen.
i.        Masukan eksplan dalam tabung kemudian tutup dengan alumunium foil.

1.6    Hasil dan Pembahasan
 untitled   kupasan+pucukan   pemotongan+explant
        Gb. Pucukan                     Gb. Penglupan pucukan      Gb. Pemotongan Eksplan  
Pemilihan batang tebu yang di gunakan  kira-kira yang berumur 4-6 bulan, kemudian ambil yang bagian ujung kira-kira 20 cm dari ruas terakhir. Penglupasan pucukan bertujuan untuk mempermudah dalam pengambilan dan pemotongan eksplan. Dalam pemotongan eksplan kira-kira 2 mm jangan terlalu tipis atau tebal, di usahakan waktu meletakkan eksplan posisi tabung dekat dengan api agar tidak terkontaminasi.
1.7    Kesimpulan
Kultur jaringan lebih efektif dan efisien akan tetapi resiko kegagalannya cukup tinggi tinggi oleh karena itu dalam setiap melakukan aktivitas baik lingkungan maupun peralatan, semuanya harus dalam keadaan aseptik. Keberhasilan kultur jaringan juga di pengaruhi oleh media yang cocok bagi tanaman tersebut.
1.8    Daftar Pustaka
Elshaflora. 2010. Alat dan bahan untuk kultur jaraingan.
http://eshaflora.wordpress.com/2010/01/17/alat-dan-bahan-untuk-kultur-        jaringan/. (Di akses pada 25 Mei 2011).

Jaimbul. 2011. Kultur JaringanTebu. http://mbahjaimbul.blogspot.com/2011/01/kultur-jaringan-tanaman-tebu.html. (Di akses pada 25 Mei 2011).


ACARA III
PEMBUATAN MEDIA AKLIMATISASI dan PEMBUATAN MEDIA AGAR

1.1    Tujuan
1)                              Untuk mengetahui cara pembuatan media aklimatisasi.
2)                              Untuk mengetahui komposisi yang tepat untuk pembuatan media agar.

1.2    Dasar Teori
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.

Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya. Ada dua penggolongan media tumbuh: media padat dan media cair. Media padat pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar. Nutrisi dicampurkan pada agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan.

1.3    Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat praktikum            : Laboratorium LPT3, Comal Baru
Hari praktikum                 : Sabtu, 28 Mei 2011

1.4     Prosedur Kerja
1)      Pembuatan media aklimatisasi dibutuhkan bahan-bahan dan alat-alat sebagai berikut:
Alat :
-          Drum
-          Plastik
Bahan :
-          1 liter Formalin
-          Tanah (endapan sungai)
-          Pasir
-          Kompos
Prosedur kerja:
1.      Masukkan tanah, pasir, dan kompos ke dalam drum dengan perbandingan 1:1:1 dan dibuat 4lapis (4bagian) lalu disterisasi dengan 1 liter formalin kemudian ditutup dengan plastik. Lalu diamkan selama 2-3 minggu (1 bulan lebih baik) baru bisa dipakai buat tanam.
2.      Jika ingin digunakkan 2 hari sebelum digunakkan sebaiknya media tersebut diangin-anginkan terlebih dahulu untuk menghilangkan bau formalinnya agar baunya menguap.
3.      Setelah selasai bisa dikemas ke plastik polibag untuk digunakkan sebagai media tanam.

2)      Pembuatan media agar (media MS) adalah sebagai berikut:
Alat:
-                    Gelas ukur ukuran 25 ml, 100 ml dan 1000 ml
-                    Backer glass ukuran 500 ml
-          Erlenmeyer ukuran 1000 ml
-          Pengaduk dari gelas 
-          Hot magnetic stirer (Hot Plate Stirer dan Stirer Bar)
-          Autoclaf
-          Pipet ukuran 50ml, dan 10 ml
Gambar alat-alat:
Gambar peralatan pembuatan media agar
( media MS)
 Gambar Autoclaf
Bahan media agar:
-          Aquades
-          Air kelapa muda 1000 mili per 10 liter, jadi 1 liter 100 mili
-          IAA (5mili)
-          Agar 8 gram
-          NH4NO3  (A) = 16,5 gr
-          KNO3 (B) = 19 gr
-          CaCl2 2H2O (C) = 4,4 gr
-          MgSO4 7H2O (E) = 3,7 gr
-          CuSO4 5H2O (E) = 0,013 gr
-          CoCl2 6H2O (D) = 0,013 gr
-          SUKROSA = 30 gr
-          BIOTIN (G) = 0,029 gr, dilarutkan 100 mili jadi 10 liter
-          KH2PO4 (D) = 1,7 gr
-          Na2 EDTA (F) = 0,372 gr
-          Fe2SO4 7H2O (F) = 0,278 gr
-          H3BO3 (D) = 0,62 gr
-          INOSITOL (G) = 0,01 gr
-          2,4 D * (hormon) = 5 mili
-          Mn SO4 7H2O (E) = 0,223 gr
-          Zn SO4 7H2O (E) = 0,086 gr
-          KI (E) = 0,83 gr
-          Na2 Mo O4 2H2O (D) = 0,25 gr
-          THIAMIN (G) = 0,04 gr
-          PYRIDOXIN (G) = 0,04 gr (sulit larut)
-          IAA ** (hormon) = 5 mili
-          DALAPON **
Prosedur Kerja :
1.      Stok A dan stok B dicampur dengan air sebanyak 500 ml.
2.      Stok C, D, E, F, dan G dicampur dengan air sebanyak 100 ml
3.      Menyiapkan Sukrosa dengan air 400 ml, dan masing-masing dari stok A dan B diambil masing-masing 50 ml dengan elas ukur ataupun pipet ukuran 50 ml.
4.      Stok C, D, E, F, dan G masing-masing diambil 10ml dengan gelas ukur(tabung ukur) atau pipet. Kemudian, dicampur dengan hormon dan sukrosa lalu digojok dengan menggunakkan alat Hot PLATE Stirer dan Stirer bar, setelah itu masukkan bubuk agarnya, kemudian masukkan ke dalam erlenmeyer tutup dengan alumunium foil (sterilisasi I) lalu masukkan ke dalam autoclaf kurang lebih 1 jam setelah selesai diangkat dan dimasukkan ke media tanam eksplan lalu disterilisasi lagi selama kurang lebih 1 jam di dalam autoclaf, dan selesai.

1.5    Kesimpulan
Kesimpulan dari yang sudah dipraktekkan di atas adalah bahwa dalam pembuatan suatu media untuk kultur jaringan hal yang terpenting dari setiap tahapan dan secara keseluruhannya adalah semuanya harus DISTERILISASIKAN dan juga komposisi untuk tiap larutan juga harus diperhatikkan besar kecilnya banyak sedikitnya larutan tersebut harus dicampurkan.

1.6    Daftar Pustaka


ACARA IV
TANAM AKLIMATISASI

1.1  Tujuan
Untuk menanam planlet di media dan lingkungan yang baru.

1.2  Dasar Teori
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.
Keunggulan inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk mulai mengembangkan usaha kultur jaringan ini. Saat ini sudah terdapat beberapa tanaman kehutanan yang dikembangbiakkan dengan teknik kultur jaringan, antara lain adalah: Anggrek, Anthurium, dll.

1.3  Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan          : Minggu, 29 Mei 2011
Tempat pelaksanaan         : Laboratorium LPT3, Comal baru

1.4  Hasil Pengamatan
Untuk tanam akli ini disiapkan planlet yang sudah tumbuh dari MS II, lalu polibag plastik yang sudah diisi media tanah, kemudian siapkan juga gunting untuk menggunting akarnya dan juga daunnya agar tidak terlalu panjang, setelah itu ambil tabung yang berisi planlet tebu dibuka penutupnya yaitu alumunium foilnya, kemudian ketukkan pada telapak tangan pelan-pelan sampai agarnya bisa keluar, setelah keluar bersihkan agar dari akarnya di air yang mengalir dilakukan dengan hati-hai agar tidak merusak planletnya, planlet yang berukuran kecil dibuang dan jika ada yang berwarna hitam juga dibuang dibersihkan dengan hati-hati, setelah planlet bersih dari agar gunting sebagian akarnya dan juga sebagian ujung dari daunnya. Dan jika sudah selesai dipotong planlet siap ditanam dalam polibag (pemotongan akar dan daun adalah agar penguapan bisa terjadi dengan baik), setelah ditanam planlet dimasukkan kedalam ruang kaca yang tertutup rapat seperti inkubator.
1.5  Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum yang tlah dilakukan yaitu menanam planlet atau tanam akli yaitu bahwa untuk memindahkan planlet untuk ditanam ke media akli atau ke lingkungan yang baru juga membutuhkan penyesuaian dari planlet tersebut dengan cara setelah planlet dbersihkan dari agar dan ditanam planlet tersebut harus dimasukkan terlebih dahulu ke dalam ruangan yang kedap udara yaitu di lemari kaca yang tertutup rapat atau bisa disebut inkubator.

1.6  Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Kultur_jaringan. ( Diakses Jum’at, 3 Juni 2011).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar