Rabu, 15 Januari 2014

PUPUK ORGANIK CAIR BERBAHAN DASAR SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA




Bahan utama:                
Sampah padat seperti nasi, ubi, singkong, roti, buah, limbah cair berupa air cucian beras, air cucian daging, bahan tambahan berupa air bersih, sebaiknya air tanah, ragi tape, gula pasir, gula merah (dapat digantikan dengan tetes tebu).
Alat :                                      
Botol atau jerigen dengan tutup ulir (sebaiknya yang tidak transparan), saringan.
Cara pembuatan:             
1.      PCO 1
Siapkan bahan utama yaitu nasi, ubi, singkong atau roti dengan cara dibiarkan di tempat terbuka kurang lebih 2 hari hingga ditumbuhi kapang atau jamur. Siapkan tempat berupa jerigen bersih, isi dengan air bersih sebanyak 1 liter. Masukan bahan utama hingga sepertiga bagian volume jerigen atau botol. Tambahkan 5 sendok gula pasir lalu aduk kocok hingga gula larut. Fermentasikan larutan dalam kondisi jerigen terbuka selama 5 hari di tempat yang terlindung dari sinar dan panas matahari secara langsung.
Pada hari ke lima, tuang dan saring larutan hingga terpisah dari endapannya. Sisakan 1/3 larutan dengan endapannya sebagai bibit yang dapat digunakan lagi untuk pembuatan pupuk cair berikutnya. Penggunaan pupuk cair organik ini dengan menambahkan air bersih dengan perbandingan 1:5.
2.      PCO 2
Tampung air cucian daging (bilasan pertama), diamkan secara terbuka selama 3 hari sampai muncul bau atau ditumbuhi kapang. Masukan air cucian daging dalam botol atau jeringen bertutup sebanyak 1 liter, campurkan gula merah sebanyak 200 gr gula merah yang sudah disisir, aduk atau kocok hingga gula larut.
Pastikan jerigen ditutup dengan rapat. Letakan di tempat yang terlindung dari sinar matahari dan lakukan fermentasi selama 7 hingga 10 hari. Kontrol proses fermentasi dengan cara mengendurkan tutup ulir hingga gas dalam jerigen keluar, lalu kencangkan kembali tutup jerigen.
Pada hari terakhir fermentasi, tuang dan saring larutan. Masukan kembali 1/3 bagian larutan dengan endapan yang timbul untuk mengawali pembuatan pupuk baru. Penggunaan pupuk ini sebaiknya dilakukan dengan pengenceran 1:5 dan bibit pupuk dianginkan terlebih dahulu. Tujuan menganginkan bibit pupuk adalah untuk menurunkan kandungan methanol dan gas lain hasil pemecahan materi selama fermentasi yang mungkin tidak berguna dan merugikan bagi tanaman bila langsung digunakan.    
3.      PCO 3
Tampung air cucian beras (bilasan pertama kurang lebih 2 gayung), tujuannya adalah mendapatkan sari bekatul yang tercuci. Tampung dan diamkan dalam wadah yang ditutup selama 2 malam. Biarkan sampai muncul kapang di permukaan air.
Siapkan sisiran gula merah sebanyak 200 gr, masukan ke dalam air cucian beras kemudian aduk hingga larut. Masukan larutan ke dalam bak bertutup sebanyak 1 liter untuk pembuatan bibit pupuk organik cair. Tutup rapat dan biarkan hingga 2 malam.
Penggunaan pupuk ini dilakukan dengan pengenceran 1:5 dengan terlebih dahulu. Endapan dapat dipisahkan untuk membantu penyediaan MOL (Mikrorganisme Lokal) untuk pembuatan pupuk cair selanjutnya. Pupuk organik cair dengan air cucian beras ini juga dapat digunakan sebagai MOL pengganti bibit kompos ataupun EM4 dalam pembuatan kompos dengan manfaat yaitu mempercepat proses awal pengomposan sampah, khususnya untuk sampah organik segar.
4.      PCO 4
Pembuatan pupuk cair organik dengan bahan buah dapat menggunakan semua jenis buah yang banyak mengandung karbohidrat dan gula tetapi tidak terlalu banyak mengandung air. Contohnya antara lain : papaya, mangga, manggis, durian, jambu biji, nanas, belimbing, sawo dan rambutan. Buah seperti melon, semangka, bengkoang dan timun kurang baik untuk dijadikan bahan pupuk organik cair.
Untuk pencampuran bahan, pupuk cair organik berbahan buah ini tidak terlalu memperhatian perbandingan ukuran masing-masing bahan. Demikian juga dengan jenis buah yang digunakan, proses dapat dilakukan dengan mencampur semua bahan buah dalam satu tempat.
Takaran yang mudah dipraktekan adalah, buah sebagai bahan utama yang padat dihancurkan (dapat diblender) dengan volume hingga ½ bagian wadah yang akan digunakan. Hancurkan ragi tape sebanyak 4-5 butir, taburkan lalu adur hingga merata dengan buah. Tambahkan air hingga ¾ volume wadah. Fermentasikan campuran selama 7 hari dalam wadah yang tertutup rapat. Proses membuang gas hasil fermentasi dapat dilakukan secara berkala.
Penggunaan pupuk sebaiknya diawali dengan mengeluarkan dari wadah, dianginkan dan diencerkan dengan perbandingan 1:10. Bila menghendaki pembuatan pupuk kembali, endapan pertama dapat digunakan untuk bibit selanjutnya.

1 komentar: