LAPORAN
PRAKTIKUM
EKOLOGI
TANAMAN
Dosen Pengampu : Ir. Ari
Handriyatni,. MP
Disusun
Oleh :
TONI SETIAWAN
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirast Tuhan Yang Maha Esa atas limpah rahmat-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TANAMAN.
Dengan
selesainya penyusunan tugas ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Ir.
Ari Handriatni.,MP selaku dosen pengampu mata kuliah ekologi
tanaman.
2.
Semua
pihak yang telah membantu dalam pengerjaan laporan ini.
Kami menyadari
bahwa tugas masih banyak kekurangan dan belum sempurna.Akhir kata semoga
laporan ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada
umumnya.
Pekalongan, Juni 2011
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL................................................................................................ i
KATA
PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR
ISI............................................................................................................. iii
ACARA I. Budidaya
Tanaman Berwawasan Lingkungan (Secara Organik)
A. Tujuan Praktikum........................................................................ 1
B. Landasan Teori............................................................................ 1
C. Pelaksanaan
Praktikum ............................................................... 2
D. Bahan dan Alat........................................................................... 2
E.
Prosedur Kerja ............................................................................ 2
F.
Hasil
Pengamatan ....................................................................... 2
G. Pemabahasan .............................................................................. 10
H. Kesimpulan ................................................................................. 10
ACARA II. Pengaruh
Naungan/Cahaya Pada Tanaman (Faktor Lingkungan)
A. Tujuan Praktikum........................................................................ 11
B. Landasan
Teori ........................................................................... 11
C. Pelaksanaan
Praktikum ............................................................... 11
D. Bahan dan Alat .......................................................................... 11
E.
Prosedur Kerja ............................................................................ 12
F.
Hasil
Pengamatan ....................................................................... 12
G. Pemabahasan .............................................................................. 16
H. Kesimpulan ................................................................................. 16
ACARA III. Polusi
Atau Pencemaran (Detergent, Air Limbah Batik, Pestisida)
A. Tujuan Praktikum........................................................................ 17
B. Landasan Teori............................................................................ 17
C. Pelaksanaan
Praktikum ............................................................... 17
D. Bahan dan Alat........................................................................... 17
E.
Prosedur Kerja ............................................................................ 18
F.
Hasil
Pengamatan ....................................................................... 19
G. Pemabahasan .............................................................................. 22
H. Kesimpulan ................................................................................. 23
ACARA IV. Pemberian Pupuk (Urea) Secara Berlebihan
A. Tujuan Praktikum........................................................................ 24
B. Landasan
Teori ........................................................................... 24
C. Pelaksanaan
Praktikum ............................................................... 25
D. Bahan dan Alat........................................................................... 25
E.
Prosedur Kerja ............................................................................ 25
F.
Hasil
Pengamatan ....................................................................... 25
G. Pembahasan
................................................................................ 28
H. Kesimpulan ................................................................................. 28
ACARA
V.
Ekosistem
Sawah
A. Tujuan Praktikum ....................................................................... 29
B. Landasan
Teori ........................................................................... 29
C. Pelaksanaan
Praktikum ............................................................... 29
D. Bahan dan Alat........................................................................... 29
E.
Prosedur Kerja ............................................................................ 29
F.
Hasil
Pengamatan ....................................................................... 30
G. Kesimpulan
Dan Pembahasan .................................................... 31
ACARA VI. Diversifikasi
A. Tujuan Praktikum........................................................................ 32
B. Bahan dan Alat........................................................................... 32
C. Prosedur
Kerja ............................................................................ 32
D. Hasil Pengamatan ....................................................................... 32
E.
Kesimpulan
................................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 43
ACARA I
BUDIDAYA TANAMAN
SECARA ORGANIK
(PERTANIAN
BERWAWASAN LINGKUNGAN)
A.
Tujuan
Untuk mengetahui
pertumbuhan tanaman yang ditanama secara organik.
B.
Landasan Teori
Seiring dengan
meningkatnya tingkat kesejahteraan, kesadaran dan
kebutuhan akan perlunya hidup sehat, diantaranya perlunya makanan yang
sehat yang diproduksi secara alami,
tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sinetis , meningkat pula. Produk
pangan ini pada umumnya dihasilkan melalui budidaya organik dengan istilah Back to Nature, atau gerakan hidup
kembali secara alami.
Budidaya
tanaman sayuran merupakan kebutuhan pokok manusia dalam pemenuhan gizi yaitu
kebutuhan akan vitamin dan mineral dan kebuthan sebagai masakan berupa sayur
mayur, untuk itu perlu dikembangkan secara organik yaitu budidaya tanaman
sayuran tanpa menggunakan pupuk kimia dan tanpa
pestisida.
Diharapkan
dari budaya ini menghasilkan sayuran
yang higienis tanpa meninggalkan
efek residu bahan kimia.
Pupuk organik yang berasal dari kotoran
hewan disebut sebagai pupuk kandang. Kandungan unsur haranya yang lengkap
seperti natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K) membuat pupuk kandang cocok
untuk dijadikan sebagai media tanam. Unsur-unsur tersebut penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, pupuk kandang memiliki
kandungan mikroorganisme yang diyakini mampu merombak bahan organik yang sulit
dicerna tanaman menjadi komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh tanaman.
Pasir sering digunakan sebagai media
tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap
memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih,
pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang
cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah
cukup umur untuk dipindahkan ke media lain.
C.
Pelaksanaan Praktikum
Praktikum dilaksanakan
pada hari Rabu, 30 Maret 2011
D.
Bahan Dan Alat
Bahan
:
1.
Pupuk Kandang
yang ditambah dengan tanah
2.
Pasir
3.
Sayur Lenggok
4.
Air
Alat
:
1.
Pot
2.
Pisau
3.
Kater
E.
Prosedur Kerja
1.
Siapkan media
tanamnya yaitu 10 pot dengan 5 pot diisi dengan pupuk kandang yang sudah
ditambah tanah dan 5 pot lagi diisi dengan pasir.
2.
Siapkan sayur
lenggoknya dipotong menjadi dua bagian dengan pisau atau kater, setelah itu
ditanam di pot yang sudah dipersiapkan tadi.
3.
Setelah ditanam
semuanya siram dengan air.
4.
Amati
pertumbuhan sayuran tersebut dan bandingkan pertumbuhannya antara pot yang
diisi pupuk + tanah dengan pot yang diisi pasir. Amati ketebalan daunnya, warna
daunnya, dan lainnya.
F.
Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman lenggok
yang ditanaman menggunakkan media tanam pupuk kandang dan pasir hasilnya
sama-sama baik, akan tetapi untuk pertumbuhan di awal-awal minggu kurang baik
dikarenakkan tanaman ada yang dimakan bekicot (daunnya) dan salah satu ada yang
layu serta mati dan harus diganti dengan tanaman yang baru, hal itu bisa
dilihat dari foto dibawah ini :
a.
Untuk foto
tanaman yang menggunakkan pupuk kandang:
1.
Foto di
awal-awal minggu:
GAMBAR I
Untuk
pot 1 awal-awal minggu pertumbuhannya belum terlihat baik.
GAMBAR
II
Untuk
pot 2 pun pertumbuhannya belum maksimal terlihat agak layu.
GAMBAR
III
Untuk
pot 3 masih sama dengan 2 pot yang lain dan pot ke 3 ini terlihat layu.
GAMBAR
IV
Untuk
pot ke 4 pertumbuhannya sudah terlihat baik.
GAMBAR
V
Untuk
pot ke 5 pertumbuhannya tidak maksimal dikarenakkan daunnya dimakan bekicot dan
hal itu mempengaruhi pertumbuhan tanaman lenggok tersebut.
2.
Foto untuk
minggu-minggu berikutnya:
GAMBAR
I
Untuk
pot 1 minggu berikutnya cukup baik akan tetapi daunnya sebagian ada yang
dimakan bekicot, akan tetapi pertumbuhannya membaik di minggu berikutnya.
GAMBAR
II
Untuk
pot ke 2 pertumbuhannya baik meski daunnya berlubang-lubang akibat gigitan
hama.
GAMBAR
III
Untuk
pot ke 3 pertumbuhannya baik tumbuh dengan subur dan terlihat hijau segar
daunnya.
GAMBAR
IV
Untuk
pot ke 4 kurang baik karena tanaman tersebut habis dimakan bekicot dan tanaman
ini diganti dengan tanaman yang baru dan tanaman tersebut tumbuh dengan subur.
Hal itu bisa dilihat dari foto dibawah ini :
GAMBAR
IV.1
GAMBAR
V
Untuk
pot ke 5 tumbuh dengan subur daunnya terlihat hijau segar. Dan minggu
berikutnya masih tumbuh dengan subur.
b.
Untuk foto
tanaman yang menggunakkan pasir:
1.
Foto di
awal-awal minggu
Untuk
pot 1 di minggu-minggu awal pertumbuhannya tidak subur dikarenakan daunnya ada
yang dimakan bekicot.
Untuk
pot 2 juga tidak tumbuh subur karena daunnya juga dimakan bekicot akan tetapi
tumbuh baik di minggu berikutnya.
Untuk
pot 3 tumbuh dengan baik, meski ada daun yang layu.
Untuk
pot 4 juga tumbuh baik, meskipun ada daunnya yang tampak layu tapi tidak
mempengaruhi pada pertumbunnya.
Untuk
pot 5 tumbuh dengan subur daunnya terlihat segar hijau..
2.
Foto di minggu
berikutnya
Untuk
pot 1 minggu berikutnya ada daun yang layu berwarna kuning, tetapi masih tumbuh
dengan baik.
Untuk
pot 2 pertumbuhnnya lebih baik dari minggu sebelumnya tumbuh dengan subur meski
ujung daunnya tergigit hama.
Untuk
pot 3 tumbuh lebih subur, daunnya tampak hijau dan segar.meskipun ada sebagian
daun yang berlubang akibat gigitan hama.
Untuk
pot 4 pertumbuhannya juga jauh lebih subur dari minggu sebelumnya dan daunnya
terlihat hijau.
Untuk
pot 5 pertumbuhnnya pun semakin baik dan subur daun terlihat hijau, meski ada
sebagian daun yang berlubang akibat
gigitan hama.
Setelah melihat bahwa pertumbuhan
tanaman sayur lenggok tersebut tumbuh dengan subur, meski ada yang mati dan
harus diganti dan juga ada yang terserang hama, tanaman masih bisa hidup dan
tumbuh dengan baik.
G.
Pembahasan
Pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk kandang kambing,
karena disamping mengandung unsur Nitrogen yang cukup, karena bentuknya yang
berupa butiran, membuat pupuk kandang kambing lebih awet dan tidak mudah hancur
apabila terkena siraman air.
Kelebihan penggunaan pupuk kandang sebagai komponen media
tanam adalah menjamin ketersediaan unsur hara bagi tanaman, walaupun tanpa
tambahan pupuk kimia. Sedangkan kekurangan pupuk kandang adalah, apabila tidak
disterilisasi dengan baik, maka pupuk kandang cenderung mengandung bibit
penyakit dan hama bagi tanaman. Selain itu penggunaan pupuk kandang secara
berlebihan sering membuat tampilan keseluruhan tanaman dan pot menjadi kurang
indah, apalagi kalau tanaman ditempatkan didalam ruangan (indoor).
Bobot
pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu,
keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat
meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Oleh karena memiliki
pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan
cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap
proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air. Dengan
demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih
intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media
tanam secara tunggal.
H.
Kesimpulan
Kaesimpula yang dapat diambil dari pengamatan ini
adalah bahwa tanaman sayur lenggok ini bisa tumbuh dengan baik pada media pupuk
kandang maupun pada media tanam pasir, meski ada perbedaan dari warna daunnya
yang lebih baik pada media pupuk kandang. Dan dari masing-masing 5 pot pupuk
kandang ada 1 yang mati karena hama dan
harus diganti akan tetapi masetelah diganti masih tumbuh dengan baik.
ACARA II
PENGARUH NAUNGAN / CAHAYA PADA
TANAMAN
A.
Tujuan
Untuk
mengetahui pertumbuhan tanaman yang terkena cahaya dan yang ternaungi.
B.
Landasan Teori
Pertumbuhan
dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh faktor genetis dan
faktor lingkungan. Faktor genetis
mencerminkan sifat morfologi, anatomi dan sifat fisiologis suatu tanaman.
Sedangkan faktor lingkungan meliputi, radiasi cahaya matahari ( kualitas
cahaya, intensitas cahaya dan lama penyinaran ), suhu
suatu temperatur, kelembapan,
curah hujan ).
Tanaman C3,
C4 dan tanaman CAM yang mencerminkan
keadaan/ struktur tajuk yang berbeda sehingga dalam hal fiksasi CO2
perbedaan tersebut menghasilkan asimilat yang berbeda pula. Ada tanaman yang
efisien dalam hal melakukan proses fotosintesis dengan laju fotosintesis yang
tertinggi pula, hal ini tergantung tanaman tersebut.
C.
Pelaksanaan Praktikum
Pelaksanaan
praktikum ini dilakukan pada hari Selasa, 29 Maret 2011.
D.
Bahan Dan Alat
Bahan :
1.
Tanaman hias
gelombang cinta
2.
Tanaman hias
siri gading
3.
Tanaman hias
Aglonema (suro jepang)
4.
Pasir
5.
Air
6.
Kertas karbon
Alat
:
1.
Pot
2.
Steples
3.
Gunting
4.
Selotip
E.
Prosedur Kerja
1.
Siapkan pot,
kemudian diisi dengan pasir.
2.
1 pot berisi 1
tanaman dengan 3 perlakuan
1)
Perlakuan I daun
ditutup penuh/seluruhnya dengan menggunakan kertas karbon.
2)
Perlakuan II
daun dtutup setengahnya dengan menggunakan kertas karbon.
3)
Perlakuan III
daun ditutup seperempatnya dengan menggunakan kertas karbon.
4)
Perlakuan
tersebut berlaku untuk ke 3 jenis tanaman hias tersebut.
3.
Setelah itu
ditanam dan disiram setiap hari serta diamati setiap hari selama 1 minggu.
4.
Amati perubahan
warna daunnya.
F.
Hasil Pengamatan
1.
Hari 1
pengamatan Rabu, 30 Maret 2011
a)
Tanaman hias
Siri Gading
1)
Daun yang tidak
ditutup dengan kertas karbon berubah warna, daunnya menjadi hijau bercak
kuning.
2)
Daun yang
ditutup secara penuh dengan kertas karbon daunnya juga berubah menjadi hijau
dengan bercak kuning sedikit.
3)
Daun yang
ditutup setengahnya dengan kertas karbon berwarna hijau.
4)
Daun yang
ditutup seperempatnya dengan kertas karbon berubah menjadi hijau ada bercak
kuningnya.
5)
Salah satu daun
ada yang mati karena daunnya dimakan serangga.
b)
Tanaman hias
Gelombang Cinta
Tidak ada perubahan yang terjadi pada tanaman
gelombang cinta kondisi daunnya masih sama berwarna hijau seperti saat pertama
kali ditanam.
c)
Tanaman hias
Aglonema (suro jepang)
Tidak ada perubahan yang terjadi pada tanaman
gelombang cinta kondisi daunnya masih sama berwarna hijau seperti saat pertama
kali ditanam.
2.
Hari ke 2 pengamatan
a)
Tanaman hias
Siri Gading
Ø
Warnanya hijau
kekuningan ada bercak kuning, yang ditutup kertas karbon maupun yang tidak.
Ø
Daunnya dimakan
bekicot.
b)
Tanaman hias
Gelombang cinta
Ø
Warna masih
tetap hijau yang tidak ditutup yang ditutup agak menguning.
Ø
Sebagian daunnya
dimakan bekicot.
c)
Tanaman hias
Aglonema (suro jepang)
Ø
Warna daunnya
masih belum berubah.
Ø
Sebagian daunnya
dimakan bekicot.
3.
Hari ke 3
pengamatan
Untuk hari ke 3 ini keadaan tanaman hiasnya masih
sama dengan hari ke 2, akan tetapi daunnya diserang hama yaitu bekicot.
4.
Hari ke 4
pengamatan
Untuk hari ke 4 bekicot sudah agak berkurang karena
sudah dibasmi dan diambili lalu dimatikan. Untuk keadaan daunnya:
a)
Sirih gading
Ø
Warna daunnya
yang tidak ditutup karbon ada bercak kuningnya.
Ø Daun yang tertutup karbon (1/2) daunnya kering busuk
membentuk lingkaran belum begitu besar.
b)
Aglonema
Ø
Warna daunnya
tidak ada perubahan, akan tetapi ada yang lau dan mati.
c)
Gelombang cinta
Ø
Warna daunnya
masih tetap hijau, tidak ada perubahan.
5.
Hari ke 5
pengamatan
a)
Sirih gading
Ø
Warna daunnya
sebagian berwarna hijau akan tetapi ada bercak kuningnya baik yang ditutup
kertas karbon maupun yang tidak..
Ø
Salah satu daun
yang ditutup kertas karbon (1/2) membusuk serta mengering dan lingakarannya memebesar dari hari ke 4.
b)
Aglonema
Ø
Daunnya ada yang
layu dan mati, warna daunnya masih teteap hijau.
c)
Gelombang cinta
Untuk gelombang cinta tidak ada perubahan yang
signifikan, daunnya masih tetap hijau.
6.
Hari ke 6 dan ke
7 pengamatan
Keadaannya masih seperti hari ke 5, untuk sirih
gading bercak kuningnya bertambah, gelombang cinta masih tetap hijau tapi
hijaunya agak pudar dan ada bercak kuningnya sedikit, aglonema sama warna
daunnya masih tetap hijau dan agak layu.
ð GAMBAR – GAMBAR TANAMAN HIASNYA :
Ø GELOMBANG CINTA
Ø SIRIH GADING
Ø AGLONEMA (SURO JEPANG)
G.
Pembahasan
1.
Pada
tanaman yang daunnya ditutup semua, pada proses fotosintesisnya terganggu. Hal
ini dikarenakan fiksasi CO2 dan cahaya matahari terhalangi oleh
kertas karbon yang menutupi daun, sehingga asimilat yang harusnya sudah ada
tetapi belum tersedia ini mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
2.
Pada
tanaman yang daunnya ditutup sebagian, pada proses fotosintesisnya juga
terganggu. Hal ini dikarenakan fiksasi CO2 dan cahaya matahari
sedikit terhalangi oleh kertas karbon yang menutupi sebagian daun, sehingga
asimilat yang terbentuk tidak cukup untuk memenuhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
3.
Pada
tanaman yang daunnya tidak ditutup semua, pada proses fotosintesisnya normal.
Sehingga asimilat tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan untuk proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
4.
Akan tetapi didalam praktikumnya ada
perbedaan karena ada daun yang tidak ditutup kertas karbon ada bercak
kuningnya, dan ada yang tetap berwanra hijau walaupun hijaunya agak pudar dan
ada bercak kuningnya sedikit, dan juga ada serangan hama bekicot.
H.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat
diambil dari hasil praktikum adalah bahwa tanaman yang dinaungi atau tidak
terkena cahaya matahari proses fotosintesisnya akan terganggu dan tanaman yang
idak ternaungi proses fotosisntesis tidak terganggu. Untuk hasil praktikum ini
sendiri memilki kendala yaitu daunnya diserang hama/dimakan hama bekicot.
ACARA
3
POLUSI
ATAU PENCEMARAN
(DETERJEN, PESTISIDA DAN FUNGI,
SERTA AIR LIMBAH)
A.
Tujuan
Untuk mengetahui tanaman yang dapat bertahan hidup
setelah disiram dengan air deterjen, campuran air pestisida + fungi, dan air
limbah.
B.
Landasan Teori
Polusi atau
pencemaran meliputi polusi tanah, polusi air, polusi udara. Dikatakan terkena polusi apabila terdapat polutan yaitu sesuatu yang menyebabkan polusi.
Contoh polutan adalah asap pabrik atau asap industri, asap knalpot kendaraan,
penggunaan pestisida yang tidak rasional, limbah pabrik atau limbah industri,
dan limbah rumah tangga atau detergen.
Polusi ini akan berakibat pada terganggunya pertumbuhan dan
perkembangan tanaman bahkan mematikan tanaman, mematikan ikan-ikan baik yang
ada di lautan maupun di air tawar, juga mematikan mikroorganisme yang
menguntungkan.
Pencemaran air adalah tercemarnya air
permukaan (sungai, irigasi, waduk) oleh biota, zat kimia, padatan terlarut (suspended solid), dan/atau komponen lain
pada kadar cukup tinggi yang mengakibatkan gangguan/bahaya bagi makhluk hidup
(tanaman).
C.
Pelaksanaan
praktikum
Pelaksanaan Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Selasa, 5 April 2011.
D. Bahan
dan alat
- Tanaman hias
- Air
- Petisida ( Insektisida jenis jidor )
- Fungisida 5 gram
- Air deterjen
- Gayung
Prosedur
kerja
1.
Menyiapkan
tanaman hias yang akan disiram dengan air pestisida + jamur, air deterjen, dan
air limbah yaitu ada 6 tanaman hias masing-masing untuk perlakuan dibutuhkan 2
buah tanaman hias.
2.
Membuat larutan
air deterjen bisa menggunakkan dengan
sabun colek ataupun rinso, untuk larutan pestisida isi gayung dengan air dan
masukkan insektisida yang digunakkan adalah jenis jidor ditambahkan dengan
fungi komposisi untuk fungi sekitar 5gram dan insektisidanya setengah botol,
dan untuk air limbah sendiri dapat mengambil di sungai yang tercemar limbah
dari batik ataupun pabrik tekstil.
3.
- Untuk tanaman yang disiram dengan air
deterjen ada 2 polibag yaitu tanaman :
-
Untuk tanaman
yang disiram dengan pestisida dan fungi ada 2 polibag, yaitu tanaman :
Untuk tanaman yang disiram dengan air limbah ada 2 polibag, yaitu tanaman:
4.
Setelah disiram
semuanya, amati pertumbuhan tanaman hias tersebut
E.
Hasil pengamatan
Dari
hasil pengamatan beberapa minggu menunjukkan bahwa tanaman yang disiram dengan
larutan deterjen dan larutan campuran pestisida dan fungi tidak bisa bertahan
hidup lama dan akhirnya mati. Sedangkan untuk yang disiram dengan air limbah
industri batik masih bisa hidup meski kurang subur. Hal itu bisa terlihat pada
gambar foto dibawah ini :
1.
Diminggu-minggu
awal
a.
Diminggu awal tanaman
hias yang disiram dengan campuran pestisida dan fungi pertumbuhannya masih
terlihat baik meski ada beberapa bagian daun yang tampak layu disalah satu pot.
Tapi masih tumbuh dengan baik.
b.
Untuk tanaman
hias yang disiram dengan larutan deterjen pertumbuhannya juga masi tumbuh subur
dan daunnya masih terlihat hijau.
2.
Diminggu
berikutnya (minngu ke 2)
a.
Untuk tanaman
yang disiram dengan larutan pestisida yang dicampur fungi pertumbuhannya sudah
mulai terganggu itu terlihat dari daunnya yang sudah mulai layu dan mengering.
b.
Untuk tanaman
hias yang disiram dengan larutan deterjen masih terlihat segar tumbuh dengan
bagus terlihat daunnya masih hijau.
c.
Untuk tanaman
hias yang disiram air limbah batik ini penyiramannya dilakukan di awal-awal
minggu ke 2 jadi pertumbuhannya masih terlihat subur dan tumbuh dengan baik
daun terlihat masih hijau.
3.
Di beberapa
minggu berikutnya sekitar 2 minggu berikutnya
a.
Untuk tanaman
hias yang disiram dengan pestisida dan fungi tanaman tersebut sudah terlihat
kering dan mati.
b.
Untuk tanaman
hias yang disiram dengan larutan deterjen pertumbuhan tanaman tersebut terutama
pada daunnya sudah mulai terlihat layu
kering dan sebagian tanaman mati meski ada sebagian daunnya yang masih terlihat
masih hijau.
c.
Untuk tanaman
yang disiram dengan air limbah batik pertumbuhannya agak berkurang ada sebagian
daun yang layu tapi tanaman tersebut masih tumbuh dengan baik.
F.
Pembahasan
Tanaman
tersebut lama – lama mati dikarenakan air yang diganakan untuk menyiram
tercemar zat/senyawa kimia yang mengakibatkan rusaknya sistem perakaran dan
akar menjadi peka terhadap patogen dan terganggunya absorpsi air dan unsur hara.
G.
Kesimpulan
Kesimpulan yang
dapat diambil dari hasil pengamatan yang telah dilaksanakan adalah bahwa
tanaman hias yang disiram dengan air limbah masih tumbuh dengan baik ketimbang
tanaman hias yang disiram dengan larutan deterjen maupun larutan pestisida dan
fungi. Akan tetapi tetap tanaman yang disiram dengan air yang tercemar lama –
lama akan menjadi mati.
ACARA
4
PEMBERIAN PUPUK (UREA) SECARA
BERLEBIHAN
A.
Tujuan
Untuk mengetahui akibat dari pemberian pupuk yan
berlebihan pada tanaman dan alasannya.
B.
Landasan teori
Unsur hara esensial termasuk unsur hara
yang dibuthkan tanaman untuk daur hidup tanaman itu sendiri. Unsur hara
esensial dibagi menjadi dua kelompok, yaitu unsur hara makro dan unsur hara
mikro. Unsur hara makro dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak sedangkan unsur
hara mikro dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit. Unsur hara makro meliputi
C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, S, sedangkan unsur hara mikro meliputi Fe, B, Mo, Cu,
Cl, Mn, Zn. Dari berbagai macam unsur hara baik makro maupun mikro itu mempunyai
fungsi masing-masing untuk tanaman.
Urea
adalah Zat Yang
memiliki Jumlah Alami
nitrogen Tinggi. Dalam
rasio pupuk biasa
nitrogen, fosfor dan kalium, urea 46-0-0. Rasio
Dalam, pupuk biasa
nitrogen, fosfor murah
kalium, urea 46-0-0.
Semua tanaman membutuhkan nitrogen, yang
mengarahkan pembentukan pembentukan hijau berdaun,
pertumbuhan protein dan drive produksi klorofil. Nitrogen
berada di udara, tetapi tanaman tidak bisa menerima nitrogen dari atmosfer. Urea bertindak sangat cepat
pada tanaman dan mengandung sejumlah
besar garam. Garam dapat membangun di tanah pot dan akhirnya dapat
meracuni tanaman.
Penambahan
Jumlah Yang Benar
pupuk dapat mempromosikan
Produksi Bunga Yang
sehat dan pertumbuhan
daun sedangkan aplikasi
pupuk berlebihan dapat
menurunkan Kesehatan Tanaman dapat menyebabkan
penurunan dan Kematian.
Selama aplikasi atau
aplikasi yang tidak benar, pupuk
dapat berkontribusi mencemari sungai kita, sungai, danau,
dan muara. Kelebihan pupuk dapat meningkatkan kemungkinan beberapa penyakit tanaman. Kelebihan pupuk
dapat meningkatkan kemungkinan beberapa Penyakit
Tanaman. Pemupukan tanaman yang sudah melampaui
ruang mereka dialokasikan hanya dapat menyebabkan pemangkasan lebih. Tingkat
pertumbuhan yang moderat dan baik, warna hijau yang
diinginkan untuk sebagian besar tanaman
berkayu. Kekuatan yang berlebihan,
yang terbukti dengan subur, daun hijau dan
pertumbuhan long shoot seringkali
tidak diharapkan.
C.
Pelaksanaan praktikum
Pelaksanaan praktikum ini dilakasanakan pada hari
Rabu, 13 April 2011.
D.
Bahan dan alat
1.
4 tanaman
lenggok yang akan diberi urea, 2 pot tanaman lenggok yang ditanam pada media
pupuk kandang, dan 2 pot lagi dengan media pasir. Dan 4 pot yang 2 pot dengan
media pupuk kandang dan yang 2 pasir sebagai penetral (tanpa diberi urea).
2.
Urea
E.
Prosedur kerja
1.
Taburkan urea
pada 2 pot tanaman lenggok dengan media pupuk kandang, dan juga taburkan urea
pada 2 pot tanaman lenggok dengan media pasir.
2.
Setelah itu
amati perubahan yang terjadi pada tanaman lenggok tersebut.
F.
Hasil pengamatan
Dari pengamatan yang
sudah dilakukan setelah 3 hari tanaman yang diberi dengan urea sudah tampak
layu dan mati daun dan batangnya berubah menjadi hitam.
Dapat dilihat pada foto
dibawah ini :
1.
Pada tanaman
dengan media pasir
Pot
1 dihari ke-3 sebagian daun sudah layu mengering dan mati dan sebagian daunnya
masih berwarna hijau kekuningan.
Pot
2 keadaanya hampir sama dengan pot pertama.
2.
Pada tanaman
dengan media pupuk kandang
Pot
1 pada hari ke-3 kondisinya daun dan batangnya layu serta berubah warna menjadi
hitam tapi masih ada daun yang berwarna hijau.
Pot
2 terlihat bahwa tanaman lenggok tersebut sudah benar-benar mati dan daun serta
batangnya berwarna hitam.
Jika dibandingkan dengan tanaman yang
tidak dibeari urea sangat berbeda sekali tanaman tersebut masih tumbuh dengan
subur.
Tanaman
dengan media pasir tanpa diberi urea
Tanaman
dengan media pupuk kandang tanpa diberi urea
G.
Pembahasan
Dari hasil praktikum
tanaman ketela rambat yang diberi pupuk urea tanpa dosis yang tepat hasilnya
tanaman tersebut mati karena Nitrogen
berada di udara, tetapi tanaman tidak bisa menerima nitrogen dari atmosfer. Urea bertindak sangat cepat
pada tanaman dan mengandung sejumlah
besar garam. Garam dapat menyebar/berkembang di tanah pot dan akhirnya dapat
meracuni tanaman. Dan pemberian pupuk yang
berlebihan terutama Urea, akan meningkatkan proses dekomposisi bahan organik
yang ada di dalam tanah, akibatnya : bahan organik cepat habis dan porositas
tanah berkurang (tanah mengeras), dan ketersediaan unsur hara makin berkurang
karena KTK- nya rendah.
H.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil setelah dilakukan
pengamatan didapatkan bahwa tanaman yang diberi urea secara berlebihan tanpa
komposisi yang tepat seperti memeperhatikan dosis, watu, guna, dan sasaran yang
tepat, mengakibatkan tanaman tersebut mati, kebanyakan petani berfikir bukannya
akan tumbuh dengan baik melainkan pertumbuhannya akan terganggu dan yang paling
ekstrim tanaman tersebut bisa mati karena tanaman tersebut terbakar (karena
terlalu banyak urea) akibat urea yang berlebihan.
ACARA V
EKOSISTEM SAWAH
- Tujuan
Untuk mengetahui
komponen ekosistem pertanian yang ada di sawah, meliputi ekosistem biotik dan
abiotik.
- Landasan Teori
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem
bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara
segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit
biosistem
yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga
aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus
materi antara organisme dan anorganisme.
Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.
Komponen ekosistem peranian dapat
diklasifikasikan mendasarkan kepada klasifikasi yang dikemukakan oleh Odum
(1971). Pada prinsipnya komponen ekosistem pertanian adalah sama dengan
komponen di dalam ekosistem alam, namun di dalam ekosistem pertanian ada unsur manusia yang merupakan pengendali dan
manipulator sistem serta bengunan yang dibuat manusia. Komponen ekosistem
pertanian terdiri atas komponen Biotik dan komponen Abiotik.
- Pelaksanaan Praktikum
Pelaksanaan praktikum lapangan ini dilakasanakan
pada hari Selasa, 31 Mei 2011.
- Bahan Dan Alat
·
Alat
tulis
- Prosedur Kerja
Menuju tempat
praktikum yaitu di sawah, kemudian lihat komponen apa saja yang ada di
lingkungan persawahan tersebut, catat komponen biotik dan komponen abiotiknya
di buku catatan.
- Hasil Pengamatan
Dari hasil
pengamatan yang dilakukan didapatkan komponen biotik dan abiotiknya.
1.
Komponen
Biotik
adalah suatu
komponen yang menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa)
atau yang terdiri
dari mahkluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia. Komponen biotik
yang ada di persawahan meliputi:
-
Padi
: varietasnya IR64, jarak tanamnya
20x20, dan tiap 1m2 berisi 25 padi
-
Pohon
Pisang
-
Pohon
Palem
-
Burung
-
Pohon
Ketapang
-
Pohon
Mangga
-
Keong
-
Ikan
kecil
-
Ketela
Rambat
-
Bayam
-
Tanaman
Hias
-
Ulat
-
Telur
keong
-
Pohon
Sukun
-
Katak
-
Belalang
-
Padi
yang subur : petak I rumpunya ada 15 anakan, dan petak II ada 22 anakan
-
Padi
yang tidak subur : petak I rumpunnya ada 6 anakan, dan petak II ada 2 anakan
-
Capung
-
Kupu-kupu
-
Lebah
-
Hewan
yuyu
-
Manusia
: Petani
2.
Komponen
Abiotik
Abiotik atau
komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia
yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.Komponen abiotik
dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi
distribusi organisme. Komponen abiotik yang ada di persawahan meliputi:
-
Air
-
Sinar
Matahari
-
Udara
-
tanah
- Kesimpulan dan Pembahasan
Abiotik
merupakan komponen-komponen yang tidak hidup atau benda mati. Sama seperti
biotik yaitu suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem selain komponen
abiotik (tidak bernyawa) atau yang terdiri dari mahkluk hidup seperti
hewan, tumbuhan dan manusia., komponen abiotik juga mempunyai fungsi dalam
pemenuhan kebutuhan manusia, serta dapat mempengaruhi ekosistem. Abiotik
merupakan lingkungan atau alam semesta yang tidak mengalami kehidupan, tetapi
mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan tumbuhan dan hewan, atau
organisme lainnya dalam suatu ekosistem, contoh udara, air, tanah, unsur-unsur
organik dan anorganik tanah. Abiotik juga merupakan bahan-bahan yang tidak bisa
terurai oleh bakteri pembusuk misalnya kaleng, besi, plastik dll, bahan-bahan
ini di hasilkan dari limbah rumah tangga, dan limbah industri.
ACARA VI
DIVERSIFIKASI (PENGANEKARAGAMAN)
A. Tujuan
Untuk mengetahui
diversifikasi yang ada di ekosistem tegalan sawah.
B. Bahan dan Alat
Ala tulis
C. Prosedur kerja
1.
Amati
ekosistem tegalan yaitu tanamannya yang ada di acara V lalu amati jenis tanamannya,
klasifikasi tanaman dan juga jarak tanamnya.
D. Hasil pengamatan
1.
Mangga
Mangga
atau mempelam adalah nama
sejenis buah, demikian pula nama pohonnya. Mangga termasuk ke dalam marga Mangifera, yang terdiri dari 35-40 anggota, dan suku Anacardiaceae. Nama ilmiahnya adalah Mangifera
indica.
Kerajaan
: Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnolopsida
Ordo : Sapindales
Famili :
Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : M. indica
b.
Sifat
morfologi, anatomi dan fisiologi tanaman mangga
Pohon mangga termasuk tumbuhan tingkat tinggi yang
struktur batangnya (habitus) termasuk kelompok arboreus, yaitu
tumbuhan berkayu yang mempunyai tinggi batang lebih dari 5 m. Mangga bisa mencapai
tinggi 10-40 m.
Pohon mangga berperawakan besar, dapat mencapai tinggi 40
m atau lebih, meski kebanyakan mangga peliharaan hanya
sekitar 10 m atau kurang. Batang mangga tegak, bercabang agak kuat; dengan
daun-daun lebat membentuk tajuk yang indah berbentuk kubah, oval atau
memanjang, dengan diameter sampai 10 m. Kulit batangnya tebal dan kasar dengan
banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun. Warna pepagan
(kulit batang) yang sudah tua biasanya coklat keabuan, kelabu tua sampai hampir
hitam.
Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang sangat
panjang hingga bisa mencapai 6 m. Akar cabang makin ke bawah semakin sedikit,
paling banyak akar cabang pada kedalaman lebih kurang 30-60 cm.
Daun tunggal, dengan letak tersebar, tanpa daun penumpu. Panjang tangkai daun bervariasi dari 1,25-12,5 cm, bagian
pangkalnya membesar dan pada sisi sebelah atas ada alurnya. Aturan letak daun
pada batang biasanya 3/8, tetapi makin mendekati ujung, letaknya makin
berdekatan sehingga nampaknya seperti dalam lingkaran (roset). Helai
daun bervariasi namun kebanyakan berbentuk jorong sampai lanset, 2-10 × 8-40
cm, agak liat seperti kulit, hijau tua berkilap, berpangkal melancip dengan
tepi daun bergelombang dan ujung meluncip, dengan 12-30 tulang daun sekunder.
Beberapa variasi bentuk daun mangga:
·
Lonjong dan ujungnya seperti mata tombak.
·
Berbentuk
bulat telur, ujungnya runcing seperti mata tombak.
·
Berbentuk
segi empat, tetapi ujungnya runcing.
·
Berbentuk
segi empat, ujungnya membulat.
Daun yang masih muda biasanya bewarna kemerahan, keunguan
atau kekuningan; yang di kemudian hari akan berubah pada bagian permukaan
sebelah atas menjadi hijau mengkilat, sedangkan bagian permukaan bawah berwarna
hijau muda. Umur daun bisa mencapai 1 tahun atau lebih.
Biji dipilih
dari tanaman yang sehat, kuat dan buahnya berkualitas. Biji dikeringanginkan
dan kulitnya dibuang. Siapkan kotak persemaian ukuran 100 x 50 x 20 cm3 dengan
media tanah kebun dan pupuk kandang (1:1), biji ditanam pada jarak 10-20 cm.
Dapat pula mangga disemai dikebun dengan jarak tanam 30 x 40 atau 40 x 40 cm di
atas tanah yang gembur. Persemaian diberi naungan dari plastik/sisa-sisa
tanaman, tetapi jangan sampai udara di dalam persemaian menjadi terlalu lembab.
2.
Bayam
Bayam (Amaranthus
spp.) merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya sebagai sayuran
hijau. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik namun sekarang tersebar ke seluruh dunia. Tumbuhan
ini dikenal sebagai sayuran sumber zat besi
yang penting.
Kerajaan :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnolopsida
Ordo :
Caryophyllales
Famili :
Amarantheceae
Genus :
Amaranthoideae
Spesies : Amaranthus spinosius
b.
Sifat
morfologi, anatomi dan fisiologi tanaman bayam
Terna semusim yang menyukai iklim hangat dan cahaya kuat. Bayam
relatif tahan terhadap pencahayaan langsung karena merupakan tumbuhan C4. Batang berair dan kurang berkayu. Daun bertangkai, berbentuk bulat telur, lemas, berwarna hijau, merah,
atau hijau keputihan. Bunga tersusun majemuk tipe tukal yang rapat, bagian bawah duduk di ketiak, bagian atas berkumpul menjadi
karangan bunga di ujung tangkai dan ketiak percabangan. Bijinya
berwarna hitam, kecil dan keras.
Untuk
penanaman sendiri dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
a.
Ditebar langsung di atas bedengan, yaitu biji dicampur
dengan pupuk kandang yang telah dihancurkan dan ditebar secara merata di atas
bedengan.
b.
Ditebar pada
larikan/barisan dengan jarak 10-15 cm, kemudian ditutup dengan lapisan tanah.
c.
Disemai setelah
tumbuh (sekitar 10 hari) bibit dibumbun dan dipelihara selama + 3
minggu. Selanjutnya dipindahkan ke bedengan dengan jarak tanam 50 x 30 cm.
Biasanya untuk bayam petik.
3.
Sukun
Sukun adalah nama sejenis pohon dan buahnya
sekali. Buah sukun tidak berbiji dan memiliki bagian yang empuk, yang mirip roti
setelah dimasak atau digoreng. Karena itu, orang-orang Eropa mengenalnya
sebagai "buah roti" (Ingg.: breadfruit; Bld.: broodvrucht, dll.).
Sukun sesungguhnya adalah kultivar
yang terseleksi sehingga tak berbiji. Kata "sukun" dalam bahasa
Jawa berarti "tanpa biji" dan dipakai untuk kultivar tanpa
biji pada jenis buah lainnya, seperti jambu klutuk dan durian.
"Moyangnya" yang berbiji (dan karenanya dianggap setengah liar)
dikenal sebagai timbul, kulur (bahasa
Sunda), atau kluwih (bahasa Jawa). Di daerah Pasifik, kulur
dan sukun menjadi sumber karbohidrat penting. Di sana dikenal dengan berbagai
nama, seperti kuru, ulu, atau uru. Nama ilmiahnya adalah Artocarpus
altilis.
Buah Sukun
Kerajaan:
|
|
Filum:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
A. altilis
|
Nama binomial Artocarpus
altilis
Pohon sukun (atau
pohon timbul) umumnya adalah pohon tinggi, dapat mencapai 30 m, meski umumnya di
pedesaan hanya belasan meter tingginya. Hasil perbanyakan dengan klon umumnya pendek dan
bercabang rendah. Batang besar dan lurus, hingga 8 m, sering dengan akar papan
(banir) yang rendah dan memanjang.
Bertajuk renggang,
bercabang mendatar dan berdaun besar-besar yang tersusun berselang-seling;
lembar daun 20-40 × 20-60 cm, berbagi menyirip dalam, liat agak keras seperti
kulit, hijau tua mengkilap di sisi atas, serta kusam, kasar dan berbulu halus
di bagian bawah. Kuncup tertutup oleh daun penumpu besar yang berbentuk
kerucut. Semua bagian pohon mengeluarkan getah putih (lateks) apabila dilukai.
Perbungaan dalam
ketiak daun, dekat ujung ranting. Bunga jantan dalam bulir berbentuk gada
panjang yang menggantung, 15-25 cm, hijau muda dan menguning bila masak, serbuk
sari kuning dan mudah diterbangkan angin. Bunga majemuk betina berbentuk bulat
atau agak silindris, 5-7 × 8-10 cm, hijau. Buah majemuk merupakan perkembangan
dari bunga betina majemuk, dengan diameter 10-30 cm. Forma berbiji (timbul)
dengan duri-duri lunak dan pendek, hijau tua. Forma tak berbiji (sukun)
biasanya memiliki kulit buah hijau kekuningan, dengan duri-duri yang tereduksi
menjadi pola mata faset segi-4 atau segi-6 di kulitnya.
Biji timbul berbentuk
bulat atau agak gepeng sampai agak persegi, kecoklatan, sekitar 2,5 cm,
diselubungi oleh tenda bunga. Sukun tidak menghasilkan biji, dan tenda bunganya
di bagian atas menyatu, membesar menjadi 'daging buah' sukun
Asal-usul sukun
diperkirakan dari kepulauan Nusantara
sampai Papua. Mengikuti migrasi
suku-suku Austronesia sekitar 2000 tahun sebelum Masehi, tanaman ini kemudian
turut menyebar ke pulau-pulau di Pasifik. Diperkirakan pada masa perdagangan
rempah di akhir zaman Majapahit,
sukun menyebar ke Jawa
dari Maluku. Karena pengaruh
kolonisasi bangsa-bangsa Eropa, sukun ini lalu menyebar ke barat antara
tahun-tahun 1750-1800 ke Malaysia,
India, Srilangka,
Mauritius, dan pada 1899
tiba di Afrika. Kini sukun telah
menyebar luas di berbagai belahan dunia terutama di lingkar tropis.
Sukun menyukai iklim
tropis: suhu panas (20-40˚C), banyak hujan (2000-3000 mm pertahun) dan lembab
(lengas nisbi 70-90%), dan lebih cocok di dataran rendah, di bawah 600 m dpl.,
meski dijumpai sampai sekitar 1500 m dpl. Anakan pohon lebih baik tumbuh di bawah
naungan, namun kemudian membutuhkan matahari penuh untuk tumbuh besar. Meskipun
kebanyakan kultivarnya akan tumbuh dengan baik pada tanah-tanah aluvial yang
subur, dalam dan berdrainase baik, akan tetapi variasi kemampuannya sangat
besar. Maka ada varietas-varietas yang tumbuh baik di tanah berawa, tanah
kapur, tanah payau dan lain-lain.
4.
Pisang
Pisang adalah nama
umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang dari suku
Musaceae.
Beberapa jenisnya (Musa acuminata, M. balbisiana, dan M. ×paradisiaca)
menghasilkan buah
konsumsi yang dinamakan sama. Buah ini tersusun dalam tandan dengan
kelompok-kelompok tersusun menjari, yang disebut sisir. Hampir semua buah
pisang memiliki kulit berwarna kuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang berwarna
jingga, merah, ungu, atau bahkan hampir hitam. Buah pisang sebagai bahan pangan
merupakan sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium.
Perlu disadari,
istilah "pisang" juga dipakai untuk sejumlah jenis yang tidak
menghasilkan buah konsumsi, seperti pisang abaka,
pisang hias, dan pisang kipas. Artikel ini
hanya membahas pisang penghasil buah konsumsi serta kerabatnya yang berkaitan.
Pisang
Pisang di perkebunan
Kerajaan:
|
|
Divisi:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
Spesies
·
M. acuminata
·
M. balbisiana
·
M. ×paradisiaca (invalid)
·
M. sapientum (invalid)
Ø SYARAT TUMBUH
1. Iklim
a. Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis.
b. Kecepatan angin tidak terlalu tinggi.
c. Curah hujan optimal adalah 1.520 - 3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering.
1. Iklim
a. Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis.
b. Kecepatan angin tidak terlalu tinggi.
c. Curah hujan optimal adalah 1.520 - 3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering.
2. Media Tanam
a. Sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan.
b. Air harus selalu tersedia tetapi tidak menggenang.
c. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.
a. Sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan.
b. Air harus selalu tersedia tetapi tidak menggenang.
c. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.
3.Ketinggian Tempat
Dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka dan tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl
Dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka dan tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl
Ø PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
1. Pembibitan
- Perbanyakan dengan cara vegetatif berupa tunas (anakan).
- Tinggi anakan untuk bibit 1 - 1,5 m, lebar potongan umbi 15 - 20 cm.
- Anakan diambil dari pohon yang berbuah baik dan sehat.
- Bibit yang baik daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit.
1. Pembibitan
- Perbanyakan dengan cara vegetatif berupa tunas (anakan).
- Tinggi anakan untuk bibit 1 - 1,5 m, lebar potongan umbi 15 - 20 cm.
- Anakan diambil dari pohon yang berbuah baik dan sehat.
- Bibit yang baik daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit.
2. Penyiapan Bibit
- Tanaman untuk bibit ditanam dgn jarak tanam 2×2 m
- Satu pohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7- 9.
- Tanaman untuk bibit ditanam dgn jarak tanam 2×2 m
- Satu pohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7- 9.
3. Sanitasi Bibit Sebelum Ditanam
- Setelah dipotong, bersihkan tanah yang menempel di akar.
- Simpan bibit di tempat teduh 1 - 2 hari sebelum tanam.
- Buang daun yang lebar.
- Rendam umbi bibit sebatas leher batang di dalam larutan POC NASA (1 - 2 tutup), HORMONIK (0,5 -1 tutup), Natural GLIO (1 - 2 sendok makan) dalam setiap 10 liter air, selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
- Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam umbi bibit di dalam air panas beberapa menit.
- Setelah dipotong, bersihkan tanah yang menempel di akar.
- Simpan bibit di tempat teduh 1 - 2 hari sebelum tanam.
- Buang daun yang lebar.
- Rendam umbi bibit sebatas leher batang di dalam larutan POC NASA (1 - 2 tutup), HORMONIK (0,5 -1 tutup), Natural GLIO (1 - 2 sendok makan) dalam setiap 10 liter air, selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
- Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam umbi bibit di dalam air panas beberapa menit.
4. Pengolahan Media Tanam
- Lakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-semak.
- Gemburkan tanah yang masih padat
- Buat sengkedan terutama pada tanah miring dan buat juga saluran pengeluaran air.
- Dianjurkan menanam tanaman legum seperti lamtoro di batas sengkedan.
- Lakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-semak.
- Gemburkan tanah yang masih padat
- Buat sengkedan terutama pada tanah miring dan buat juga saluran pengeluaran air.
- Dianjurkan menanam tanaman legum seperti lamtoro di batas sengkedan.
5. Teknik Penanaman
- Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat dan 30 x 30 x 30 cm pada tanah gembur.
- Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang dan 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.
- Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September - Oktober).
- Siapkan campuran Natural GLIO dan pupuk kandang, caranya: Campur 100 gram Natural GLIO dengan 25 - 50 kg pupuk kandang, jaga kelembaban dengan memercikan air secukupnya, masukkan ke dalam karung, biarkan 1 - 2 minggu.
- Pisahkan tanah galian bagian atas dan bagian bawah.
- Tanah galian bagian atas dicampur Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang (0,5 - 1 kg per lubang tanam), tambahkan dolomit (0,5 - 1 kg/lubang tanam), pupuk kandang 15 - 20 kg/lubang tanam.
- Masukkan bibit dengan posisi tegak, tutup terlebih dulu dengan tanah bagian atas yang sudah dicampur Natural GLIO, dolomit dan pupuk kandang, diikuti tanah galian bagian bawah. Catatan : pupuk kandang diberikan jika tersedia, jika tidak dapat diganti dengan SUPERNASA.
- Siram dengan larutan POC NASA (1 - 2 tutup), HORMONIK (0,5 tutup) dalam setiap 5 liter air. Untuk mendapatkan hasil lebih baik, POC NASA dapat diganti dengan POP SUPERNASA. Cara penggunaan POP SUPERNASA: 1 (satu) botol POP SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 5 liter air diberi 5 tutup larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon. -Penyiraman dilakukan 2 - 3 bulan sekali.
- Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat dan 30 x 30 x 30 cm pada tanah gembur.
- Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang dan 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.
- Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September - Oktober).
- Siapkan campuran Natural GLIO dan pupuk kandang, caranya: Campur 100 gram Natural GLIO dengan 25 - 50 kg pupuk kandang, jaga kelembaban dengan memercikan air secukupnya, masukkan ke dalam karung, biarkan 1 - 2 minggu.
- Pisahkan tanah galian bagian atas dan bagian bawah.
- Tanah galian bagian atas dicampur Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang (0,5 - 1 kg per lubang tanam), tambahkan dolomit (0,5 - 1 kg/lubang tanam), pupuk kandang 15 - 20 kg/lubang tanam.
- Masukkan bibit dengan posisi tegak, tutup terlebih dulu dengan tanah bagian atas yang sudah dicampur Natural GLIO, dolomit dan pupuk kandang, diikuti tanah galian bagian bawah. Catatan : pupuk kandang diberikan jika tersedia, jika tidak dapat diganti dengan SUPERNASA.
- Siram dengan larutan POC NASA (1 - 2 tutup), HORMONIK (0,5 tutup) dalam setiap 5 liter air. Untuk mendapatkan hasil lebih baik, POC NASA dapat diganti dengan POP SUPERNASA. Cara penggunaan POP SUPERNASA: 1 (satu) botol POP SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 5 liter air diberi 5 tutup larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon. -Penyiraman dilakukan 2 - 3 bulan sekali.
5.
Ubi
jalar
Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea
batatas L.) adalah sejenis tanaman budidaya.
Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi
(karbohidrat) yang tinggi. Di Afrika, umbi ubi jalar menjadi salah satu sumber makanan pokok yang penting. Di Asia, selain
dimanfaatkan umbinya, daun muda ubi jalar juga dibuat sayuran. Terdapat pula
ubi jalar yang dijadikan tanaman hias
karena keindahan daunnya.
Kerajaan:
|
|
Divisi:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
I.
batatas
|
Nama binomial Ipomoea
batatas
Bunga
ubi jalar.
Ubi jalar berasal dari Amerika Selatan tropis dan, yang masih
diperdebatkan, Papua. Kalangan yang tidak menyetujui asal
muasal ubi jalar dari Papua berpendapat bahwa orang Indian telah berlayar
menuju ke barat melalui Samudra Pasifik dan membantu menyebarkan ubi jalar ke
Asia. Proposal ini banyak ditentang karena bertentangan dengan fakta-fakta
klimatologi dan antropologi.
E. Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat diambil adalah bahwa setiap tanaman memilki perbedaan dalam sifat
morfologi, anatomi maupun fisiologinya, dan juga untuk teknik penanamannya
berbeda – beda dari jarak tanam, dalamnya lubang tanam dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Pupuk Urea Bisa Digunakan di Tanaman Indoor &
Bagaimana? | EHow.com http://www.ehow.com/info_7910059_can-fertilizer-used-indoor-plants.html#ixzz1QCXv3M84
http://www.kebonkembang.com/panduan-dan-tip-rubrik-35/145.html.
Diakses Minggu, 26 Juni 2011. www.google.com
http://www.kebonkembang.com/panduan-dan-tip-rubrik-35/145.html.
Diakses Minggu, 26 Juni 2011. www.google.com
http://dewaarka.wordpress.com/2009/04/10/abiotik/.
Diakses pada hari Kamis, 2 juni 2011.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem.
Diakses pada hari Kamis, 2 juni 2011.
Soemedi,
dan A. Handriatni. 2003. Diktat Kuliah Ekologi Tanaman. Pekalongan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar