LAPORAN
PRAKTIKUM
KULTUR
JARINGAN
Dosen
pembimbing : Drs. Gunawan
Disusun
Oleh
TONI
SETIAWAN (1006780411)
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
PEKALONGAN
PEKALONGAN
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT karena dengan rahrnat-Nya jua kami dapat menyelesaikan penyusunan LAPORAN
PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN.
Laporan
ini disusun berdasarkan praktikum di laboraterium kimia. Kami ucapkan terima
kasih kepada:
1.
Bapak Drs. Gunawan sebagai dosen pengampu mata kuliah kimia.
2. Isa Amsori sebagai asisten.
3.
Teman-teman semua yang telah membantu dalam menyelesaikan
laporan ini.
Mudah-mudahan
dengan disusunnya laporan ini dapat memberikan wawasan dan ilmu bagi kita dan
khususnya kami kelompok 1. Kami
mohon maaf apabila di dalam laporan ini ada kesalahan baik dari segi bahasa,
penggunaan bahasa, maupun hal-hal lainnya. Maka dari itu kritik dan saran
yang membangun Kami harapkan untuk perbaikan laporan ini selanjutnya.
Hormat kami, Juni 2011
Tim Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman Judul ....................................................................................................... 1
Kata Pengantar ....................................................................................................... 2
Daftar Isi ................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN
................................................................................................. 5
1.1 Pengertian Kulur Jaringan ..................................................................... 5
1.2 Prinsip .................................................................................................... 5
1.3 Prasyarat ................................................................................................ 5
1.4 Media .................................................................................................... 5
1.5 Metode .................................................................................................. 6
1.6 Daftar Pustaka ...................................................................................... 6
Acara I Pengenalan Alat dan Bahan Kultur Jaringan .......................................... 7
1.1
Tujuan
................................................................................................... 7
1.2
Waktu dan
Tempat
............................................................................... 7
1.3
Dasar Teori
........................................................................................... 7
1.4
Bahan dan
Alat ..................................................................................... 8
1.5
Prosedur
Kerja
...................................................................................... 8
1.6
Hasil
dan Pembahasan
.......................................................................... 9
1.7
Hasil
Pengamatan Alat dan Bahan Kultur Jaringan di Laboratorium Kultur Jaringan Comal
................................................................................... 14
1.8
Kesimpulan
......................................................................................... 19
1.9
Daftar
Pustaka
.................................................................................... 19
Acara II Penanaman Eksplan
.............................................................................. 20
1.1
Tujuan
................................................................................................ 20
1.2
Waktu
dan Tempat
............................................................................ 20
1.3
Dasar
Teori
........................................................................................ 20
1.4
Bahan
dan Alat
.................................................................................. 21
1.5
Prosedur
Kerja
................................................................................... 22
1.6
Hasil
dan Pembahasan ....................................................................... 22
1.7
Kesimpulan
.................................................................................... 23
1.8
Daftar
Pustaka
............................................................................... 23
Acara III Pembuatan
media Aklimatisasi dan Media Agar .......................... 24
1.1 Tujuan
.......................................................................................... 24
1.2 Dasar
Teori .................................................................................. 24
1.3 Tempat
dan Waktu Pelaksanaan ................................................. 24
1.4 Prosedur
Kerja
............................................................................ 25
1.5 Kesimpulan
................................................................................. 28
1.6 Daftar
Pustaka
............................................................................ 28
Acara IV Tanam
Aklimatisasi ....................................................................
29
1.1 Tujuan
........................................................................................ 29
1.2 Dasar
Teori
................................................................................ 29
1.3 Waktu
dan Tempat Pelaksanaan ............................................... 30
1.4 Hasil
Pengamatan
..................................................................... 30
1.5 Kesimpulan
.............................................................................. 31
1.6 Daftar
Pustaka .......................................................................... 31
PENDAHULUAN
1.1
Pengertian
Kultur Jaringan
Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik, sehingga
bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap
kembali.
1.2
Prinsip
Teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif. Berbeda dari
teknik perbanyakan tumbuhan secara konvensional, teknik
kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol
kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali
disebut kultur in vitro.
Dikatakan in vitro (bahasa Latin), berarti "di dalam kaca" karena jaringan
tersebut dibiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu.
Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi. Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman
dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas
jaringan-jaringan hidup. Oleh karena itu, semua organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat
yang sama persis dengan induknya.
1.3
Prasyarat
Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat
untuk mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan. Hal yang paling esensial adalah wadah
dan media tumbuh yang steril. Media adalah
tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh
menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk hidup dan
memperbanyak dirinya.
1.4
Media
Ada dua penggolongan media tumbuh: media padat dan
media cair. Media padat pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar, dimana nutrisi
dicampurkan pada agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair
dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan.
Komposisi media yang
digunakan dalam kultur jaringan dapat berbeda komposisinya. Perbedaan komposisi
media dapat mengakibatkan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang
ditumbuhkan secara in vitro. Media Murashige dan Skoog (MS) sering
digunakan karena cukup memenuhi unsur hara makro, mikro dan vitamin untuk
pertumbuhan tanaman.
Nutrien yang tersedia di media berguna untuk metabolisme, dan vitamin pada media dibutuhkan oleh organisme dalam jumlah
sedikit untuk regulasi. Pada media MS, tidak terdapat zat pengatur tumbuh (ZPT)
oleh karena itu ZPT ditambahkan pada media (eksogen). ZPT atau hormon tumbuhan
berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Interaksi dan keseimbangan antara ZPT yang diberikan dalam
media (eksogen) dan yang diproduksi oleh sel secara endogen menentukan arah
perkembangan suatu kultur.
Penambahan hormon tumbuhan atau zat
pengatur tumbuh pada
jaringan parenkim dapat mengembalikan jaringan ini menjadi meristematik kembali
dan berkembang menjadi jaringan adventif tempat pucuk, tunas, akar maupun daun pada lokasi
yang tidak semestinya. Proses ini dikenal dengan peristiwa dediferensiasi.
Dediferensiasi ditandai dengan peningkatan aktivitas pembelahan, pembesaran
sel, dan perkembangan jaringan.
1.5
Metode
Metode perbanyakan tanaman secara in vitro dapat
dilakukan melalui tiga cara, yaitu melalui perbanyakan tunas dari mata tunas apikal, melalui
pembentukan tunas adventif, dan embriogenesis somatik, baik secara
langsung maupun melalui tahap pembentukan kalus. Ada beberapa
tipe jaringan yang digunakan sebagai eksplan dalam
pengerjaan kultur jaringan. Pertama adalah jaringan muda yang belum mengalami
diferensiasi dan masih aktif membelah (meristematik) sehingga memiliki
kemampuan regenerasi yang tinggi. Jaringan tipe pertama ini biasa
ditemukan pada tunas apikal, tunas
aksiler, bagian tepi daun, ujung akar, maupun kambium batang. Tipe jaringan yang kedua adalah jaringan parenkima, yaitu jaringan penyusun tanaman muda yang sudah mengalami diferensiasi
dan menjalankan fungsinya. Contoh jaringan tersebut adalah jaringan daun yang
sudah berfotosintesis dan jaringan batang atau akar yang berfungsi sebagai
tempat cadangan makanan.
1.6
Daftar
Pustaka
Marlina N. 2004. Teknik modifikasi
media Murashige dan Skoog (MS) untuk konservasi in vitro. Buletin Teknik
Pertanian 9(1):4-6.
ACARA I
PENGENALAN
1.1 Tujuan
Untuk mengetahui tentang LPT3 Comal dan mengetahui
Peralatan yang di butuhkan dalam Kultur Jaringan.
1.2 Waktu
dan Tempat
Tanggal 21 Mei 2011, LPT3 Comal Baru.
1.3 Dasar Teori
Laboratorium Penelitian Tanah dan Tanaman Tebu (LPT3)
Comal Baru adalah Laboratorium PTP Nusantara IX (Persero) yang berdomisili di
kompleks rumah dinas rayon Comal Baru PG. Sragi. LPT3 Comal didirikan
tahun 1977 yang diresmikan oleh gubernur Jawa Tengah Bapak. Soepardjo Roestam.
Sejak tanggal 5 Juli 2009 dengan adanya SK Direksi PTPN IX.9/SK/239/2007 LPT3
dibawah direktorat RENBANG menagangani urusan penelitian , baik di tanaman
tahunan (DTT) maupun tanaman semusim (DTS). Keberadaan LPT3 Comal saat ini memberikan
informasi kepada pabrik gula di PTP Nusantara IX (Persero). Dalam hal antara
lain Analisa Tanah, Jaringan, Pupuk, Tetes, Uji potensi, Uji Perah, Penyediaan
Tricohogramma Sp. sebagai predator hama penggerak batang maupun pucuk pada
tanaman tebu serta tanaman padi (bekerja sama dengan laboratorium Pengamat Hama
Tanaman Eks. Karesidenan Pekalongan) sejak tahun 2003 LPT3 melengkapi diri
dengan Hot Water Treatment Mini yang digunakan untuk pengendalian penyakit
sistemik. Bekerja sama dengan P3GI KP Comal dan Solo mengadakan seleksi
kebun-kebun bibit untuk mendapatkan bibit unggul , murni dan sehat. Selain itu
LPT3 juga diberi tugas untuk menyiapkan dan mengembangkan bibit unggul murni
dan sehat melalui teknik tissue culture serta menyelenggarakan kebun bibit
pokok utama (KBPU). Dalam perkembangannya LPT3 telah mampu menyediakan bibit
unggul murni dan sehat bagi para petani tebu di wilayah pabrik gula pantura.
Disamping melayani pabrik gula, LPT3 juga melayani masyarakat instansi lain,
perguruan tinggi dalam hal jasa analisa tanah, pupuk dan jaringan tanaman.
Selain melayani analisa yang menangani yang ada hubungannya dengan bidang
agronomi juga melayani analisa dari bagian lain seperti P2O5 Nira, kerak pan
penguapan dan ketel uap, raw Sugar.
1.4 Bahan dan Alat
·
Alat Tulis
·
Kamera
·
Perekam suara
1.5 Prosedur Kerja
Mengelilingi lokasi yang ada di LPT3 Comal Baru dan
mengamati peralatan dalam Kultur
Jaringan di laboratorium LPT3.
1.6 Hasil
dan Pembahasan
Proses Penelitian Proses Penelitian Proses Penelitian
Ruang Sie
Analisa Praktikum
Mahasiswa Lahan Uji
Sarana yang tersedia di LPT3
1. Laboratorium
Tissue Culture
2. Laboratorium Analisa
3. Laboratorium Hama
4. Lahan untuk penyelenggaraan Kebun Bibit.
5. Lahan untuk penyelenggaraan Kebun Percobaan.
Progam
Kerja LPT3
a.Jangka pendek
1.Pelayanan analisa tanah, pupuk, daun, nira, TSAI.
2.Ikut melaksanakan Uji Perah
3.Penyediaan bibit tebu unggul lokal hasil kultur jaringan.
4.Mengadakan percobaan di lapangan, baik
di bidang tanaman maupun hama/ penyakit.
b.Jangka Menengah
1.Mengembangkan budi daya kultur jaringan,
tanaman dan Holtikultura 2. Mengembangkan pupuk hayati / Organik.
3.Mengembangkan predator hayati dalam
upaya pengendalian hama baik di DTS maupun DTT.
4.Mengembangkan analisa untuk DTT baik tanaman, tanah dan pupuk.
5.Meningkatkan kerjasama dengan
lembaga-lembaga penelitian lain yang berada di Indonesia.
c.Jangka Panjang
Pengembangan Laboratorium menjadi lembaga penelitian dengan pelayanan dan
fasilitas yang lebih lengkap.
Peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan kultur jaringan :
1. Alat Pembuatan Media
2. Alat Persiapan Eksplan (Inisiasi)
3. Alat Penanaman (Inokulasi)
4. Alat Inkubasi
5. Alat Aklimatisasi
1. Alat Pembuatan Media
No
|
Alat
|
Fungsi
|
1.
|
Gelas
becker/piala
|
Untuk
menuangkan atau mempersiapkan bahan kimia dan air aquades dalam pembuatan
media. Ukuran gelas piala bervariasi, 100ml, 300ml, 1000ml, 2000ml.
|
2.
|
Pipet
|
Untuk
mengambil cairan.
|
3.
|
Timbangan
|
Untuk menimbang bahan kimia yang diperlukan
dalam pembuatan media kultur.
|
4.
|
Spatula
|
Untuk mengambil bahan kimia yang diperlukan
dalam pembuatan media kultur.
|
5.
|
Indicator pH/
lakmus
|
Untuk
mengukur pH media ketika membuat media.
|
6.
|
Sendok kaca
|
Untuk mengaduk media saat persiapan dan saat
pemanasan.
|
7.
|
Panci
|
Tempat
memasak media.
|
8.
|
Kompor
|
Untuk pemanas saat memasak media.
|
9.
|
Autoklaf
|
Untuk mensterilkan semua peralatan dan media
kultur yang dipakai dalam kegiatan kultur jaringan.
|
10.
|
Botol kultur
|
Tempat untuk mengkulturkan atau menanam eksplan.
|
11.
|
Plastik dan karet tahan panas
|
Untuk penutup pada botol kultur dan sebagai
pengikat plastik dengan botol kultur.
|
2. Alat Penyiapan Eksplan
(Inisiasi)
No
|
Alat
|
Fungsi
|
1.
|
Botol
kultur
|
Tempat untuk mengkulturkan atau menanam eksplan.
|
2.
|
Scalpel
|
Untuk
pemotongan eksplan
|
3.
|
Gunting
|
Untuk
memotong eksplan
|
3. Alat Penanaman
(Inokulasi)
No
|
Alat
|
Fungsi
|
1.
|
Laminar
air flow/enkas
|
Untuk
menanam eksplan ke dalam botol dalam kondisi steril atau melakukan sub kultur
yang dilengkapi dengan blower dan lampu UV.
|
2.
|
Pinset
|
Untuk mengambil eksplan.
|
3.
|
Spatula
|
Untuk
mengambil eksplan
|
4.
|
Petridish
|
Tempat
untuk memotong-motong eksplan yang akan di tanam dalam botol kultur.
|
5.
|
Bunsen
|
Untuk
menggarang/membakar alat-alat kultur, seperti alat-alat diseksi ketika
melakukan penanaman sehingga peralatan tersebut tetap steril.
|
4. Alat Inkubasi
No
|
Alat
|
Fungsi
|
1.
|
Rak
kultur
|
Tempat untuk menyimpan
botol-botol berisi eksplan hasil inokulasi dan mengoptimalkan pemanfaatan
ruangan yang ada.
|
2.
|
Air
conditioner (AC)
|
Untuk
menjaga suhu ruangan agar tetap stabil sesuai dengan kondisi suhu untuk
kultur jaringan.
|
3.
|
Lampu
|
Untuk
memberikan penerangan dan cahaya bagi pertumbuhan tanaman.
|
4.
|
Timer
listrik
|
Untuk
mengatur waktu penyinaran pada tanaman kultur.
|
5.
|
Termometer
suhu ruangan
|
Untuk mengetahui suhu ruangan
|
5. Alat Aklimatisasi
No
|
Alat
|
Fungsi
|
1.
|
Ember
|
Untuk
tempat plantlet yang telah dikeluarkan dari botol yang akan dicuci.
|
2.
|
Gelas
becker/piala
|
Tempat
perendaman plantlet dengan fungisida dan bakterisida.
|
3.
|
Pinset
|
Untuk
mengeluarkan plantlet dari botol kultur.
|
4.
|
Timbangan
|
Untuk
menimbang fungisida dan bakterisida.
|
5.
|
Pengaduk
kaca
|
Untuk
mengaduk larutan fungisida dan bakterisida.
|
6.
|
Pot
try
|
Tempat menanam plantlet.
|
7.
|
Kertas
koran
|
Alas
untuk mengeringkan tanaman yang sudah di rendam.
|
1.7 Hasil
Pengamatan Alat dan Bahan Kultur Jaringan di Laboratorium Kultur Jaringan Comal
Pada
laboratorium kultur jaringan LPT3 yang di comal terdapat alat-alat yang
digunakan dalam melakukan kegiatan kultur jaringan tanaman tebu yaitu :
Alat Penyiapan Eksplan (Inisiasi) dan Alat
Penanaman (Inokulasi)
No
|
Alat
|
Fungsi
|
1.
|
Botol
kultur atau tabung kultur
|
Tempat untuk mengkulturkan atau
menanam eksplan.
|
2.
|
Scalpel atau pisau potong (ada 2
jenis yang ujungnya runcing dan tidak runcing)
|
Untuk pemotongan eksplan
|
3.
|
Jarum onikulum
|
Untuk memindahkan biakan/eksplan
untuk ditanam/ditumbuhkan ke media tanam(tabung kultur)
|
4.
|
Pinset
|
Untuk menjepit bahan yang
dijadikan untuk ekslpan nantinya
|
5.
|
Botol
Selai
|
Untuk
meletakkan cairan alkohol untuk mensterilkan alat-alat untuk membersihkan,
memotong, menjepit, dan memindahkan eksplan
|
6.
|
Alat
semprot
|
Alat
semprot ini diisi cairan alkohol yang digunakkan untuk disemprotkan ke tangan
kita, meja, dan alas untuk memotongeksplan agar steril
|
7.
|
Laminar air flow/enkas (Biological Safety Cabinet(BSC))
|
Untuk menanam eksplan ke dalam
botol dalam kondisi steril atau melakukan sub kultur yang dilengkapi dengan blower
dan lampu UV.
|
8.
|
Bunsen
|
Untuk menggarang/membakar
alat-alat kultur, seperti alat-alat diseksi ketika melakukan penanaman
sehingga peralatan tersebut tetap steril.
|
9.
|
Kertas
alumunium foil
|
Untuk
menutup tabung kultur
|
10.
|
Autoklaf
|
Untuk mensterilkan semua peralatan
dan media kultur yang dipakai dalam kegiatan kultur jaringan.
|
Alat Inkubasi
No
|
Alat
|
Fungsi
|
1.
|
Rak kultur
|
Tempat untuk menyimpan botol-botol
berisi eksplan hasil inokulasi dan mengoptimalkan pemanfaatan ruangan yang
ada.
|
2.
|
Air conditioner (AC)
|
Untuk menjaga suhu ruangan agar
tetap stabil sesuai dengan kondisi suhu untuk kultur jaringan.
|
3.
|
Lampu
|
Untuk memberikan penerangan dan
cahaya bagi pertumbuhan tanaman.
|
4.
|
Termometer suhu ruangan
|
Untuk mengetahui suhu ruangan
|
5.
|
Kain hitam
|
Untuk menutup rak kuljar yang
tanpa penyinaran
|
Ø Gambar alat-alat kultur jaringan :
1.
Laminar air flow/enkas (Biological Safety Cabinet(BSC))
2.
Alat-alat yang terbuat dari kaca yang digunakkan untuk
melakukan kultur jaringan:
Macam-macam
alatnya:
·
Erlenmeyer
·
Baker glass
·
Tabung ukur
·
Dll
3.
Alat-alat yang digunakkan untuk pemotongan eksplan:
Macam-macam
alat dan bahannya:
·
Alat semprot yang berisi alkohol dengan kadar 95%
·
Bunsen
·
Botol yang berisi alkohol 95% untuk mensterilkan
alat-alat inokulasi
·
Pisau potong ada 2 macam yang ujungnya runcing dan
tidak runcing
·
Jarum inokulum atau jarum ose
·
Pinset
4.
Rak yang digunakan untuk menaruh tabung kultur
jaringan yang berisi eksplan
Rak untuk MS II
Untuk cara meletakkan media bisa miring ataupun tidak.
Rak yang ditutup dengan kain hitam tabung bearisi
ekslpan yang tanpa disinari cahaya selama 1,5 bulan (pembentukan kalus).
1.8 Kesimpulan
Laboratorium Penelitian Tanah dan Tanaman Tebu atau yang
sering disebut LPT3 merupakan tempat untuk meneliti objek dalam bidang
pertanian. Peralatan yang di butuhkan dalam Kultur Jaringan di antaranya alat
pembuatan media, persiapan eksplan, penanaman, inkubasi dan aklimatisasi.
1.9 Daftar
Pustaka
Wordpress.2009.
LPT3. http://lpt3.wordpress.com.(
Di pada akses 25 Mei 2011).
------------.
2009. LPT3. http://lpt3.wordpress.com/about.(Diakses pada 25 Mei 2011).
------------. 2009. LPT3. http://lpt3.wordpress.com/tag/pabrik-gula.(Diakses
pada 25 Mei 2011).
--------------.http://eshaflora.blogspot.com
ACARA II
TANAM EKSPLAN
1.1
Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana cara menanam eksplan ke dalam
media.
1.2
Waktu dan Tempat
Tanggal 22 Mei 2011, LPT3 Comal Baru.
1.3
Dasar Teori
Kultur jaringan/Kultur In Vitro/Tissue Culture adalah
suatu teknik untuk mengisolasi, sel, protoplasma,
jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada nutrisi yang
mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,sehingga
bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman
sempurna kembali.
Gambar tebu
Teori Dasar Kultur Jaringan
a. Sel dari suatu organisme multiseluler di mana pun letaknya, sebenarnya sama dengan sel zigot karena berasal dari satu sel tersebut (Setiap sel berasal dari satu sel).
a. Sel dari suatu organisme multiseluler di mana pun letaknya, sebenarnya sama dengan sel zigot karena berasal dari satu sel tersebut (Setiap sel berasal dari satu sel).
b. Teori Totipotensi Sel (Total Genetic Potential), artinya setiap sel
memiliki potensi genetik seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan
berediferensiasi menjadi tanaman lengkap.
Tahapan dalam kultur jaringan diawali dengan pemilihan
pohon induk yang bagus, sehat dan berkarakter khusus. Pohon induk tsb nantinya
akan dijadikan sebagai sumber eksplan. Selanjutnya eksplan disterilkan
menggunakan zat tertentu, demikian juga semua peralatan yang akan digunakan
perlu disterilkan dalam autoklaf. Tahap berikutnya adalah mengiris eksplan
dalam ruang steril. Tahap inilah yang perlu teknik-teknik khusus, beberapa
tanaman yang mengeluarkan getah akan lebih bagus bila diiris dalam larutan
pencegah browning. Selanjutnya tanaman ditanam dalam botol dan dipelihara
hingga siap untuk diaklimatisasi (dipindahkan dari botol ke pot).
Pemilihan eksplan perlu mendapat perhatian karena itulah
yang nanti akan menentukan kualitas bibit yang akan dihasilkan. Paling bagus
apabila eksplan berasal dari jaringan yang masih muda karena sel-selnya masih
aktif membelah (meristematis). Semua bagian tumbuhan dapat dijadikan eksplan,
mulai dari bunga, biji, akar, batang hingga daun.
1.4
Bahan dan Alat
-
Ujung batang
tebu
-
Laminar flow
-
Pinset
-
Pisau potong
yang berujung runcing dan tidak
-
Jarum
inokulum/ose
-
Bunsen
-
Alkohol (etanol)
kadar 95%
-
Alat semprot
yang diisi etanol
-
Botol yang diisi
etanol untuk mencelupkan alat-alat yang digunakan untuk pemotongan eksplan dan
bahan eksplan itu sendiri
-
Alumunium foil
-
Tabung yang
sudah berisi media agar, 2 tabung per anak
-
Talenan
-
Kapas
-
Tong sampah
1.5
Prosedur Kerja
a.
Siapkan
ujung batang tebu kira-kira 20 cm kemudian kupas sebagaian kulit luarnya.
b.
Sterilkan
semua alat dalam botol yang berisi etanol dan di bakar sebelumnya setiap kali
akan memakainya.
c.
Sterilkan
tangan dengan etanol
d.
Ambil
ujung batang tebu kemudian di celupkan kedalam botol yang berisi etanol
kemudian di bakar di atas api bunsen.
e.
Kupas
kulit tebu yang terbakar sebagian dengan tangan kemudian di celupkan kembali ke
dalam botol yang berisi etanol dan bakar kembali di atas api bunsen.
f.
Kupas
kembali kulit tebu sampai di dapat
bagian yang termuda dengan bantuan pisau yang telah di sterilkan sebelumnya.
g.
Setelah
di dapat bagian yang lunak potong dari pangkal kira-kira 1 atau 1,5 cm kemudian
di iris dengan pisau kira-kira 2mm sampai beberapa irisan.
h.
Ambil
tabung yang berisi media kemudian masukan eksplan dengan jarum inokulum yang
telah di bakar di atas api bunsen.
i.
Masukan
eksplan dalam tabung kemudian tutup dengan alumunium foil.
1.6
Hasil dan Pembahasan
Gb.
Pucukan Gb. Penglupan
pucukan Gb. Pemotongan Eksplan
Pemilihan
batang tebu yang di gunakan kira-kira
yang berumur 4-6 bulan, kemudian ambil yang bagian ujung kira-kira 20 cm dari
ruas terakhir. Penglupasan pucukan bertujuan untuk mempermudah dalam
pengambilan dan pemotongan eksplan. Dalam pemotongan eksplan kira-kira 2 mm
jangan terlalu tipis atau tebal, di usahakan waktu meletakkan eksplan posisi
tabung dekat dengan api agar tidak terkontaminasi.
1.7
Kesimpulan
Kultur jaringan lebih efektif dan efisien akan tetapi
resiko kegagalannya cukup tinggi tinggi oleh karena itu dalam setiap melakukan
aktivitas baik lingkungan maupun peralatan, semuanya harus dalam keadaan
aseptik. Keberhasilan kultur jaringan juga di pengaruhi oleh media yang cocok
bagi tanaman tersebut.
1.8
Daftar Pustaka
Elshaflora. 2010. Alat
dan bahan untuk kultur jaraingan.
http://eshaflora.wordpress.com/2010/01/17/alat-dan-bahan-untuk-kultur- jaringan/. (Di akses pada 25 Mei 2011).
Jaimbul. 2011. Kultur
JaringanTebu. http://mbahjaimbul.blogspot.com/2011/01/kultur-jaringan-tanaman-tebu.html.
(Di akses pada 25 Mei 2011).
ACARA III
PEMBUATAN MEDIA AKLIMATISASI dan
PEMBUATAN MEDIA AGAR
1.1
Tujuan
1)
Untuk mengetahui cara pembuatan media
aklimatisasi.
2)
Untuk mengetahui komposisi yang tepat
untuk pembuatan media agar.
1.2
Dasar
Teori
Aklimatisasi
adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng.
Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan
sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan
hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap
serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan
lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan
bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.
Media adalah
tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung
kehidupan jaringan. Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan
jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya. Ada dua penggolongan media
tumbuh: media padat dan media cair. Media padat pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar. Nutrisi
dicampurkan pada agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair
dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan.
1.3
Tempat
dan Waktu Pelaksanaan
Tempat praktikum : Laboratorium LPT3, Comal Baru
Hari praktikum : Sabtu, 28 Mei 2011
1.4
Prosedur Kerja
1) Pembuatan
media aklimatisasi dibutuhkan bahan-bahan dan alat-alat sebagai berikut:
Alat :
-
Drum
-
Plastik
Bahan :
-
1 liter Formalin
-
Tanah (endapan sungai)
-
Pasir
-
Kompos
Prosedur
kerja:
1. Masukkan
tanah, pasir, dan kompos ke dalam drum dengan perbandingan 1:1:1 dan dibuat
4lapis (4bagian) lalu disterisasi dengan 1 liter formalin kemudian ditutup
dengan plastik. Lalu diamkan selama 2-3 minggu (1 bulan lebih baik) baru bisa
dipakai buat tanam.
2. Jika
ingin digunakkan 2 hari sebelum digunakkan sebaiknya media tersebut
diangin-anginkan terlebih dahulu untuk menghilangkan bau formalinnya agar
baunya menguap.
3. Setelah
selasai bisa dikemas ke plastik polibag untuk digunakkan sebagai media tanam.
2) Pembuatan
media agar (media MS) adalah sebagai berikut:
Alat:
-
Gelas ukur ukuran 25 ml, 100 ml
dan 1000 ml
-
Backer glass ukuran 500 ml
-
Erlenmeyer ukuran 1000 ml
-
Pengaduk dari gelas
-
Hot magnetic stirer (Hot Plate Stirer dan Stirer Bar)
-
Autoclaf
-
Pipet
ukuran 50ml, dan 10 ml
Gambar
alat-alat:
Gambar
peralatan pembuatan media agar
( media MS)
( media MS)
Gambar Autoclaf
Bahan
media agar:
-
Aquades
-
Air kelapa muda 1000 mili per 10 liter,
jadi 1 liter 100 mili
-
IAA (5mili)
-
Agar 8 gram
-
NH4NO3 (A) = 16,5 gr
-
KNO3 (B) = 19 gr
-
CaCl2 2H2O (C) =
4,4 gr
-
MgSO4 7H2O (E) =
3,7 gr
-
CuSO4 5H2O (E) =
0,013 gr
-
CoCl2 6H2O (D) =
0,013 gr
-
SUKROSA = 30 gr
-
BIOTIN (G) = 0,029 gr, dilarutkan 100
mili jadi 10 liter
-
KH2PO4 (D) = 1,7
gr
-
Na2 EDTA (F) = 0,372 gr
-
Fe2SO4 7H2O
(F) = 0,278 gr
-
H3BO3 (D) = 0,62
gr
-
INOSITOL (G) = 0,01 gr
-
2,4 D * (hormon) = 5 mili
-
Mn SO4 7H2O (E) =
0,223 gr
-
Zn SO4 7H2O (E) =
0,086 gr
-
KI (E) = 0,83 gr
-
Na2 Mo O4 2H2O
(D) = 0,25 gr
-
THIAMIN (G) = 0,04 gr
-
PYRIDOXIN (G) = 0,04 gr (sulit larut)
-
IAA ** (hormon) = 5 mili
-
DALAPON **
Prosedur
Kerja :
1. Stok
A dan stok B dicampur dengan air sebanyak 500 ml.
2. Stok
C, D, E, F, dan G dicampur dengan air sebanyak 100 ml
3. Menyiapkan
Sukrosa dengan air 400 ml, dan masing-masing dari stok A dan B diambil
masing-masing 50 ml dengan elas ukur ataupun pipet ukuran 50 ml.
4. Stok
C, D, E, F, dan G masing-masing diambil 10ml dengan gelas ukur(tabung ukur)
atau pipet. Kemudian, dicampur dengan hormon dan sukrosa lalu digojok dengan
menggunakkan alat Hot PLATE Stirer dan Stirer bar, setelah itu masukkan bubuk
agarnya, kemudian masukkan ke dalam erlenmeyer tutup dengan alumunium foil
(sterilisasi I) lalu masukkan ke dalam autoclaf kurang lebih 1 jam setelah
selesai diangkat dan dimasukkan ke media tanam eksplan lalu disterilisasi lagi
selama kurang lebih 1 jam di dalam autoclaf, dan selesai.
1.5
Kesimpulan
Kesimpulan
dari yang sudah dipraktekkan di atas adalah bahwa dalam pembuatan suatu media
untuk kultur jaringan hal yang terpenting dari setiap tahapan dan secara
keseluruhannya adalah semuanya harus DISTERILISASIKAN dan juga komposisi untuk
tiap larutan juga harus diperhatikkan besar kecilnya banyak sedikitnya larutan
tersebut harus dicampurkan.
1.6
Daftar
Pustaka
file:///C:/Users/LENOVO/Documents/Cara-Membuat-Media-Ms-Siap-Pakai-Ukuran-1-Liter.htm.(
diakses Jum’at, 3 Juni 2011)
file:///C:/Users/LENOVO/Documents/cara-membuat-media-ms-siap-pakai-ukuran.html.
(diakses Jum’at, 3 Juni 2011)
ACARA
IV
TANAM
AKLIMATISASI
1.1 Tujuan
Untuk menanam planlet
di media dan lingkungan yang baru.
1.2 Dasar Teori
Media
merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi
media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak.
Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon.
Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain.
Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya
maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.
Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca.
Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan
autoklaf.
Multiplikasi adalah
kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan
ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang
menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami
ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan
suhu kamar.
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai
bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik.
Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan
akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan
yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru
(disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
Aklimatisasi
adalah
kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan
dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup.
Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama
penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan
hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan
barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit
dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.
Keunggulan
inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk mulai mengembangkan usaha kultur
jaringan ini. Saat ini sudah terdapat beberapa tanaman kehutanan yang
dikembangbiakkan dengan teknik kultur jaringan, antara lain adalah: Anggrek, Anthurium, dll.
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan : Minggu, 29 Mei 2011
Tempat pelaksanaan : Laboratorium LPT3, Comal baru
1.4 Hasil Pengamatan
Untuk
tanam akli ini disiapkan planlet yang sudah tumbuh dari MS II, lalu polibag
plastik yang sudah diisi media tanah, kemudian siapkan juga gunting untuk
menggunting akarnya dan juga daunnya agar tidak terlalu panjang, setelah itu
ambil tabung yang berisi planlet tebu dibuka penutupnya yaitu alumunium
foilnya, kemudian ketukkan pada telapak tangan pelan-pelan sampai agarnya bisa
keluar, setelah keluar bersihkan agar dari akarnya di air yang mengalir
dilakukan dengan hati-hai agar tidak merusak planletnya, planlet yang berukuran
kecil dibuang dan jika ada yang berwarna hitam juga dibuang dibersihkan dengan
hati-hati, setelah planlet bersih dari agar gunting sebagian akarnya dan juga
sebagian ujung dari daunnya. Dan jika sudah selesai dipotong planlet siap
ditanam dalam polibag (pemotongan akar dan daun adalah agar penguapan bisa
terjadi dengan baik), setelah ditanam planlet dimasukkan kedalam ruang kaca
yang tertutup rapat seperti inkubator.
1.5 Kesimpulan
Kesimpulan
dari praktikum yang tlah dilakukan yaitu menanam planlet atau tanam akli yaitu
bahwa untuk memindahkan planlet untuk ditanam ke media akli atau ke lingkungan
yang baru juga membutuhkan penyesuaian dari planlet tersebut dengan cara
setelah planlet dbersihkan dari agar dan ditanam planlet tersebut harus
dimasukkan terlebih dahulu ke dalam ruangan yang kedap udara yaitu di lemari
kaca yang tertutup rapat atau bisa disebut inkubator.
1.6 Daftar Pustaka
http://eshaflora.com/index.php?option=com_content&task=view&id=61&Itemid=61. (Diakses
Jum’at, 3 Juni 2011).
http://id.wikipedia.org/wiki/Kultur_jaringan. ( Diakses
Jum’at, 3 Juni 2011).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar