LAPORAN PRAKTIKUM
APLIKASI ZAT PENGATUR TUMBUH ( ZPT )
Dosen pengampu :Ir. Ari Hadriatny, MP
Kelompok III
1. Toni Setiawan (
1006780411 )
2. Ahmad Ropik ( 1006840411 )
3. Sarwono ( 1006890411 )
4. Arif Saputra ( 1006900411 )
5. Mukhamad Fauzan ( 1007190411 )
6. Galih Angga ( 09.0649.D )
7. Ardi Hermanto ( 09.0654.D )
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
PEKALONGAN
PEKALONGAN
2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur atas kehadirat allah SWT, yang melimpahkan rahmat dan hidayahnya.
Sehingga penyusun dapat membuat laporan praktikum aplikasi ZPT. Tujuan dalam
pembuatan laporan ini adalah untuk menyelesaikan tugas praktikumaplikasi ZPT.
Mengingat
kurangnya pengetahuan dalam membuat laporan praktikum aplikasi ZPT ini penyusun
sering menemukan kesulitan, tetapi penyusun mendapat bimbingan dan pengarahan.
Laporan ini dapat tersusun berkat adanya bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun
menyampaikan terima kasih kepada:
1.
Ibu Ir. Ari Hadriyatni, MP
selaku dosen pembimbing praktikum aplikasi ZPT
2.
Teman-teman satu kelompok yang
sudah membantu dalam pengerjaan dan
pengamatan praktikumaplikasi ZPT.
Penyusun
menyadari bahwa menyusun laporan ini masih belum sempurna, untuk itu penyusun
perlu saran dan kritik yang bersifat membangun dalam pembuatan laporan ini.
Atas
perhatiannya penyusun mengucapkan terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat.
Pekalongan, Juni 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
ACARA I . PERAN ROTON F PADA STEK JERUK DAN
SANSIVERA
1.1
Tujuan praktikum…………………………………......... 1
1.2
Dasar teori ...………………………………………….. 1
1.3
Bahan dan alat ………………………………………... 2
1.4
Prosedur
kerja………………………………………..... 2
1.5
Pengamatan dan pembahasan ........................................ 3
1.6
Kesimpulan ..................................................................... 3
ACARA II . PERAN ATONIK PADA BIBIT ANGGREK
2.1 Tujuan praktikum…………………………………........ 4
2.2 Dasar teori ...………………………………………..
4
2.3 Bahan dan alat
……………………………………….. 5
2.4 Prosedur kerja………………………………………....
5
2.5 Pengamatan dan pembahasan ....................................... 5
2.6 Kesimpulan .................................................................... 6
ACARA III . PERAN GA3 PADA PERKECAMBAHAN KANGKUNG
3.1 Tujuan praktikum…………………………………........ 7
3.2 Dasar teori ...………………………………………..
7
3.3 Bahan dan alat
……………………………………….. 7
3.4 Prosedur kerja………………………………………....
8
3.5 Pengamatan dan pembahasan ....................................... 8
3.6 Kesimpulan .................................................................... 9
ACARA IV.PERAN GA3 ALAMI / AIR KELAPA PADA PERKECAMBAHAN
BENIH SAYURAN
4.1
Tujuan praktikum…………………………………......... 10
4.2
Dasar teori ...………………………………………….. 10
4.3
Bahan dan alat ………………………………………... 10
4.4
Prosedur
kerja………………………………………....
11
4.5
Pengamatan dan pembahasan ........................................ 11
4.6
Kesimpulan ..................................................................... 11
ACARA V. SITOKININ ALAMIAH
5.1 Tujuan praktikum…………………………………........ 12
5.2 Dasar teori ...………………………………………..
12
5.3 Bahan dan alat ……………………………………...... 13
5.4 Prosedur kerja………………………………………....
13
5.5 Pengamatan dan pembahasan ....................................... 13
5.6 Kesimpulan .................................................................... 14
ACARA VI . ETILEN
6.1 Tujuan praktikum…………………………………........ 15
6.2 Dasar teori ...………………………………………..
15
6.3 Bahan dan alat
……………………………………….. 16
6.4 Prosedur kerja………………………………………... 16
6.5 Pengamatan dan pembahasan ....................................... 16
6.6 Kesimpulan .................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
ACARA I
PERAN ROTON F PADA STEK JERUK DAN SANSIVERA
1.1
Tujuan
Mahasiswa dapat menjelaskan peranan roton F dan mengaplikasikan
penggunaan roton F pada
tanaman
1.2
Dasar teori
Faktor hormonal atau zat pengatur tumbuh
tanaman sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, tanpa zat
pengatur tumbuh, tanaman tidak akan
mengalami pertumbuhan.Ada 5 kelompok zat pengatur tumbuh tanaman yaitu auksin.
Giberellin, sitokinin, etilen dan ABA.
Auksin, hormon tanaman seperti indolasetat yang berfungsi untuk merangsang
pembesaran sel, sintesis DNA kromosom, serta pertumbuhan aksis longitudinal
tanaman., gunanya untuk merangsang pertumbuhan akar pada stekan atau cangkokan.
Auksin sering digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar dan sebagai bahan
aktif sering yang digunakan dalam persiapan hortikultura komersial terutama
untuk akar batang. Mereka juga dapat digunakan untuk merangsang pembungaan
secara seragam, untuk mengatur pembuahan, dan untuk mencegah gugur buah.(yang
termasuk Auksin IBA, NAA, 2,4-D). Auksin Golongan NAA memakai merek dagang
antara lain: Rootone-F, Atonik. Sedang Auksin 2,4 D dijual dengan nama
Hidrasil. Auksin alami banyak terdapat didalam cairan biji jagung muda yang
masih berwarna kuning, air seni sapi, ujung koleoptil tanaman oat, umbi bawang
merah dan air kelapa.
Golongan Auksin : Indole Aceti Acid (IAA),
Napthalene Acetic Acid (NAA), 2,4-D, CPA dan Indole Acetic Acid (IBA). Yang
paling penting dari keluarga auksin adalah indole-3-asam asetat (IAA). Ini
menghasilkan efek auksin pada tanaman secara menyeluruh, dan yang paling ampuh
dari auksin alami, namun molekul kimiawi IAA adalah yang paling labil di
larutan air, sehingga IAA tidak digunakan secara komersial sebagai regulator
pertumbuhan tanaman.
Hormone Rootone-F yaitu hormon tanaman
seperti indolasetat yang berfungsi untuk merangsang pembesaran sel, sintesis
DNA kromosom, serta pertumbuhan aksis longitudinal tanaman., gunanya untuk
merangsang pertumbuhan akar pada stekan atau cangkokan (yang termasuk Auksin
IBA, NAA, 2,4-D). Auksin
Golongan NAA memakai merek dagang antara lain: Rootone-F, Atonik.
1.3
Alat
1.
Polybag
2.
Pisau
|
Bahan
1.
Tanaman jeruk
2.
Sansivera
3.
Roton F
4.
tanah
1.4
Prosedur kerja
1.
Siapkan polybag kemudian diisi dengan pasir
2.
Sansivera dipotong menjadi 3 olesi dengan roton F, kemudian tanam pada
polybag yang sudah berisi pasir
3.
Batang tanaman jeruk dipotong oleskan roton F kemudian tanam pada polybag
yang sudah berisi pasir
4.
Ambil tanaman lain dipotong olesi roton F kemudin ditanam pada polybag yang
sudah berisi pasir
5.
Lakukan pengamatan
1.5
Hasil pengamatan dan pembahasan
Praktikum pada tanggal 26 Maret 2013
Ø Hasil pengamatan
Awal Pengamatan
|
Akhir
Pengamatan
|
Stek tanaman
tidak mengeluarkan akar. Tanaman menjadi
mati.
Ø Pembahasan
Tidak terjadi
pertumbuhan sama sekali, akar sama sekali tidak muncul. Hal ini disebabkan kurangnya
perawatan. Roton F yang telah diberikan tidak mampu memacu keluarnya akar
karena tidak diimbangi dengan perawatan pada tanaman, penyiraman jarang
dilakukan sehingga ketersediaan air menjadi kurang, sehingga tanaman menjadi
mati. Padahal roton F merupakan auksin yang berfungsi untuk merangsang cepat keluarnya akar.
Jika perawatannya maksimal mungkin tanaman akan keluar akarnya.
1.6
Kesimpulan
Stek tanaman mati karena kurang
perawatan, Sehingga kegunaan dari roton F untuk merangsang keluarnya akar tidak
dapat dilihat hasilnya.
ACARA II
PERAN ATONIK PADA BIBIT ANGGREK
2.1 Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat menjelaskan peranan atonik pada tanaman anggrek
2.2
Dasar Teori
Faktor hormonal atau zat pengatur tumbuh
tanaman sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, tanpa zat
pengatur tumbuh, tanaman tidak akan
mengalami pertumbuhan.Ada 5 kelompok zat pengatur tumbuh tanaman yaitu auksin.
Giberellin, sitokinin, etilen dan ABA.
Auksin, hormon tanaman seperti indolasetat yang berfungsi untuk merangsang
pembesaran sel, sintesis DNA kromosom, serta pertumbuhan aksis longitudinal
tanaman., gunanya untuk merangsang pertumbuhan akar pada stekan atau cangkokan.
Auksin sering digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar dan sebagai bahan
aktif sering yang digunakan dalam persiapan hortikultura komersial terutama
untuk akar batang. Mereka juga dapat digunakan untuk merangsang pembungaan
secara seragam, untuk mengatur pembuahan, dan untuk mencegah gugur buah.(yang
termasuk Auksin IBA, NAA, 2,4-D). Auksin Golongan NAA memakai merek dagang
antara lain: Rootone-F, Atonik. Sedang Auksin 2,4 D dijual dengan nama
Hidrasil. Auksin alami banyak terdapat didalam cairan biji jagung muda yang
masih berwarna kuning, air seni sapi, ujung koleoptil tanaman oat, umbi bawang
merah dan air kelapa.
Golongan Auksin : Indole Aceti Acid (IAA),
Napthalene Acetic Acid (NAA), 2,4-D, CPA dan Indole Acetic Acid (IBA). Yang
paling penting dari keluarga auksin adalah indole-3-asam asetat (IAA). Ini
menghasilkan efek auksin pada tanaman secara menyeluruh, dan yang paling ampuh
dari auksin alami, namun molekul kimiawi IAA adalah yang paling labil di
larutan air, sehingga IAA tidak digunakan secara komersial sebagai regulator
pertumbuhan tanaman.
Hormone Rootone-F yaitu hormon tanaman
seperti indolasetat yang berfungsi untuk merangsang pembesaran sel, sintesis
DNA kromosom, serta pertumbuhan aksis longitudinal tanaman., gunanya untuk
merangsang pertumbuhan akar pada stekan atau cangkokan (yang termasuk Auksin
IBA, NAA, 2,4-D). Auksin
Golongan NAA memakai merek dagang antara lain: Rootone-F, Atonik.
2.3
Alat :
1.
Sprayer
|
Bahan :
1.
Atonik
2.
Tanaman anggrek
2.4
Prosedur Kerja
1. Siapkan tanaman anggrek 2 buah
2. Siramkan atonik pada tanaman anggrek
3. Lakukan pengamatan
2.5
Pengamatan dan
Pembahasan
Hasil Pengamatan
Awal Pengamatan
|
Akhir Pengamatan
|
Daun tidak mengalami kerontokan namun juga tidak mengalami pertambahan
Pembahasan
Atonik yang disiramkan pada tanaman anggrek menjadikan tanaman anggrek
tidak mudah gugur daunnya karena pada daun lapisan proksimal auksinnya lebih
banyak dibandingkan pada lamisan distalnya sehingga lapisan kerontokannya
menjadi lebih kuat sehingga daun tidak mudah gugur.
Auksin bisa digunakan untuk pengembangan sel namun dalam praktikum ini
hasilnya tanaman tetap sama seperti sebelum diberi auksin. Sehingga
perkembangan sel pada jaringan tanaman tidak terlalun terlihat.
2.6
Kesimpulan
Tanaman anggrek yang siberi atonik saunnya tidak mudah mengalami kerontokan
karena atonik berfungsi dalam mempertahankan daun dari kerontokan.
ACARA III
PERAN GA3 PADA PERKECAMBAHAN KANGKUNG
3.1
Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat menjelaskan peranan GA3 pada perkecambahan kangkung
3.2
Dasar Teori
Pada
perbanyakan tanaman secara generative yaitu dengan menggunakan biji, masalah
utama yang dihadapi adalah lamanya
perkecambah. Ada beberapa benih dengan kulit benih yang tebal dank eras,
ada juga benih yang mengalami masa dormansi. Permasalahan tersebut dapat
diatasi dengan menggunakan air kelapa. Dimana benih-benih yang sulit
berkecambah direndam dengan air kelapa. Air kelapa merupakan zat pengatur
tumbuh alami dengan kandungan asam giberilat / giberellin acid ( GA3).
Salah satu peranan GA3 adalah mempercepat perkecambahan benih karena
dapat menginduksi enzim amylase, protease dan lipase yang berfungsi
menghidrolosis pati dan protein sehingga dapat menghasilkan unsur hara dan
energy yang diperlukan untuk perkembangan embrio.
Peran giberlin pada fisiologi tanaman
adalah sebagai berikut :
3.3
Alat :
1.
Beker glass
2.
Polybag
|
Bahan :
1. Benih kangkung
2. GA3
3. Air
4. Pasir
3.4
Prosedur Kerja
1.
Siapkan 2 polybag yang diisi dengan pasir
2.
Larutkan GA3 pada air, dengan dosis 2 cc/l
3.
Rendam benih kangkung pada pada larutan GA3 selama 30
menit
4.
Ambil benih yang telah direndam
5.
Tanaman pada polybag diberi label
6.
Benih yang tidak direndam GA3 juga ditanam pada
polybag yang satunya, kemudian beri label
7.
Lakukan pengamatan
3.5
Pengamatan dan
Pembahasan
Praktikum
dilaksanakan pada tanggal 9 April 2013
Hasil Praktikum
Benih yang direndam
GA3 lebih banyak yang tumbuh dibandingkan dengan benih yang tidak direndam
dengan GA3.
Pembahasan
Benih yang direndam dalam larutan GA3 lebih banyak yang tumbuh dibanding
dengan benih yang tidak direndam larutan GA3 karena gibberellin alamiah dihasilkan oleh embrio barley dan
diangkut ke lapisan aleuron endospem yang menginduksi sintesis enzim amilase,protease,lipase,
yang merombak dinding sel endosperm secara cepat dan menghidrolisis pati dan
protein, sehingga membebaskan unsur hara dan energi bagi perkem-bangan embrio. Hal ini menunjukkan bahwa giberelin terlihat dalam
metabolisme asam nukleat seperti pengubahan RNA yang dihasilkan oleh inti sel.
Pada pemanjangan
sel, Giberelin menginduksi pembentukan enzim yang melunakkan dinding sel,
terutama enzim proteolitik yang diharapkan melepaskan asam amino triptofan,
yaitu prekursor auksin, akibatnya kadar auksin meningkat. Giberelin menginduksi
pembentukan enzim amilase yang menghidrolisis pati, akibatnya meningkatkan
kadar gula dan tekanan osmose cairan sel, air masuk kedalam sel dan sel
memanjang. Giberelin menstimulasi biosintesis polihidroksi asam sinamat,yaitu senyawa
yang menghambat enzim IAA oksidase shg meningkatkan proses-proses yang dipengaruhi oleh auksin dalam pemanjangan
sel melalui pengurangan kadar auksin yang rusak oleh enzim IAA oksidase.
Sehingga benih cepat berkecambah dan sel-selnya cepat memanjang sehingga
benih yang direndam larutan GA3 menjadi tumbuh lebih banyak dan lebih baik.
3.6
Kesimpulan
Benih kangkung yang direndam dengan larutan GA3 lebih banyak benih yang
tumbuh dibanding dengan benih yang tidak direndam dengan larutan GA3. Karena
GA3 dapat menginduksi
sintesis enzim sehingga membebaskan unsur hara dan energi bagi perkembangan
embrio dan dapat memperpanjang sel.
ACARA IV
PERAN GA3 ALAMI /AIR KELAPA PADA
PERKECAMBAHAN BENIH SAYURAN
4.1
Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat menjelaskan peranan GA3 alami / air kelapa pada perkecambahan benih sayuran
4.2
Dasar Teori
Pada
perbanyakan tanaman secara generative yaitu dengan menggunakan biji, masalah
utama yang dihadapi adalah lamanya
perkecambah. Ada beberapa benih dengan kulit benih yang tebal dank eras,
ada juga benih yang mengalami masa dormansi. Permasalahan tersebut dapat
diatasi dengan menggunakan air kelapa. Dimana benih-benih yang sulit
berkecambah direndam dengan air kelapa. Air kelapa merupakan zat pengatur
tumbuh alami dengan kandungan asam giberilat / giberellin acid ( GA3).
Salah satu peranan
GA3 adalah mempercepat perkecambahan benih karena dapat menginduksi enzim
amylase, protease dan lipase yang berfungsi menghidrolosis pati dan protein sehingga dapat menghasilkan
unsur hara dan energy yang diperlukan untuk perkembangan embrio. Giberil alami banyak terdapat pada air
kelapa dan didalam umbi bawang merah.
4.3
Alat :
1.
Beker glass
2.
Polybag
|
Bahan :
1.
Benih Tomat
2.
Benih Cabai Keriting
3.
Air Kelapa
4.
Pasir
4.4
Prosedur Kerja
1.
Masukan air kelapa pada dua beker glass
2.
Satu beker glass untuk benih tomat yang satunya lagi
untuk benih cabai keriting, rendam sampai 30 menit
3.
Masukan pasir dalam polibag sebanyak 6 polybag
4.
Setelah 30 menit masukan benih tomat pada tiga polybag
dan benih cabai keriting pada tiga polybag yang lainnya. Lakukan pengamatan
4.5
Pengamatan dan
Pembahasan
Hasil Pengamatan
Tidak ada benih yang tumbuh
Rendaman Benih Tomat pada air kelapa
|
Rendaman Be nih Cabai pada air kelapa
|
Hasil Akhir
|
|
Benih Tomat
|
Benih Cabai
|
Pembahasan
Benih yang direndam dengan air kelapa tidak ada yang tubuh, hal ini
dikarenakan perawatan yang tidak maksimal selain itu juga giberlin alami pada
air kelapa tidak bekerja secara maksimal sehingga dalam mensistesis enzim yang
mebesaskan unsur hara dan energi bagi perkembangan embrio tidak berjalan,
sel-sel tidak mengalami perpanjangan sehingga benih menjadi tidak tumbuh.
4.6
Kesimpulan
Benih tidak tumbuh karena GA3 alami pada air kelapa tidak bekerja secara
maksimal selain itu kurangnya dalam perawatan benih.
ACARA V
PERANAN SITOKININ ALAMIAH
5.1
Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat menjelaskan peranan sitokinin
5.2
Dasar Teori
Sitokinin, adalah hormon tumbuhan
turunan adenin berfungsi untuk merangsang pembelahan sel dan diferensiasi
mitosis, disintesis pada ujung akar dan ditranslokasi melalui pembuluh xylem.
Aplikasi Untuk merangsang tumbuhnya tunas pada kultur jaringan atau pada
tanaman induk, namun sering tidak optimal untuk tanaman dewasa. sitokinin
memiliki struktur menyerupai adenin yang mempromosikan pembelahan sel dan
memiliki fungsi yang sama lain untuk kinetin. Kinetin adalah sitokinin pertama
kali ditemukan dan dinamakan demikian karena kemampuan senyawa untuk
mempromosikan sitokinesis (pembelahan sel). Meskipun itu adalah senyawa alami,
Hal ini tidak dibuat di tanaman, dan karena itu biasanya dianggap sebagai
"sintetik" sitokinin (berarti bahwa hormon disintesis di tempat lain
selain di pabrik).
Sitokinin telah
ditemukan di hampir semua tumbuhan yang lebih tinggi serta lumut, jamur,
bakteri, dan juga di banyak tRNA dari prokariota dan eukariota. Saat ini ada lebih dari 200 sitokinin alami dan sintetis serta
kombinasinya. Konsentrasi sitokinin yang tertinggi di daerah meristematik dan
daerah potensi pertumbuhan berkelanjutan seperti akar, daun muda, pengembangan
buah-buahan, dan biji-bijian. Sitokinin pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Amerika
bernama Folke Skoog pada tahun 1954.
Sitokinin alamiah terdapat dalam apel,
jagung manis, pisang. Dalam praktikum ini buah tersebut dibuat ekstrak dan
sebagai bahan untuk perendaman benih.
5.3
Bahan dan Alat
Alat :
1.
Blender
2.
Beker glass
3.
Petridis
|
1.
Apel
2.
Jagung
3.
Pisang
4.
Benih Caisin
5.4
Prosedur Kerja
1.
Cuci apel, jagung dan pisang
2.
Blender masing-masing buah hingga halus
3.
Kemudian masukan hasil blenderan buah tadi
masing-masing pada beker glass yang berbeda-beda
4.
Rendam benih caisin ke dalam beker glass yang berisi
blenderan buah-buah tersebut selama 15 menit
5.
Ambil benih yang diredam ke dalam petridis
6.
Lakukan pengamatan
5.5
Pengamatan dan
Pembahasan
Hasil pengamatan
Tidak ada tanaman yang tumbuh, disebabkan karena kurangnya perawatan.
Pembahasan
Benih direndam pada
sitokinin alami tersebut dan setelah beberapa hari tidak berkecamabahan. Hal ini disebabkan perawatan yang tidak
maksimal sehingga benih kekurangan air, sitokinin alamiah tidak bekerja secara
maksimal. Sehingga menyebabkan kurangnya kelompok sitokinin terdapat dalam
spesies t RNA, ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa sitokinin tidak melakukan
pengaruh hormonalnya melalui modifikasi t RNA, dan ternyata bahwa bagian adenin
dalam sitokinin didapatkan terletak sangat berdekatan dengan anticodon t RNA.
Kurangnya molekul sitokinin dalam t RNA penting dalam interaksi
codon-anticodon secaratidak normal
antara m RNA dan t RNA dalam ribosome, sehingga sistensis protein tidak
berjalan dengan normal.
5.6
Kesimpulan
Sitokinin alami terdapat pada apel, jagung dan pisang.
Dalam praktikum ini benih yang direndam apel, jagung dan pisang tidak tumbuh
karena kurangnya perawatan.
ACARA VI
ETILEN
6.1
Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat menjelaskan peranan etilen pada pemasakan buah
pisang mentah
6.2
Dasar Teori
Etilen merupakan
senyawa organik yang sangat sederhana. Pada suhu normal, etilen berupa gas,
struktur kimianya C2H4. Perlakuan etilen pada kadar rendah berpengaruh nyata
terhadap aktivitas fisiologis dan metabolisme tumbuhan. Etilen alamiah berperan
dalam pengaturan beberapa aspek pertumbuhan, diferensiasi dan tanggapan
terhadap faktor lingkungan.
Pada buah yang
sedang mengalami pertumbuhan diketahui buah tersebut menghasilkan etilen.
Produksi etilen maksimum tercapai bersamaan dengan terjadinya respiratory
climacteric yaitu peningkatan laju pernafasan yang tinggi selama periode
pemasakan buah ,terjadi penurunan laju pernafasan secara drastic.
Buah-buahan dibagi menjadi 2 atas dasar dari respiratory
climacteric yaitu :
1.
Buah yang dapat diperam, contoh
: nanas, alpukat, pisang.
2.
Buah yang tidak dapat diperam,
contoh : anggur, semangka, melon,
belimbing, apel, jeruk.
Perlakuan buah
dengan etilen dapat memacu dan mempercepat terjadinya respiratory climacteric
sehingga pemasakan buah terjadi lebih awal. Pemberian auksin dapat memacu
peningkatan produksi etilen, kemudian etilen menyebabkan tanggapan yang
menyebabkan tumbuhan yang sebenarnya Dalam
keadaan demikian etilen merupakan sebab adanya tanggapan yang disebabkan oleh
aplikasi auksin. Namun tidak pengaruh auksin, etilen berperan sebagai hormon
penyebabnya. sebaliknya tidak semua pengaruh etilen, auksin berperan sebagai
hormon penyebabnya.
6.3
Alat : - Kertas koran
- Streples
|
Bahan : - Karbit
- Pisang raja
6.4
Prosedur Kerja
1.
Siapkan bahan dan alat
2.
Diatas pisang diberi karbit
3.
Kemudian bungkus dengan kertas koran sampai rapat
distreples agar tidak ada udara yang masuk.
4.
Lakukan pengamatan
6.5
Pengamatan dan
Pembahasan
Hasil pengamatan
Buah pisang yang telah diberi karbit akan cepat masak, dalam waktu satu
hari langsung masak, warna tidak berubah karena buah yang digunakan merupakan
buah pisang raja yang warnanya memang hijau ketika masak, tektur lebih lembut, kulitnya
berbau karbit tapi setelah dikupas baunya seperti buah pisang seperti
biasanya. Setelah 2 hari buah pisang sudah
berwarna coklat bahkan hitam. Sedangkan warna hitam menunjukan buah sudah
lembek hampir busuk.
Pembahasan
Buah pisang diberi karbit menjadi lebih cepat masak karena Perlakuan buah dengan etilen dapat
memacu dan mempercepat terjadinya respiratory climacteric sehingga pemasakan
buah terjadi lebih awal. Respirasi klimaterik semakin cepat menyebabkan buah
masak tapi setelah mencapai titik klimak respirasi akan menurun sehingga buah
akan busuk ( Buah Klimaterik )
6.6
Kesimpulan
Buah yang diberi etilen akan mempercepat
respirasi klimaterik sehingga buah akan menjadi cepat masak.
DAFTAR PUSTAKA
Handriatni, Ari
MP Ir. 2013. Materi kuliah Aplikasi ZPT.
Fakultas Pertanian,
Universitas Pekalongan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar