LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI DAN PRODUKSI BENIH
Disusun sebagai salah satu laporan praktikum semester IV
Mata kuliah Teknologi dan Produksi Benih
Oleh :
TONI
SETIAWAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
PEKALONGAN
2012
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Assalamu
alaikum Wr. Wb
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan dengan semangat yang tulus penyusun menyelesaikan laporan
ini.
Delam penyusunan laporan ini banyak
mendapatkan bantuan dan bimbingan serta saran yang bermanfaat dari berbagai
pihak. Pada kesempatan yang biak ini dengan segala kerendahan hati penyusun
ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada yang terhormat :
1. selaku dosen pembimbing mata kuliah Teknologi
dan Produksi Benih.
2. Rekan-rekan fakultas pertanian yang
telah membantu saran dan bantuan dalam pembuatan laporan ini kepada penyususn.
Penyusun telah berupaya semaksimal
mungkin dalam penyusunan laporan ini
penyusun menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat konsumtif sangat membatu dalam
penyempurnaan laporan ini. Penyusun
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi pembaca dan ilmu
pengetahuan.
Pekalongan,
Juni 2011
Penyusun
ACARA
I
PENGUJIAN
KEMURNIAN BENIH
A. Tujuan
Praktikum
1.
Mengetahui
komposisi benih, antara benih yang dijual di pasar dengan benih bersertifikat.
2.
Mengetahui
komposisi benih padi yang diuji, yang akan mencerminkan kelompok benih dimana
contoh tersebut diambil, dengan cara-cara yang telah ditetapkan.
3.
Latihan
menguji kemurnian benih.
B. Latar
Belakang
Sertifikasi
benih bertujuan memelihara kemurnian dan mutu benih dari varietas unggul, serta
menyediakan secara kontinu kepada petani. Kegiatan pengujian meliputi :
1.
Pengujian
lapangan.
2.
Pengujian
alat-alat pengolahan benih, cara-cara dan tempat penyimpanan benih.
3.
Pengujian
benih di laboratorium.
Pengujian
kemurnian benih merupakan salah satu pengujian rutin di laboratorium, disamping
penetapan kadar air, pengujian daya tumbuh. Sedangkan pengujian kesehatan benih, vigor benih dan
lain-lain merupakan pengujian khusus.
Pada
prinsipnya pengujian pemurnian benih di laboratorium merupakn analisa kemurnian
fisik/berdasar identitas yang ditetapkan, dengan jalan memisahkan contoh benih
kedalam 4 komponen yaitu komponen benih murni, tanaman lain/varietas lain,
benih runput dan kotoran benih.
a.
Benih
merni terdiri dari :
·
Biji
muda, belah dan rusak
·
Pecahan
biji dengan ukuran lebih besar dari setengah ukuran asli
·
Biji
yang terserang penyakit
·
Biji
yang mulai tumbuh
b.
Varietas
lain, meliputi biji-biji pertanian yang tidak termasuk jenis/varietas yang
tercantum dalam label.
c.
Benih
rumput, meliputi biji-biji yang berasal dari tumbuhan pengganggu.
d.
Kotoran
benih, meliputi :
·
Pecahan
biji yang ukurannya < setengah ukuran asli. Untuk biji-biji yang tanpa
kulit.
·
Biji
yang terserang penyakit dan bentuknya berubah.
·
Biji
rusak tanpa lembaga.
·
Tanah,
pasir, batang, jerami dan sebagainya yang bukan biji.
Benih
yang di analisa diatas meja kemurnian adalah contoh kerja, yang berasal dari
submited sample (contoh kiriman). Contoh
kiriman > contoh kerja. Oleh
sebab itu dilakukan pengurangan dengan divider (pembagi benih), atau dengan
cara ditetapkan.
Besarnya
contoh kiriman dan contoh kerja tergantung dari jenis tanaman, seperti terlihat
dalam tabel berikut ini :
Jenis tanaman
|
Berat minimun cotoh
|
|
Kiriman
|
Kerja untuk kemurnian
|
|
Padi
|
400
g
|
60-70
g
|
Jagung
|
1000 g
|
500
g
|
Cantle
|
900
g
|
50
g
|
Kacang tanah
|
1000
g
|
500
g
|
Kedelai
|
1000
g
|
500
g
|
Kacang
hijau
|
1000
g
|
500
g
|
Kool
|
100
g
|
10
g
|
Wortel
|
30
g
|
3
g
|
C. Bahan
dan Alat
1.
Benih
jagung, kedelai dan padi
2.
Timbangan
analitik
3.
Pinset
4.
Petrdish
D. Prosedur
Kerja
1.
Ambillah
contoh kerja dari contoh kiriman dengan jalan pengurangan dengan pembagi benih,
sehingga diperoleh berat benih yang diinginkan, timbanglah.
2.
Sediakan
alat-alat perlengkapannya.
3.
Periksalah
contoh kerja sedikit demi sedikit diatas meja permunian dengan teliti, dan
pisahkan kedalam komponen-komponennya.
4.
Hitunglah
persentase berat komponen-komponen tersebut terhadap berat contoh benih.
Persentase benih murni adalah 100% jumlah persentase komponen-komponen
tersebut.
5.
Isikanlah
hasil perhitungan pada tabel dibawah ini
E. Hasil
Analisa
Benih
|
Berat c.k
|
Berat komponen
|
Persentase
|
||||
VL
|
KB
|
BM
|
VL
|
KB
|
BM
|
||
Jagung
|
200
g
|
13,11
g
|
10,19
g
|
176,7
g
|
6,555
%
|
5,095
%
|
88,35
%
|
Padi
|
60
g
|
0
g
|
3,97
g
|
56,03
g
|
0
%
|
6,616
%
|
93,384
%
|
Kedelai
|
500
g
|
67,57
g
|
72,94
g
|
359.49
g
|
13,514
%
|
14,588
%
|
71,898
%
|
ACARA
II
UJI
VIABILITAS BENIH
A. Tujuan
Praktikum
Menguji daya kecambah
pada beberapa jenis benih pada lingkungan yang optimal.
B. Latar
Belakang
Pengujian benih
ditujukan untuk mengetahui mutu dan kwalitas benih. Informasi tersebut tentunya
akan sangat bermanfaat bagi produsen maupun konsumen benih. Sebab mereka bisa
memperoleh keterangan yang dapat dipercaya tentang mutu atau kwalitas benih.
Viabilitas benih atau
daya hidup benih yang di cerminkan oleh dua informasi masing-masing daya
kecambah dan kekuatan tumbuh dapat ditunjukan melalui gejala metabolisme benih
atau gejala pertumbuhan. Daya kecambah benih erat kaitannya dengan pemasakan
biji. Daya kecambah benih akan semakin meningkat dengan bertambah tuanya benih
dan mencapai daya kecambah maksimum jauh sebelum masak fisiologis atau berat
kering maksimum tercapai. Sesudah itu akan menurun sesuai dengan keadaan
lingkungan.
C. Bahan
dan Alat
1.
Benih
tanaman pangan (padi dan jagung).
2.
Cawan
petri
3.
Aquadest
4.
Kertas
merang
D. Prosedur
Kerja
1.
Perlakuan
pada metode uji PK (Pada Kertas)
a.
Siapkan
cawan petri sebanyak 6 buah dan masing-masing cawan petri diberi alas kertas
merang, kemudian basahi dengan aquadest hingga lembab.
b.
Pilih
benih padi dan jagung yang baik, tanam secara teratur pada cawan petri.
Masing-masing cawan petri diisi 25 butir benih jagung dan 50 butir benih padi.
c.
Kerjakan
seperti tersebut diatas bagi 3 ulangan.
d.
Kelembaban
substrat harus dijaga sampai pengujian selesai (7 hari).
E. Hasil
Pengamatan
·
Viabilitas Benih Padi
petridis
|
Hari
pengamatan
|
Pertumbuhan
normal
|
Pertumbuhan
abnormal
|
Tidak
tumbuh/mati
|
1
|
1
|
7
|
1
|
13
|
2
|
3
|
|||
3
|
5
|
|||
4
|
3
|
|||
5
|
6
|
|||
6
|
8
|
|||
7
|
4
|
|||
2
|
1
|
9
|
3
|
8
|
2
|
4
|
|||
3
|
4
|
|||
4
|
6
|
|||
5
|
8
|
|||
6
|
6
|
|||
7
|
2
|
|||
3
|
1
|
9
|
6
|
12
|
2
|
7
|
|||
3
|
5
|
|||
4
|
3
|
|||
5
|
3
|
|||
6
|
4
|
|||
7
|
1
|
Untuk uji praktikum
viabilitas benih/daya kecambah benih pada padi menghasilkan data yang
dimana jumlah pertumbuhan benih padi normal itu lebih tinggi dibandingkan benih
yang tidak tumbuh/mati, meskipun ada beberapa padi yang abnormal. Meskipun
begitu dari 50 benih padi, jika pertumbuhannya < 40 itu belum dikatakan baik
atau bisa juga dikatakan cukup baik untuk kwalitas suatu benih.
·
Viabilitas Benih Jagung
Petridis
|
Hari pengamatan
|
Pertumbuhan normal
|
Pertumbuhan abnormal
|
Tidak tumbuh/mati
|
1
|
1
|
3
|
4
|
6
|
2
|
2
|
|||
3
|
2
|
|||
4
|
4
|
|||
5
|
1
|
|||
6
|
2
|
|||
7
|
1
|
|||
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
4
|
|||
3
|
3
|
|||
4
|
3
|
|||
5
|
6
|
|||
6
|
2
|
|||
7
|
2
|
|||
3
|
1
|
2
|
2
|
9
|
2
|
2
|
|||
3
|
1
|
|||
4
|
3
|
|||
5
|
4
|
|||
6
|
1
|
|||
7
|
1
|
Untuk uji praktikum
viabilitas benih padi hasilnya kurang lebihnya sama pada viabilitas benih padi.
Prosentase benih jagung yang tidak berkecambah itu cukup tinggi, itu terlihat
pada hasil pengamatan yang sebelumya telah di lakukan pengamatan yaitu pada
petridis 1 yang tidak berkecambah berjumlah 6 benih dan abnormal 4 benih serta
pada petridis 3 yang tidak berkecambah berjumlah 9 benih dan abnormal 2 benih.
Jadi, viabilitas
benih padi dan jagung pada praktikum yang telah dilakukan itu menghasilkan
kesimpulan yaitu viabilitas benih masih bisa dibilang cukup baik.
ACARA
III
UJI
VIGOR
A. Tujuan
Praktikum
Tujuan praktikum ini
yaitu untuk pengujian vigor benih dengan melakukan uji kerikil/batu bata dan
uji kecepaatan perkecambahan.
B. Bahan
dan Alat
-
Benih
tanaman (padi dan jagung)
-
Substratum
perkecambahan
-
Kerikil
bata
-
Bak
pengecambahan
C. Prosedur
Kerja
1.
Ujji
kerikil bata
-
Tanam
100 butir benih dalam 2 ulangan kedalam substratum pasir
-
Hamparkan
kerikil bata setebal 3 cm diatas benih tersebut
-
Pengamatan
dilakukan hanya 1 kali yaitu dengan kriteria kecambah : terkuat, kurang kuat,
tidak kuat, dan mati.
-
Lakukan
pengamatan pada hari ke-7 (7 x 24 jam)
2.
Kecepatan
Perkecambahan
-
Tanam
100 butir benih dalam 3 ulangan dengan metode DAK
-
Hitung
tiap hari benih-benih yang berkecambah dan buang
-
Lakukan
pengamatan hingga hari ke-7
D. Hasil
Pengamatan
·
Uji vigor Bak 1 (penanaman benih
yang dihamparkan karikil batu bata
diatasnya)
Benih
|
|
Kecambah benih terkuat
|
Kecacambah benih kurang kuat
|
Benih mati/tidak tumbuh
|
jagung
|
1
|
23
|
2
|
5
|
2
|
27
|
3
|
-
|
|
Padi
|
1
|
47
|
-
|
13
|
2
|
44
|
-
|
16
|
·
Uji vigor Bak 2 (penanaman benih
tanpa hamparan kerikil batu bata diatasnya)
Benih
|
Perlakuan
|
Benih yang berkecambah
|
Keterangan
|
jagung
|
Dipendan (1)
|
12
benih
|
Sebagian benih di
rusak/dimakan tikus
|
Dipendam (2)
|
25
benih
|
5 benih tidak
tumbuh/mati
|
|
Tidak dipendam (1)
|
0
|
Dirurak/di makan
tikus semua
|
|
Tidak dipendam (2)
|
0
|
Dirusak/di makan
tikus semua
|
|
Padi
|
Dipendam (1)
|
49
benih
|
11 benih tidak
tumbuh/mati
|
Dipendam (2)
|
2
benih
|
Sebagian benih
Dirusak/di makan tikus
|
|
Tidak dipendam (1)
|
7
benih
|
Sebagian benih
dirusak/di makan tikus
|
|
Tidak dipendam (2)
|
49
benih
|
11 benih tidak
tumbuh/mati
|
·
Uji vigor 50 x 3 Benih Padi pada
petridis
Petridis
|
Hari pengamatan
|
Jumlah benih padi yang
berkecambah
|
1
|
1
|
7
benih
|
2
|
8
benih
|
|
3
|
13
benih
|
|
4
|
4
benih
|
|
5
|
6
benih
|
|
6
|
5
benih
|
|
7
|
7
benih
|
|
Jumlah benih yang tidak tumbuh/mati
|
|
6 benih
|
2
|
1
|
7
benih
|
2
|
10
benih
|
|
3
|
6
benih
|
|
4
|
4
benih
|
|
5
|
7
benih
|
|
6
|
5
benih
|
|
7
|
6
benih
|
|
Jumlah benih yang tidak
tumbuh/mati
|
|
5 benih
|
3
|
1
|
5
benih
|
2
|
7
benih
|
|
3
|
6
benih
|
|
4
|
12
benih
|
|
5
|
5
benih
|
|
6
|
5
benih
|
|
7
|
5
benih
|
|
Jumlah benih yang tidak
tumbuh/mati
|
|
5 benih
|
ACARA IV
DORMANSI BENIH
A. Tujuan
Praktikum
Mengetahui
masa/periode dormansi dan cara pemecahan dormansi
B. Latar
Belakang
Benih
dikatakan dorman apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak
berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah
memenuhi syarat bagi suatu perkecambahan.
Dormansi
benih dapat disebabkan olh keadaan fisik dari kulit biji dan keadaan fisiologis
embrio atau kombinasi dari kedua keadaan tersebut. Faktor yang menyebabkan
hilangnya dormansi pada benih sangat bervariasi, tergantung pada jenis tanaman
dan tipe dormansi antara lain :
1)
Temperatur
yang rendah pada musim dingin
2)
Perubahan
temperatur yang silih berganti
3)
Menipisnya
kulit biji
4)
Hilangnya
kemampuan untuk menghasilkan zat-zat penghambat perkecambahan
5)
Adanya
kegiatan mikroorganisme
C. Bahan
dan Alat
1)
Benih
padi yang dorman
2)
Bak
pengecambahan
3)
Substrat
pengecambahan (pasir)
4)
Kompor
gas dan panci
5)
Air
6)
Saringan
teh
7)
Gelas
ukur
D. Prosedur
Kerja
1.
Periode
Dormansi
a.
Perlakuan
pertama, tanam 25 benih padi yang baru di panen dalam 4 ulangan dengan
substratum perkecambahan pasir.
b.
Perlakuan
kedua, tanam 25 benih setiap petridis yang berjumlah 6 buah.
c.
Kelembaban
harus dijaga sampai pengujian selesai.
d.
Catat
lamanya waktu setelah perkecambahan benih mencapai 80%
2.
Memecahkan
Dormansi
a.
Rendam
benih kedalam air mendidih pada suhu ± 70°c selama ± 10 menit.
b.
Kemudian
tanam benih tersebut sesuai jumlah dan perlakuan yang telah ditentukan.
c.
Kelembaban
dijaga sampai pengujian selesai.
d.
Hitung
daya kecambahnya dan bendingkan dengan kontrol.
e.
E. Hasil
Pengamatan
·
Dormansi Benih Padi
Media
|
Perlakuan
|
|||||
Pasir
(bak)
|
Di
rendam air mendidih
|
Tidak
di rendam
|
||||
1
(25 padi)
|
2
(25 padi)
|
3
(25 padi)
|
1
(25 padi)
|
2
(25 padi)
|
1
(25 padi)
|
|
∑ Padi yg brkecambah
|
0
|
0
|
0
|
2
|
1
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Di
rendam air mendidih
|
Tidak
di rendam
|
||||
Kertas
(petridis)
|
1
(25 padi)
|
2
(25 padi)
|
3
(25 padi)
|
1
(25 padi)
|
2
(25 padi)
|
3
(25 padi)
|
∑ Padi yg brkecambah
|
0
|
1
|
1
|
5
|
8
|
2
|
|
|
|
|
|
|
ACARA
V
MENGHITUNG
KADAR AIR BENIH
A. Tujuan
Praktikum
Untuk mengetahui kadar air pada
benih padi.
B. Latar
Belakang
Proses gabah menjadi beras melalui
tahapan dimulai dari kegiatan pemanenan, perontokan, pengeringan dan
penggilingan. Setiap tahap kegiatan memerlukan penanganan dengan teknologi yang
berbeda-beda. Semua hasil pertanian mengandung air yang ada di permukaan maupun
yang ada di dalam gabah itu sendiri. Gabah memiliki 2 (dua) komponen utama
yaitu air dan bahan kering. Banyaknya air yang dikandung dalam gabah disebut
kadar air dan dinyatakan dengan persen (%). Pengeringan dilakukan karena kadar
air gabah panen umumnya masih tinggi yaitu 20 %–25 % tergantung cuaca pada saat
pemanenan. Pengeringan gabah adalah suatu perlakuan yang bertujuan menurunkan kadar
air sehingga gabah dapat disimpan lama, daya kecambah dapat dipertahankan, mutu
gabah dapat dijaga agar tetap baik (tidak kuning, tidak berkecambah dan tidak
berjamur), memudahkan proses penggilingan dan untuk meningkatkan rendemen serta
menghasilkan beras gilingan yang baik.
Cara pengeringan benih ada dua macam,
yaitu pengeringan secara alami (yaitu dengan menjemur atau mengangin-anginkan
benih di bawah terik matahari dengan tujuan air yang terkandung pada benih
menguap), dan pengeringan secara buatan (yaitu dengan tenaga mekanis, bahan
penyerap air yang umumnya menggunakan mesin pengering/dryer).
C. Bahan
dan Alat
·
Benih
padi
·
Mangkok
kecil/mortar
·
Grain
Moisture Meter
·
Timbangan
analitik
·
Oven
D. Prosedur
Kerja
a.
Pengeringan
benih dengan matahari
-
Ambil
benih secukupnya dan hitung kadar air benih pada alat Grain Moisture Meter
sebanyak 3 kali ulangan
-
Catat
hasil kadar air pada benih padi dan hitung rata-ratanya
b.
Pengeringan
benih dengan oven
-
Sediakan
2 mangkok kecil, dan timbang mangkok kecil tersebut
-
kemudian
ambil benih padi rata-rata setiap mangkok kecil berisi 50 gram benih padi,
kemudian jumlah 50 garam padi dengan berat wadahnya.
-
Kemudian
masukan ke oven untuk di keringakan, dengan tujuan mengetahui perbandingan
kadar air benih setelah di keringan dengan oven dan sebelum di keringakan dengan
oven. Hitung rata-ratanya.
E. Hasil
dan Pembahasan
Menghitung
rata-rata kadar air pada benih padi dalam 3 kali ulangan
|
Benih
|
Kadar
Air Benih
|
I
|
Padi
|
18,3 %
|
II
|
Padi
|
18,6 %
|
III
|
padi
|
18,6%
|
∑
Kadar air
|
55,5
%
|
|
∑
Rata-rata
|
18,5
%
|
b.
Pengeringan
Benih Buatan (dengan Oven)
Menghitung
perbandingan rata-rata kadar air setelah di oven dan sebelum di
oven.
Rumus
mengitung Kadar air benih
B
– C x 100 %
B
– A
Berat
wadah 48 gram
Berat
wadah + benih padi sebelum di oven :
-
Wadah
I = 98 gram
-
Wadah
II = 98 gram
Setelah
di oven selama 30 menit, hitung kembali berat benihnya
-
Wadah
I = 96,30 gram
-
Wadah
II = 96,55 gram
Jadi,
berat benih padi mengalami penurunan setelah di oven selama 30 menit sebanyak
1,70 gram dan 1,45 gram.
Menghitung
kadar air benih :
98 – 96,30
x 100 % = 0,034
x 100 % =3,4 %
98 – 48
98 –96,55x 100 % = 0,029 x 100 % = 2,9 %
98 – 48
Kadar air pada
benih setelah di oven,
Cawan
I
|
Cawan
II
|
Kadar
Air Benih Padi
|
Kadar
Air Benih Padi
|
18, 3 %
|
18, 3 %
|
18, 4 %
|
18, 5 %
|
18, 3 %
|
18, 3 %
|
∑
kadar air benih 55 % / 3
|
∑
kadar air benih 55, 1 % / 3
|
∑
rata-rata 18, 4 %
|
∑
rata-rata 18, 3 %
|
ACARA
VI
PROSESING
BENIH
A. Tujuan
Praktikum
a.
Mengetahui
prosesing benih
b.
Mengetahui
rangkaian kegiatan
c.
Mengetahui
cara-cara prosesing benih
B. Kegiatan
Orientasi
lapangan
C. Bahan
dan Alat
-
Alat
tulis
D. Pelaksanaan
dan Pengamatan
Prosesing
benih mempunyai beberapa kelas diantaranya kelas SS (ungu), BS (merah), FS
(putih), dan ES (biru). Untuk lokasi produksi benih Sang Hyang Sri itu
prosesing benih kelas SS (ungu).
a.
Rangkaian
kegiatan pada prosesing benih adalah :
1.
Pengeringan
benih
Proses pengeringan yang di terapkan pada lokasi
produksi benih Sang Hyang Seri adalah pengeringan alami, yang dimana
pengeringan dalam hal in i dengan
memanfaatkan panas terik sinar matahari dan mengangin-anginkannya. Prose
pengeringan berlangsung selama 1-3 hari tergantung keadaan cuaca (mendung atau
cuaca terik). Penjemuran dilakukan pada tempat yang luas dan bebas sinar
matahai serta jauh dari unggas (tidak mungkin). Penjemuran sebaiknya
dilakukan pada pukul 07.00-16.00 atau
tergantung pada intensitan sinar matahari.
Untuk benih padi yang akan melalui proses pengeringan
sebaiknya benih padi yang di ambil dari petani yang baru di panen harus
langsung di keringkan. Pengeringan dilakukan hingga kadar air benih 12-13 %.
Ada beberapa
kelemahan dalam pengeringan secara alami ini :
-
Memerlukan
banyak tenaga
-
Pengeringan
tergantung cuaca
-
Memerlukan
lahan yang cukup luas
2.
Pemilahan
/ Sortasi
Pemilahan benih yang dilakukan oleh produksi benih
Sang Hyang Sri yaitu dengan menggunakan mesin pemilah benih. Masin tersebut
mampu memilah antara benih murni dengan
kotoran, varietas lain dan benih rusak.
3.
Pemberian
obat pencegah hama-penyakit
Pemberian obat dilakukan dengan tujuan untuk
menghindarkan benih terserang/termakan oleh hama dan terserang penyakit,
sehingga kerusakan benih yang akan menyebabkan terhambatnya bahkan tak mampu
berkecambah itu tidak terjadi atau meminimalisir terjadinya kerusakan benih.
4.
Pembungkusan
/ Pengemasan
Pengemasan dalam hal ini juga dilakukan dengan mesin,
sehingga membutuhkan waktu yang singkat dan tenaga kerja yang sedikit.
5.
Produksi
Sebelum benih di produksi hasul melalui proses yang
namanya uji kwalitas benih atau sertifikasi benih. Sertifikasi dilakukan di
BPSB (Badan Pengujian dan Sertifikasi Benih). Setelah lulus sertifikasi benih
barulah benih bisa di produksi ke petani-petani. Produksi benih harus sesuai
dengan dari mana benih padi tersebut diambil, identifikasinya yaitu asal
lapangan, nomor kelompok benih, jenis varietas, jumlah benih, tanggal panen.
Masa kadaluarsa benih terhitung 9 bulan dari semenjak panen.
6.
penyimpana
benih
kendala yang dihadapi dalam penyimpanan benih yaitu keberadaan hama
(seperti tikus, burung, kutu beras dll). Untuk memecahkan kendala tersebut,
pihak Sang Hyang Sri menggunakan obat yang sifatnya membasmi hama tersebut,
obat yang diberikan berbentuk pil dan pil tersebut diletakkan disekitar
tumpukan-tumpukan benih. Sebelumnya untuk menghindari benih termakan hama,
pihaknya telah menutupi tumpukan-tumpukan benih dengan plastik yang berukuran
besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar