BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pisang merupakan tanaman buah tropis yang berasal dari
Asia Tenggara, Brazil, dan India. Pisang menjadi buah yang penting di
masyarakat Indonesia, karena pisang merupakan buah yang sering dikonsumsi
dibandingkan dengan buah yang lain dan dikonsumsi tanpa memperhatikan tingkat
sosial.
Indonesia merupakan penghasil pisang terbesar keenam
di dunia. Bahkan di Asia, Indonesia merupakan penghasil pisang terbesar, karena
hampir 50 % produksi pisang di Asia, dihasilkan oleh Indonesia, dan setiap
tahun produksinya terus meningkat.
Pisang juga memiliki kandungan gizi yang tinggi, dan memiliki tingkat antioksidan yang cukup tinggi.
Pisang juga memiliki kandungan gizi yang tinggi, dan memiliki tingkat antioksidan yang cukup tinggi.
Di kabupaten Malang, Jawa Timur sendiri, didapatkan
data bahwa peoduksi pisang, dengan jumlah tanaman yang menghasilkan 298.193
pohon, produksi pertahun sebesar 184.074 ton. Ini merupakan hasil produksi
holtikultura tertinggi dibandingkan dengan jenis holtikultura lainnya.
Bukan hanya buah pisang saja yang memiliki kandungan
gizi yang tinggi, namun bagian lain dari pohon pisang. Kulit pisang misalnya.
Kulit pisang merupakan limbah pertanian yang cukup banyak ditemukan
dimana-mana, sehingga dalam hal ini kulit pisang dapat dimanfaatkan menjadi
suatu bahan/produk makanan oleh industri. Kali ini penulis mencoba
mengungkapkan tentang manfaat tentang kulit pisang yang ternyata memiliki
kandungan gizi yang tidak kalah banyaknya dari buah pisang. Tim Universitas
Kedokteran Taichung Chung Shan, Taiwan membuktikan kulit pisang yang diambil
ekstraknya bermanfaat mengurangi gejala depresi. Hal ini disebabkan adanya
kandungan serotonin pada kulit buah
pisang. Tidak itu
saja, hasil penelitian menyebutkan ekstrak kulit buah pisang bermanfaat untuk
menjaga kesehatan retina mata. Buah ini mengandung vitamin C, vitamin A,
sejumlah serat dan berbagai mineral yang penting untuk tubuh. Bahkan buah
pisang cocok untuk segala usia dari bayi sampai orang tua. Itu karena
teksturnya yang lembut dan rasanya yang manis. Siapa sangka, kulit buah pisang
ternyata dapat dimanfaatkan. Kandungan gizi kulit pisang masih cukup tinggi.
Berdasarkan sejumlah penelitian terungkap bahwa kulit pisang mengandung vitamin
C, vitamin B,
kalsium, protein, karbohidrat dan serat yang baik untuk tubuh.
Es krim adalah salah satu camilan yang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia untuk berbagai usia dan kelas ekonomi.
Tingkat konsumsi camilan berbahan baku es dalam lima tahun terakhir di
Indonesia, tingkat pertumbuhan pasarnya sedikitnya 20% setiap tahun. Tahun
2011, umpamanya, total pasar es krim sudah mendekati angka 100 juta liter
dengan nilai absolut di atas US$221 juta.
Maka dari itu penulis sangat mengharapkan dengan
adanya hasil karya ini, dapat memberikan motivasi lebih untuk masyarakat agar
memanfaatkan kulit pisang, dan tidak membuang sembarangan sehingga
mengakibatkan suatu hal yang mubazir dan dapat mencelakakan orang lain, juga
supaya dapat menjadi jalan keluar untuk peristiwa kekurangan gizi yang masih
melanda sebagian besar penduduk Indonesia, dikarenan harga kebutuhan pokok, dan
makanan bergizi yang harganya seakan semakin melambung tinggi.
1.2 Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah dalam karya ilmiah ini meliputi:
- Bagaimanakah kandungan gizi kulit pisang?
- Bagaimanakah pengolahan es krim kulit pisang?
- Bagaimana potensi kulit pisang sebagai sumber gizi manusia?
1.3 Tujuan
Penelitian
Adapun
tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
- Mengembangkan kulit pisang supaya tidak hanya menjadi limbah, dimana jika dibuang sembarangan akan membahayakan.
- Mengetahui teknik pengolahanes krim kulit pisang.
- Mengembangkan suatu sumber gizi baru yang murah, halal,bergizi, bermanfaat, dan ramah lingkungan, serta nikmat dilidah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pisang
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal
dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian
menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat,
pisang disebut dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang.1
Pisang merupakan tanaman asli daerah Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Tanaman pisang mempunyai nama latin musa para disiaca nama ini telah
diproklamirkan sejak sebelum masehi. Nama musa diambil dari nama seorang dokter
Kaisar Romawi Octavianus Augustus (63 SM-14 M) yang bernama Antonius Musa. Pada
zaman Octavianus Augustus, Antonius Musa selalu menganjurkan pada kaisarnya
untuk makan pisang setiap harinya agar tetap kuat, sehat, dan segar. Tanaman
pisang berasal dari daerah tropis yang beriklim basah. “Tanaman pisang dapat
tumbuh baik di dataran rendah sampai dataran tinggi 1.000-3.000 mm pertahun.
Tanaman pisang lebih senang tumbuh di daerah yang subur dengan pH tanah 4,5-7,5
(Sumarjono, 1997). Sedangkan menurut Nuryani (1996: 7) “Tanaman pisang dapat
tumbuh baik di tanah yang kaya humus, tetapi dapat juga hidup di tanah kapur
dengan iklim lembab banyak sinar matahari.” Akar pisang tidak tahan kekeringan
atau air yang berlebihan. Tanah yang sedikit sinar matahari pertumbuhan pisang
menjadi lambat. Klasifikasi botani tanaman pisang adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Keluarga : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa spp.
Menurut Munadjim (1988), Sejak mulai ditanam sampai
berbuah dan dipetik, tanaman pisang memerlukan waktu kira-kira satu tahun.
Rata-rata setiap pohon dapat menghasilkan 5-10 kg buah.” Setelah pohon induk
berbuah dan dipetik, anak pohon pisang mulai berbunga. Setelah 3-4 bulan baru
pemetikan besar kecilnya buah pisang tergantung dari banyak faktor, diantaranya
jenis pisang, kesuburan tanah, kecepatan tumbuh, iklim saat berbunga dan
lain-lain. banyaknya buah tiap-tiap sisir tergantung daripada letak sisirnya.
Secara umum, kandungan gizi ang terdapat dalam setiap
buah pisang matang adalah sebagai berikut: kalori 99 kalori, protein 1,2 gram,
lemak 0,2 gram, karbohidrat 25,8 miligram (mg), serat 0,7 gram, kalsium 8 mg,
fosfor 28 mg, besi 0,5 mg, vitamin A 44 RE, Vitamin B 0,08 mg, vitamin C 3 mg
dan air 72 gram. Kandungan buah pisang sangat banyak, terdiri atas mineral,
vitamin, karbohidrat, serat, protein, lemak dan lain-lain, sehingga apabila
orang hanya mengonsumsi buah pisang saja, sudah tercukupi secara minimal
gizinya.
2.2 Kulit Pisang
Kulit pisang merupakan salah satu satu bagian dari
tanaman pisang yang selama ini keberadaannya terabaikan. Menurut Munadjin (1998)
Kulit pisang merupakan bahan buangan (limbah buah pisang) yang cukup banyak
jumlahnya yaitu kira-kira 1/3 dari buah pisang yang belum dikupas. Kulit pisang
adalah produk dari limbah industri pangan yang dimanfaatkan untuk bahan pakan
ternak. Kandungan unsur gizi kulit pisang cukup lengkap, seperti karbohidrat,
lemak, protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C dan air.
Unsur-unsur gizi inilah yang dapat digunakan sebagai sumber energi dan antibodi
bagi tubuh manusia
Tabel 2.1 Komposisi Zar Gizi Kulit Pisang
Unsur
|
Jumlah
|
Air (%)
|
68,90
|
Karbohidrat
(%)
|
18,50
|
Lemak (%)
|
2,11
|
Protein
(%)
|
0,32
|
Kalsium
(mg/100 gr)
|
715
|
Fosfor
(mg/100 gr)
|
117
|
Besi
(mg/100 gr)
|
166
|
Vitamin B
(mg/100 gr)
|
0,12
|
Vitamin C
(mg/100 gr)
|
17,5
|
Sumber : Munadjin (1988:63)
Berdasarkan tabel 2.1 di atas maka komposisi kimia
terbanyak kulit pisang, di samping air adalah karbohidrat, yaitu sebesar
18,50%. Karbohidrat ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pembuatan
alkohol yang berguna sebagai bahan bakar, bahan industri kimia bahan kecantikan
dan kedokteran. Manfaat lain kulit pisang yaitu sebagai bahan baku minuman
beralkohol (anggur) dan makanan ternak, seperti kambing, sapi, kelinci dan
lain-lain. Hal ini disebabkan nilai gizi kulit pisang cukup baik.
Kulit pisang mengandung serat yang cukup tinggi,
vitamin C, B, kalsium, protein, dan karbohidrat. Hasil penelitian tim
Universitas Kedokteran Taichung Chung Shan, Taiwan, memperlihatkan bahwa
ekstrak kulit pisang ternyata berpotensi mengurangi gejala depresi dan menjaga
kesehatan retina mata. Selain kaya vitamin B6, kulit pisang juga ternyata
banyak mengandung serotonin yang sangat vital untuk menyeimbangkan mood. Selain
itu, ditemukan pula manfaat ekstrak pisang untuk menjaga retina dari kerusakan
cahaya akibat regenerasi retina.6
2.3 Es Krim
Menurut Standar Nasional Indonesia (1995), es krim
adalah sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es
krim atau campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula, dan dengan atau
tanpa bahan makanan lain yang diizinkan. Di pasaran, es krim digolongkan atas
kategori economy, good
average, dan deluxe.
average, dan deluxe.
Es krim dapat didefinisikan sebagai bagian buih yang
membeku dengan kandungan udara 40-50% dari volume. Fase kontinyu buih
mengandung padatan terlarut dan koloid seperti gula, protein, stabilizer dan
kandungan lemak dalam bentuk emulsi (Frieberg, 1997). Es krim yang sebagian
atau seluruh lemaknya diganti dengan lemak nabati disebut es krim imitasi atau
es krim melorin (Campbell, 1975).
Dewanti (1997), menyatakan bahwa bahan-bahan pembuat
es krim merupakan bahan makanan yang bernilai protein tinggi (susu dan telur)
maka es krim juga mempunyai nilai protein tinggi, selain vitamin mineral.
Sedangkan kandungan kalori es krim juga tinggi hal ini karena adanya penambahan
gula.
Menurut Marshall et al (2003) es krim merupakan
sumber energi makanan yang sangat baik. Kandungan lemak yang ada pada es krim
adalah tiga sampai empat kali susu dan sepenuhnya 50% dari total padatan es
krim adalah gula, termasuk laktosa, sukrosa, dan padatan-padatan sirup jagung.
Tabel 2.2 Syarat Mutu Es Krim Berdasarkan SNI
No.
|
Kriteria Uji
|
Persyaratan
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
|
Keadaan:
– Penampakan
– Bau
– Rasa
Lemak (% b/b)
Gula (% b/b)
Protein (% b/b)
Jumlah Padatan Non Lemak (% b/b)
Bahan Tambahan Makanan:
– Pewarna tambahan
– Pemanis buatan
– Pemantap dan pengemulsi
Cemaran Logam:
– Timbal (Pb) (mg/kg)
– Tembaga (Cu) (mg/kg)
Cemaran Arsen (As) (mg/kg)
Cemaran Mikroba:
- Angka Lempeng Total (koloni/gr)
- MPN Coliform (APM/gr)
- Salmonella (koloni/25gr)
- Listeria spp (koloni/25gr)
|
Normal
Normal
Normal
Minimal 5,0
Minimal 8,0
Minimal 2,7
Minimal 34
Sesuai SNI 01-0222-1995
Negatif
Sesuai SNI 01-0222-1995
Maksimal 1,0
Maksimal 20,0
Maksimal 0,5
Maksimal 30.000
<3
Negatif
Negatif
|
Sumber: Standar Nasional Indonesia 01-0317-1995
(1995)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Cara Pembuatan Es Krim Kulit Pisang
Dalam karya tulis ilmiah kali ini, penulis ingin
mewujudkan kulit pisang dalam bentuk olahan makanan yang berupa jajanan sehat
es krim kulit pisang. Penulis merasa lebih tepat jika diolah menjadi es krim
karena telah menjadi makanan yang umum sekali disantap waktu lenggang dan
santai, terlebih lagi pengolahannya sangat mudah dan sederhana.
Berikut resep pembuatan selai dari kulit pisang:
Bahan yang digunakan:
- kulit pisang
- daging buah pisang
- gula pasir
- air bersih
- susu skim
- lesitin kedelai
- cmc
- whipping cream
Pengolahan :
- Kulit pisang disortasi dan dicuci kemudian dipotong kecil-kecil
- Dihancurkan potongan kulit pisang bersama daging buah pisang dan air dengan perbandingan 2:1:2 menggunakan blender selama 10 menit.
- Ditambahkan susu skim 11% (b/b), whipping cream 12% (b/b), gula 15%(b/b), lesitin kedelai 0,25%(b/b), penstabil cmc 0,25%(b/b).
- Dilakukan homogenisasi dengan mixer selama 2-3 menit.
- Dilakukan aging pada suhu 4oC selama 6 jam.
- Di ice cream maker suhu -5oC selama 30 menit.
- Dikemas dalam cup dan diberi label.
- Disimpan dalam freezer dan kemudian siap didistribusikan dengan cool box
3.2 Kandungan Gizi Es Krim Kulit Pisang
Buah pisang banyak mengandung karbohidrat baik isinya
maupun kulitnya. Pisang mempunyai kandungan khrom yang berfungsi dalam
metabolisme karbohidrat dan lipid. Khrom bersama dengan insulin memudahkan
masuknya glukosa ke dalam sel-sel. Kekurangan khrom dalam tubuh dapat
menyebabkan gangguan toleransi glukosa. Umumnya masyarakat hanya memakan
buahnya saja dan membuang kulit pisang begitu saja. Di dalam kulit pisang
ternyata memiliki kandungan vitamin C, B, kalsium, protein, dan juga lemak yang
cukup. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang banyak
mengandung air yaitu 68,90 % dan karbohidrat sebesar 18,50 %. Kulit pisang
mengandung vitamin C, vitamin B, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup (Sulffahri.2008).
Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang banyak mengandung
air yaitu 68,90% dan karbohidrat sebesar 18,50%. Karbohidrat adalah suatu zat
gizi yang berfungsi sebagai asupan energi utama, dimana tiap gramnya
menghasilkan 4 kalolori (17 kilojoule) energi pangan per gram.
Dilihat dari kandungan mineralnya kulit pisang
mengandung kalsium yang cukup tinggi yaitu sebesar 715 mg/100 g. Kalsium
merupakan zat yang dibutuhkan sejak bayi hingga usia tua. Jumlah kebutuhan
kalsium dapat dibedakan berdasarkan jenis kelamin dan usia. (Wida, 2007). Pada
usia anak-anak hingga remaja merupakan usia penting untuk menabung kalsium
dalam tulang. Pada usia remaja 75-85 persen massa tulang yang akan dimiliki
pada saat dewasa telah terbentuk. Proses pembentukan dan penimbunan massa
tulang mencapai kepadatan maksimal pada usia 35 tahun. Semakin bertambah usia
semakin sedikit jaringan tulang yang dibuat dan semakin banyak jaringan tulang
yang dirombak sesudah usia 35 tahun, setiap tahunnya akan terjadi kehilangan
massa tulang sebesar 0,5% dan setelah umur 50 tahun, jumlah kandungan kalsium
dalam tubuh akan menyusut sebanyak 30%. Kehilangan akan mencapai 50% ketika
mencapai umur 70 tahun dan seterusnya mengalami masalah kekurangan kalsium.
Berdasarkan Recommended Daily Allowance (RDA) USA, kebutuhan kalsium rata-rata
per hari yaitu: anak-anak 800 mg, remaja 1200 mg, dewasa 1000 mg, ibu hamil dan
menyusui 1200 mg, usia lanjut dan menopause 1200 mg.
Vinson et al. (2001)
menganalisis kuantitas dan kualitas antioksidan fenolik dari beberapa jenis
buah, diantaranya buah pisang. Kadar total fenol pada pisang berdasarkan
ekuivalen katekin sekitar 42,30 mikromol/g berat kering atau sekitar 11,2
mikromol/ g berat basah. Kadar total fenol pada kkulit pisang adalah sekitar
387,34 mg/g berat basah atau 3,61 mg/g berat kering. Senyawa fenol teruji
positif dalam kulit buah pisang adalah polifenol dan flavonoid. Flavonoid dan
polifenol telah digolongkan sebagai antioksidan tingkat tinggi beradasarkan
kemampuannya untuk menangkap radikal bebas dan jenis oksigen aktif seperti
oksigen dalam bentuk singlet, radikal bebas superoksida dan radikal hidroksil.
Hal ini tentu saja menunjukkan potensi tingganya kadar antioksidan dalam buah
maupun kulit pisang yang dapat dimanfaat oleh tubuh.
Kulit pisang memiliki potensi besar sebagai sumber
gizi yang baru, yang jauh lebih ekonomis, mudah, dan ramah lingkungan. Karena
akan mengurangi limbah rumah tangga, produksi makanan, dsb. Dengan kandungan
gizi yang dipaparkan pada subbab sebelum, tentunya sudah saatnya kita mulai
melirik manfaat kulit pisang ini, terutama bagi kesehatan. Ditamabah lagi kulit
pisang dapat diolah dengan berbagai menu makanan yang tidak kalah lezat rasanya
dibandingkan hasil olahan pisang dan buah lainnya. Selain mendapat pasokan gizi
yang baik bagi tubuh kita, lidah kita juga dimanjakan dengan rasa dari hasil
olahan kulit pisang tersebut. Juga menurut dari data pada bab sebelumnya,
dimana hasil holtikultura terbesar di Indonesia adalah pisang, tentunya sangat
murah bagi kita untuk mendapat kulit pisang ini, bukan buahnya. Jadi, potensi
sebagai sumber gizi yang hemat, efisien, dan efektif dari kulit pisang untuk
manusia sangat besar.
3.3 Keamanan dan Kehalalan Es Krim Kulit Pisang
Dari segi proses pembuatannya, tak ada yang kritis
terhadap kehalalan es krim, yang perlu dicurigai komposisi bahan yang digunakan
dalam pembuatannya. Produk Es krim kulit pisang menggunakan bahan baku yang
memiliki sertifikat halal.
Produk es krim kulit pisang menggunakan bahan tambahan
whipped cream. Lemak pada whipped cream ini biasanya berasal dari partially
hidrogenated coconut oil dan palm oil Oleh karena itu dari segi lemak tidak ada
hal yang rawan dari segi kehalalannya karena terbuat dari lemak nabati.
Padatan susu bukan lemak yang berstatus syubhat adalah
whey karena whey diperoleh dari hasil samping penggumpalan susu
pada tahap pembuatan keju atau kasein dimana proses penggumpalan tersebut
biasanya menggunakan enzim yang dapat berasal dari hewan (sapi, babi) atau
mikroorganisme disamping penggumpalan juga dapat dilakukan dengan menggunakan
asam. Sedangkan padatan susu bukan lemak yang digunakan dalam pembuatan es krim
kulit pisang adalah susu skim “tortura” yang telah memiliki sertifikat halal
MUI. Es krim kulit pisang tidak menggunakan whey protein yang memiliki
kerawanan halal, melainkan menggunakan susu skim yang telah tersertifikasi
halal sehingga dijamin kemanan dan kehalalannya.
Pemanis yang digunakan dalam pembuatan es krim kulit
pisang adalah gula “gulaku” yang telah terjamin kehalalannya karena telah
tersertifikasi halal MUI, proses produksi gula “gulaku” juga sama sekali tidak
menggunakan penggunaan bahan rawan halal. Es krim kulit pisang tidak
menggunakan bahan rawan halal seperti sirup pemanis seperti sirup jagung yang
memiliki rawan bahaya halal. Pembuatan sirup jagung diatas dapat dilakukan
dengan dua metode utama yaitu hidrolisis (pemecahan molekul-molekul dengan
bantuan air) asam dan hidrolisis enzimatik (menggunakan enzim). Hasil proses
hidrolisis enzimatik berwarna jernih dan tidak menghasilkan senyawa pahit. Itu
sebabnya banyak sirup ini diperoleh dengan menggunakan enzim dimana salah satu
enzim yang diperlukan dengan yaitu enzim a-amilase, sayangnya enzim ini
disamping dapat diperoleh dari mikroorganisme juga dapat diperoleh dari hewan.
Status sirup gula jagung jadinya syubhat. Es krim kulit pisang menggunakan gula
pasir “gulaku” dan tidak menggunakan sirup gula sehingga kehalalan dalam
pemanis dapat dipertanggungjawabkan.
Es krim kulit pisang tidak menggunakan pewarna ataupun
perisa buatan yang biasanya menggunakan gliserol dan etanol sebagai pelarut
proses pembuatannya. Es krim kulit pisang hanya memanfaatkan flavor yang secara
alami terdapat pada buah pisang itu sendiri tanpa melakukan penambahan perisa
buatan untuk menjaga status kehalalan produk.
Emulsifier yang digunakan dalam pembuatan es krim
kulit pisang adalah lesitin yang terbuat dari kedelai. Lesitin kedelai
merupakan bahan nabati sehingga dari segi kehalalan pangan tidak mempunya titik
rawan.
Stabilizer yang digunakan adalah CMC. Diantara
penstabil yang dapat digunakan pada pembuatan es krim, ada dua yang berstatus
syubhat yaitu gelatin dan gum xanthan, sedangkan lainnya tidak masalah karena
berasal dari tanaman (berbagai jenis gum), rumput laut (karagenan, alginat,
agar-agar) dan turunan selulosa (CMC dan mikrokristalin; selulosa sendiri
berasal dari tanaman). Gelatin dapat diperoleh dari babi, sapi atau ikan,
sedangkan xanthan gum adalah hasil fermentasi sehingga kehalalannya tergantung
kepada media yang digunakan pada waktu pembuatan xanthan gum. Oleh karena es
krim kulit pisang menggunakan stabilizer CMC dan tidak menggunakan xanthan gum
ataupun gelatin maka dapat dipastikan kehalalannya.
Berdasarkan keseluruhan bahan yang digunakan dalam
pembuatan es krim kulit pisang, tidak ada satupun bahan yang haram ataupun
memiliki sifat rawan halal yang bernilai syubhat. Oleh karena itu es krim kulit
pisang dapat dikatakan sebagai produk yang halal dan aman dikonsumsi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Es krim kulit pisang benar-benar dapat dijadikan
alternatif gizi yang juga tepat bagi manusia. Kulit pisang memiliki kandungan
gizi yang tinggi dan tidak kalah dengan kandungan gizi yang dimiliki buah
pisang.
4.2 Saran
Berkaitan dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka dalam kesempatan ini akan diajukan beberapa saran yang
diharapkan dapat menjadi perhatian khusus bagi para pembaca sebagai berikut:
- Terciptanya produk makanan yang berasal dari limbah kulit pisang menjadi keripik dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam berwirausaha.
- Dilakukan sosialisasi menyeluruh dalam masyarakat tentang pengolahan limbah kulit pisang, sehingga sesuatu yang masih sangat bermanfaat tidak terbuang percuma, malah menjadi limbah yang mengganggu.
- Pengolahan seperti ini diharapkan tidak hanya pada limbah kulit pisang, namun juga kepada hal-hal lain yang dianggap kurang berguna oleh masyarakat, namun sebenarnya sangat bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar