LAPORAN PRAKTIKUM
PENGETAHUAN ANALISA BAHAN DAN HASIL PERTANIAN
Dosen pengampu: Anwar Fauzan , S.TP, MP
Disusun oleh:
Toni Setiawan
10.0678. D
LABORATORIUM KIMIA
JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULITAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
PEKALONGAN
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan hasil praktikum Budidaya Tanaman Tahunan.
Dengan selesainya penyusunan laporan hasil praktikum ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Bapak
Anwar fauzan, S.TP. MP Selaku Dosen Pengampu Mata
kuliah dan Pembimbing praktikum pengetahuan dan analisa bahan hasil pertanian.
2.
Semua
pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu
selesainya laporan hasil praktikum.
Kami menyadari bahwa laporan
hasil praktikum ini masih belum sempurna. Akhir kata semoga laporan hasil
praktikum ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada
umumnya.
Pekalongan, 10 Januari 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
ACARA I SIFAT UJI FISIKA
1.1.Tujuan…………………………………………........... 1
1.2.Landasan teori ...…………………………………….. 1
1.3.Bahan dan alat ………………………………………. 2
1.4.
Prosedur
kerja………………………………………... 3
1.5.Analisa data dan pembahasan ...................................... 4
1.6.Kesimpulan .................................................................. 5
ACARA II SIFAT UJI ARGONOLEPTIK
2.1.Tujuan…………………………………………........... 7
2.2.Landasan teori ...…………………………………….. 7
2.3.Bahan dan alat……………………………………...... 8
2.4.Prosedur kerja……………………………………....... 8
2.5.Analisa data dan pembahasan ...................................... 9
2.6.Kesimpulan .................................................................. 10
ACARA III SIFAT UJI KIMIA
3.1.Tujuan…………………………………………........... 11
3.2.Landasan teori ...…………………………………….. 11
3.3.Bahan dan alat ………………………………………. 15
3.4.Prosedur kerja………………………………………... 17
3.5.Analisa data dan pembahasan ...................................... 19
3.6.Kesimpulan .................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ACARA I
UJI SIFAT FISIKA
1.1
TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui tentang cara menghitung ketebalan, luas, panjang dan
lebar daun.
1.2
LANDASAN TEORI
Pada umumnya pengujian fisik dilakukan
dengan menggunakan alat-alat fisika, tetapi dapat juga dilakukan secara visual,
alat-alat fisika digunakan untuk pengujian sifat fisika seara kuantitatif,
sedangkan pengujian kuantitatif atau yang bersifat subyektif cukup dilakukan
secara visual.
Dasar-dasar
pengujian yang diuraikan dibawah ini meliputi:
1.
penetapan ukuran dan bentuk
2.
pengukuran kerapatan dan bobot
jenis
3.
pengukuran suhu
4.
pengukuran kekerasan /
keempukan
5.
penetapan kekeruhan /
kejernihan
Bentuk dan ukuran bahan hasil
pertanian dan hasil olahnya merupakan factor penentu metu yang dapat langsung
diukur dan diawasi karena pada umumnya seluruh permukaan atau bagian luarnya
kelihatan jelas. Tahap pertama didalam menggolongkan bahan hasil tahap pertama
didalam menggolongkan bahan hasil pertanian adalah dengan dasar ukuran dan
bentuknya ukuran dan bentuk bahan hasil pertanian sangat mempengaruhi
keseragamannya, tetapi dapat juga memberi ukuran bagi para konsumen dalam
menentukan harga.
Sifat fisik
bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam menangani
masalah-masalah yang berhubungan dengan merancang suatu alat khusus untuk suatu
produk hasil pertanian atau analisa prilaku produk dan cara penanganannya.
Karakteristik sifat fisik pertanian adalah bentuk, ukuran, luas permukaan,
warna, penampakkan, berat, porositas, densitas dan kadar air. Bentuk dan ukuran
sangat penting dalam perhitungan energi untuk pendinginan dan pengeringan,
rancangan pengecilan ukuran, masalah distribusi dan penyimpanan bahan, seperti
elektoistatistik, pantulan cahaya dalam evaluasi warna, dan dalam pengembangan
alat grading dan sortasi (Suharto, 1991).
Berat
jenis dari produk pertanian dapat digunakan untuk menduga kematangan dari buah.
Volume merupakan salah satu sifat fisik yang banyak digunakan dalam perhitungan
awal menduga sifat fisik yang lain seperti massa jenis. Volume bahan pangan
dapat dihitung dengan menggunakan pengukuran berdasarkan pendekatan aproksimasi
(pendekatan geometris) dan dengan menggunakan metode platform scale.
1.3
BAHAN DAN ALAT
Alat : 1. Jangka sorong
2. Penggaris
3. Timbangan digital
Bahan : 1.
Daun jambu
2. Kertas bufalo
1.4
PROSEDUR KERJA
1.
Menghitung luas
daun :
·
Siapkan daun
mangga kemudian ukur dengan menggunakan jangka sorong
2.
Menghitung luas
daun :
·
Potong kertas
bufalo dengan ukuran 40 cm X 20 cm
·
Kertas ditimbang
(a) , setelah ditimbang gambarkan bentuk daun jambu yang akan diukur luasnya
pada ketas tersebut.
·
Kemudian guting
bentukan tersebut, kemudian dibuang
·
Timbang sisa
gutingan kertas tad (b)
·
Kemudian hitung
dengan rumus
3.
Menghitung
panjang dengan mengukur panjang daun memakai jangka sorong
4.
Menghitung lebar
dengan mengukur lebar daun di empat bagian
5.
Menghitung luas
daun dengan menggunakan Simpson’s Rule :
·
Pada suatu kertas
polos gambarkan bentuk bahan yang akan ditentukan luasnya scara tetap.
·
Kemudain buatlah
garis mendatar dibawah bentukan tersebut (garis OX)
·
Bagilah garis OX
enjadi potongan sama panjang yang genap banyaknya.
·
Tarik garis tegak
lurus pada setiap titik padda garis OX sehingga memotong garis l dan k.
·
Garis h0
tegak lurus pertama (h0) ditambanh dengan garis tegak lurus terakhir
(h0), dan setiap garis bernomor ganjil ( h1, h 3, h
5, dan h 7 ) diklikan dengan 4 sedangkan yang bernomor genap
(h2, h4, h6, ) dikalikan 2
·
Bidang yang
dibatasi oleh garis OX dengan garis l disebut A1 dan bidang yang
dibatasi oleh garis OX dengan k disebut A2.
·
Luas benda = luas
A1-A2
5.1 Hasil pengamatan
1.
Menghitung
ketebalan
0,57
2.
Menghitung luas
daun
Panjang kertas = 21 cm
Lebar kertas = 7,5 cm
Berat kertas ditimbang (a) =
1,77 gr
Berat kertas setelah dipotong (b) =
1,60 gr
C = a-b
= 1,77 – 1,60
0,17 gr
Luas daun = x Luas kertas
= X (21 X 7,5)
= X 157,5
= 16,73 cm2
3.
Panjang daun
7,96cm
4.
Lebar daun = 0,112
cm
5.
Menghitung luas
dengan cara Simpsons Rule
Luas A1 = 1/3 a ( h0
+ 4h11 + 2h21 + 4h31 + 2h 41+ 4h51
+ 2h61+ 4h71+ h8 )
Luas A2 = 1/3 a ( h0
+ 4h12 + 2h22 + 4h32 + 2h 42+ 4h52
+ 2h62+ 4h72+ h8 )
Ket : a adalah
panjang potongan pada garis OX
Luas daun = Luas A1 –
A2
Luas A1 = 1/3
a ( h0 + 4h11 + 2h21 + 4h31 + 2h 41+4h51
+2h61+4h71+h8 )
= 1/3 ( 0,6) X (2,9 + 4x3,8 + 2x4,1 + 4x4,2 + 2x4,3 +
4x4,2 + 2x4,2+ 4x3,9+ 2x3,6+4x3,5+2x3,2+4x2,9+2x2,5+2,5)
= 0,2X (139,2)
= 27,4 cm2
Luas A2 = 1/3
a ( h0 + 4h12 + 2h22 + 4h32 + 2h 42+4h52
+2h62+4h72+h8 )
= 1/3 ( 0,6) X (2,9 + 4x1,6 + 2x1,3 + 4x1,1 + 2x1,1 +
4x1,2 + 2x1,3+ 4x1,5+ 2x1,7+4x1,8+2x1,9+4x2,1+2,5)
= 0,2x (5,8)
= 11,6 cm2
Luas daun = Luas A1 –
A2
= ( 27,4 – 11,6)cn
= 16,24cm2
1.5
KESIMPULAN
Pengukuran luas daun jambu dilakukan dengan 2 cara
yaitu dengan penimbangan dan Simpons Rule, hasil yang diperolah dari pengukuran
Simpson’s Rule berbeda jauh dengan cara penimbangan hal ini dikarenakan
pengukuran yang kurang teiti sehingga menyebabkan hasil yang diperoleh memiliki
selisih yang sedikit.
ACARA II
UJI ORGANOLEPTIK
2.1
TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui tentang
cara analisis bahan pertanian
ataupun dengan non pertanian dengan uji organoleptik.
2.2
LANDASAN TEORI
Uji organoleptik
didasarkan pada kegiatan penguji-penguji rasa (panelis) yang pekerjaannya
mengamati, menguji dan menilai secara argonoleptik.
Sebagai contoh rasa
enak hasil dari sejumlah faktor pengamatan yang masing-masing mempunyai
sifat-sifat tersendiri, misalnya:
-
Tekstur (konsistesi) adalah
hasil pengamatan yang didapat lunak, keras, bersari liat, renyah dan
sebagainya.
-
Rasa (taste) dengan 4 dasar
sifat rasa yaitu: manis asam, asain dan pahit
-
Bau (odour) dengan berbagi
sifat seperti: harum, amis, apek dan sebagainya.
Uji
organoleptik adalah pengujian secara subyektif yakni suatu pengujian penerimaan
selera makanan (accep tance) yang didasarkan atas uji kegemaran (perference)
dan analisa pembedaan (difference amalisis) sehingga dapat digolongkan menjadi:
a.
Psikofisik :
uji perbedaan
b.
Psikometrik : uji
kegemaran, uji penilaian dengan angka dan uji ahli
penguji rasa
c.
diskripsi fenomena : uji profil
rasa
Untuk menilai atau menguji secara
organoleptik adalah diperlukan
a.
lingkungan suasana tenang dan
bersih
b.
peralatan yang bebes bau
c.
bahan contoh yang tepat
d.
standar bahan contoh
e.
para panelis yang terlatih
2.3
BAHAN DAN ALAT
1. Threshold test
Tujuan : untuk
mengetahui ambang batas.
Alat dan Bahan :
Alat :
Ø Petridis
Ø Bakerglass
Ø Pengaduk
Ø Kompor
Ø Panci
Ø Sendok
Ø Ember
Ø Kertas
label
Ø Formulir
test
Bahan :
Ø Gula
pasir
Ø Air
2. Uji
duo trio
Alat dan Bahan :
Ø 2
macam Kacang atom ( kacang atom deka dan kacang atom garuda )
Ø Petridis
Ø Kertas
label
Ø Formulir
test
3. Uji
triangle test
Alat dan Bahan :
Ø 2 macam kacang atom ( kacang atom deka dan kacang atom
garuda )
Ø Petridis
Ø Kertas
label
Ø Formulir
test
4. Hedonic test
Alat dan Bahan :
Ø 2 macam keripik singkong ( keripik singkong Qtela dan keriping singkong
cepayung)
Ø Petridis
Ø Kertas
label
Ø Formulir
test
2.4
PROSEDUR
KERJA
1. Uji
threshold
Mengetahui ambang batas
dari rasa manis.
Dengan cara membuat
larutan gula dari berbagai konsentrasi yaitu 10 tingkat konsentrasi ;
0 % : kontrol
0,05 % : 0,5 gram
0,10 % : 1 gram
0,15 % : 1,5 gram
0,20 % : 2 gram
0,25 % : 2,5 gram
0,30 % : 3 gram
0,35 % : 3,5 gram
0,40 % : 4 gram
0,45 % : 4,5 gram
Pertama menimbang garam
sebanyak konsentrasi yang dibutuhkan caranya : konsentrasi x 1000 = garam.
1. Sebelumnya
memasak air terlebih dahulu sampai matang atau mendidih.
2. Setelah
air matang, siapkan 10
baker glass isi dengan 1 liter air yang sudah matang tadi dan beri label
keterangan tentang besarnya konsentrasi. Masukkan garam yang sudah ditimbang
kedalam baker glass yang sudah diberi label tiap konsentrasinya dan aduk sampai
garam larut.
415 142
241 514 137
225
284 673 102 713
3. Setelah
itu siapkan 10 petridis yang sudah
diberi kode angka yang berbeda konsentrasinya(sebelumnya diberi label tiap konsentrasinya sebelum diberi kode angka
untuk memudahkan memasukkan larutan garam sesuai konsentrasinya), kemudian masukkan
larutan garam ke petridis yang berbeda konsentrasinya.
4. Setelah
semua siap, sample siap di uji oleh seorang panelis dengan cara diacak tidak
urut dengan konsentrasinya. Panelis akan menguji batas keasinan yang dirasakan
panelis dari sample yang sudah dibuat.
Gambar
sample yang sudah di acak
2. Uji
Duo Trio
1. Siapkan
cawan/petridis, lalu siapkan bahan yang akan diuji yaitu makanan berupa kacang atom dengan merk berbeda. Disediakan tiga contoh
bahan dengan satu contoh sebagai kontrol(baku). Misalnya :
2. Ujilah
dua contoh yang berkode tersebut berdasarkan sifat karakteristik (warna, tekstur, rasa dan aroma) dibedakan terhadap contoh baku.
Ini dilakukan oleh panelis.
3. Kemudian
berilah tanda yang sudah ditentukan pada formulir yang sudah disiapkan untuk
diisi oleh panelis.
3.
Uji Triangle Test
1. Siapkan cawan/petridis. Ada
3 sample kacang atom yang 2 sample diisi dengan kacang atom yang sama yaitu kacang atom deka dengan kode 601 yang
sama dengan kode 071
(S) dan 1 sample diisi dengan kacang atom yang berbeda yaitu kacang atom garuda dengan kode 459 .Caranya
:
Sample sama (S)
sample sama sample berbeda
Sample diatas sudah diacak sebelum
diserahkan kepada panelis
2. Setelah
semua siap, berikan kepada panelis untuk diuji dan panelis menuliskan hasilnya
pada formulir yang sudah disiapkan yang diuji panelis adalah panelis menetapkan
2 contoh yang sama dan 1 contoh yang berbeda, dan membuat pembahasan serta
kesimpulan.
4. Hedonic test
1. Siapkan cawan/petridis. Ada
2 sample keripik singkong dengan merk yang berbeda yaitu keripik
singkong qitela (071) dan keripik singkong cepayung ( 601) .Caranya
:
Sample qitela sample cepayung
Sample diatas sudah diacak sebelum
diserahkan kepada panelis
3. Setelah
semua siap, berikan kepada panelis untuk diuji dan panelis menuliskan hasilnya
pada formulir yang sudah disiapkan yang diuji panelis adalah panelis menetapkan dan membandingan keduanya, antara warna,
kerenyahan, flavor/aroma, rasa, dan kesukaan keseluruhan.
2.5 HASIL PENGAMATAN
1. Uji
threshold Test
Panelis
|
Kode Sampel Dan
Responnya
|
jmlh
|
%
|
|||||||||
225
|
415
|
102
|
514
|
673
|
137
|
142
|
713
|
241
|
284
|
|||
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
6
|
60%
|
2
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
8
|
80%
|
3
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
7
|
70%
|
4
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
4
|
40%
|
5
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
6
|
60%
|
6
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
7
|
70%
|
7
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
8
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
6
|
60%
|
9
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
6
|
60%
|
10
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
90
|
90%
|
Jmlh
|
5
|
7
|
6
|
7
|
5
|
7
|
4
|
7
|
3
|
5
|
|
|
%
|
50%
|
70%
|
60%
|
70%
|
50%
|
70%
|
40%
|
70%
|
30%
|
50%
|
|
|
Keterangan :
1 :
Benar
0 :
Salah
Kesimpulan yang dapat
diambil dari hasil uji 10
panelis di atas hanya 1 panelis
yang menjawab 90% dengan
tepat, dan terendah yang menjawab 00% hanya 1 panelis. Pada
kode sampel 137, 415, 713, 514 yaitu sempel dengan gula dengan konsentrasi 0%,15%,20%,45% panelis menjawab 70% tepat. Dalam uji ini
rata-rata penlis masih banyak yang kurang tepat.
2. Uji
Duo Trio
Tabel dari hasil
analisis para panelis, dicari Contoh yang berbeda :
No
|
Kode sampel
|
Keterangan
(B/S)
|
Kriteria penilaian
|
||||
307
|
521
|
Warna
|
Tekstur
|
Rasa
|
Aroma
|
||
1
|
ü
|
|
S
|
Putih kecoklatan
|
lonjong
|
Gurih
|
gurih
|
2
|
ü
|
|
S
|
Putih kecoklatan
|
Kasar
|
renyah
|
Tidak ada aroma
|
3
|
ü
|
|
B
|
Putih butek
|
Kasar
|
Gurih
|
apek
|
jmlh
|
3
|
|
1
|
|
|
|
|
Keterangan :
Kode sampel
512 = Kacang atom garuda
307 = Kacang atom deka
B/S : Benar/Salah
Kesimpulan
yang dapat diambil adalah dari 3
panelis yang menguji hanya ada 1
panelis yang menguji dengan tepat dan 2
panelis lain salah dalam menguji atau menganalisis. Rata rata pada sampel pada kode sampe 307 (kacang
deka) memiliki warna putih, tektur renyah, rasa gurih, dan aroma biasa saja
seperti kacang atom lainnya.
3. Uji
Triangle Test
Tabel dari hasil
analisis para panelis, dicari Contoh yang berbeda :
No
|
Kode sampel
|
459
B/S
|
Kriteria penilaian
|
||||||||
601
|
071
|
Warna
|
Tekstur
|
Rasa
|
Aroma
|
||||||
1
|
ü
|
|
S
|
Putih kekuningan
|
Renyah
|
Gurih
|
biasa
|
||||
2
|
|
ü
|
B
|
Putih kekuningan
|
Renyah
|
Manis asin
|
apek
|
||||
3
|
ü
|
|
B
|
Putih
|
Tiadak rata
|
Manis
|
Apek
|
||||
4
|
|
ü
|
B
|
Putih keruh
|
Halus
|
Gurih
|
apek
|
||||
5
|
|
ü
|
S
|
Pekat
|
Lembut
|
Gurih
|
Bawang
|
||||
jmlh
|
2
|
3
|
|
|
|
|
|
||||
Keterangan :
B/S : Benar/Salah
601 : 071 =
Kacang Atom Deka
459 =
Kacang Atom Garuda
Kesimpulan
yang dapat diambil adalah dari 5
panelis yang menguji 3
panelis yang menguji dengan tepat dan 2 panelis lain salah dalam menguji
atau menganalisis. Rata rata pada
sampel pada kode sampe 601 (kacang deka)
memiliki warna putih, tektur renyah, rasa gurih, dan aroma yang lebih menyengat
dari kacang atom garuda.
4. Uji
Kesukaan ( Hedonic Test )
Tabel dari hasil
analisis para panelis, dicari Contoh yang berbeda :
No
|
Kode sampel
|
Jenis pengujian
|
Kesukaan keseluruhan
|
keterangan
|
|||
Warna
|
Kerenyahan
|
Flavor
|
Rasa
|
||||
1
|
071
|
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
suka
|
601
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
suka
|
|
2
|
071
|
1
|
1
|
2
|
3
|
1
|
sangat suka
|
601
|
2
|
2
|
4
|
2
|
1
|
Sangat suka
|
|
3
|
071
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
sangat suka
|
601
|
2
|
3
|
2
|
2
|
2
|
suka
|
|
4
|
071
|
3
|
1
|
2
|
1
|
2
|
suka
|
601
|
2
|
3
|
2
|
3
|
3
|
Agak suka
|
|
5
|
071
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
suka
|
601
|
3
|
3
|
1
|
3
|
4
|
tidak suka
|
Keterangan :
Kode sampel : 071 = Keripik singkong qtela
601 = keripik singkong capayung
Nilai : 1 = Sangat suka 4 = Tidak suka
2 = Suka 5
= Sangat tidak suka
3 = Agak suka
Kesimpulan
yang dapat diambil adalah dari 5
panelis yang menguji lebih menyukai keripik singkong qtela
dibanding keripik singkong capayung, karena dari kelima panelis tersebut
seluruhnya memberi nilai 2 semua yang
menyatakan sangat suka. Untuk rasa, kerenyahan, flavor/aroma, dan rasa juga
dominan suka pada keripik singkong Qtela.
2.6 KESIMPULAN
Dari uji ambang batas ( Threshold test ), uji duo trio, uji triangle
test rata-rata panelis yang menguji
kurang tepat. Kepekaan panelis terhadap sampel yang diuji masih kurang sehingga
hasil tidak sesuai dengan sampel. Hal
ini membuktikan menjadi seorang panelis tidaklah mudah, membutuhkan kepekaan
dan ketelitian yang lebih tinggi. Sedangkan pada uji kesukaan (hedonic test)
kesukaan keseluruhan sangat suka pada keripik singkong Qtela.
ACARA III
UJI SECARA KIMIA
3.1. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui cara menguji
bahan pertanian dengan menguji secara kimia..
3.2. Dasar Teori
1. Uji
kadar air bahan
Pengukuran kadar air
pada umumnya dilakukan dengan menguapkan air yang terkandung, kemudian
menimbang bobot hasil keringnya, sampai bobot konstan.
Presentase air yang
menguap dari bahan adalah kadar air bahan. Cara yang umum dilakukan untuk
mengukur kadar air adalah cara destilasi, presentase kadar air dapat diketahui
secara langsung.
Prinsip penetapan kadar air dengan metode pengeringan pada
dasarnya adalah mengusahakan penguapan air dari bahan dengan cara memberikan
energi panas. Bahan yang akan ditetapkan kadar airnya dipanaskan pada suhu tertentu
(1050C), kehilangan bobot selama penguapan merupakan kadar air bahan
tersebut.
Penetapan kadar air
dengan menggunakan metode ini mempunyai kelemahan, yaitu bahan – bahan organik
atau gas – gas mudah menguap (volatile) dari bahan ikut menguap, sehingga akan
mengurangi ketelitian.
Faktor – faktor yang
mempengaruhi ketelitian penetapan tersebut adalah : suhu pengeringan,
kelembaban ruang pengering, pergerakan udara dalam pengering, tekanan ruang
pengering, tabal lapisan dan ukuran contoh, konstruksi alat pengering dan
jumlah bahan serta posisinya dalam alat pengering (oven). Ada dua metode
pengeringan, yaitu metoda oven udara dan metoda oven vakuum.
2. Uji
kadar lemak
Lemak atau minyak
adalah senyawa trigiserida yang dapat larut pada pelarut lemak atau minyak,
seperti : khloroform, eter, benzena.
Pengujian sifat kimia
lemak atau minyak pada umumnya meliputi : jenis, kemurnian terutama terhadap
pelarut organik, sifat penyabunan, jumlah ikatan rangkap atau derajat
ketidakjenuhan, ketengikan dan lain – lain.
Dalam penetapan kadar
lemak dan minyak dari suatu bahan dapat dilakukan dengan berbagai macam metoda,
antara lain :
Ø Penetapan
kadar lemak dan minyak
Pada prinsipnya
percobaan ini adalah memisahkan lemak atau minyak dari suatu bahan (padat)
dengan menggunakkan alat ekstraksi Soxhlet dengan pelarut lemak (khloroform,
petroleum eter, hexana). Apabila contoh yang digunakkan mempunyai kandungan air
dan bahan – bahan menguap lebih dari 10%, maka lakukan pengeringan pendahuluan
didalam oven (80%) atau dengan menambahkan 2 – 3gram Na2SO4
anhidrat pada setiap 5 gram contoh.
Larutan hasil ekstraksi harus jernih, jika hasilnya kurang bersih, dilakukan
penyaringan terlebih dahulu sebelum diuapkan dalam oven.
3.3. Alat dan Bahan
I.
Uji kadar air
Alat :
·
Alu dan mortar atau blender
·
Timbangan analitik
·
Oven
·
Cawan porselin
·
Desikotur
·
Tang crush/tag
penjepit
Bahan :
·
Jagung
II.
Uji kadar lemak
Alat :
·
Sokhlet (labu timbang / labu asah,
pendingin balik)
·
Mortar/blender
·
Timbangan analitik
·
Kertas saring
·
Oven
Bahan :
·
Kacang tanah
·
Pelarut organik ( Hexsan)
3.4. Prosedur kerja
I.
Uji Kadar Air
1. Jagung dihaluskan menggunakan mortar atau
diblender.
2. Timbang jagung yang sudah dihaluskan
sebanyak 2 gram. Sebelumnya cawan porselin untuk tempat jagungnya ditimbang terlebih dahulu yang
sebelumnya sudah di oven selama 1 jam dan didinginkan 5 – 15 menit. Setelah itu
baru masukkan jagung ke cawan dan
ditimbang.
3. Setelah
itu cawan beserta jagung
yang sudah ditimbang dimasukkan oven selama 3 jam
dengan suhu 105oC setelah 3 jam keluarkan dan dinginkan 5 – 15
menit. Lalu kita timbang dan catat hasilnya.
4. Lalu
kita ulangi lagi dengan mengovennya kemblai selama 30 menit, setelah itu
dinginkan 5 – 15 menit kemudian ditimbang lagi. Ulangi 1x lagi sehingga kita
mendapat berat akhirnya. Seberapa banyak berkurangnya berat jagung awal sampai penimbangan terakhir.
5. Catatan
karena waktu praktikum singkat maka pengovenan dilakukan 1x saja selama 3 jam
yang kemudian ditimbang untuk dicatat berat akhirnya.
cawan + sample
dinginkan 5-15”
jagung dihaluskan timbang
2gr (b gr)
Ditimbang
(cawan kosong=a gr) ditimbang
Cawan desikutor
5
– 15 menit
Dinginkan 5-15”
Ditimbang
II.
Uji Kadar Lemak
1. Haluskan
kedelai, kemudian timbang kedelai sebanyak 10 gram.
2. Kemudian
siapkan kertas saring yang dibuat slongsongan yang bawahnya diberi kapas, yang
kemudian kacang dimasukkan kedalam slongsongan dan kemudian atasnya juga
ditutup kapas lalu tutup.
3. Labu
asah di oven selama 1 jam sebelum digunakkan kemudian dinginkan selama 15
menit, kemudian timbang labu asah (berat kosong).
4. Masukkan
slongsongan kedalam sokhlet, dan dirangkai dengan pendingin balik dan labu
asah. Untuk pendingin balik untuk saluran bagian bawah disalurkan pada selang
yang dimasukkan kedalam ember yang berisi air pelarut organik yaitu hexsan, untuk saluran atas adalah tempat keluarnya. Lalu dipanaskan selama
60 menit. Setelah itu ambil klorofomnya yang ada di dalam labu asah kemudian
dioven dengan suhu 105oC selama 3 jam, setelah itu dinginkan selama
5 – 15 menit da kemudian ditimbang (labu asah + sample).
5. Catat
hasilnya dan hitung jumlah kadar lemaknya.
3.5. Hasil praktikum
I.
Perhitungan untuk Kadar Air (Ka)
a. Penimbangan
1
·
Cawan porselin kosong (a) = 69,2 gram
·
Jagung
2 gram
·
Totalnya 71,2
gram (b)
b. Penimbangan
2 setelah di oven
·
Sampel + cawan = 71,0 gram (c)
Hitunglah :
a.
Kadar air (wb)
Kadar air (wb) =x 100%
= x
100%
= x
100%
=
0,10
x 100%
=
10%
a. Kadar
air (db)
Kadar air (db) = x
100%
= x 100%
=
x
100%
=
0,111 X 100%
=
11,1%
v Jadi,
dari 2 gram jagung kadar air yang
berkurang adalah sebanyak 10%
Atau sekitar 0,2 gram. 0,2 gram dari perhitungan :
Berat air = 10%
x 2 g = X 2
=
0,2 gram
Sedangkan kadar air kering (db) 11,1%
v Non
air / padatan = 2 g – 0,2
g = 1,8 gram
II.
Perhitungan untuk Kadar Lemak
a. Penimbangan
1
·
labu =
52,8 gram (b)
·
Kedelai 3 gram (a)
b. Penimbangan
2
·
Cawan + sampel setelah oven =
52,9 gram (c)
Hitunglah :
a. Kadar
lemak (wb)
Kadar lemak (wb) = x 100%
= x
100%
= x
100%
= 3 %
Kadar lemak yang terdapat pada kedelai 3 gram sebesar 3% atau 0,3 gram
b. Kadar
lemak (db)
Ka = 10 %
Berat sampel = 3gram
Berat air =
Ka x berat sampel
= x 3 gram
= 0,3 gram
Jadi, berat sampel
tanpa air = 3 g – 0,3 gram = 2,7
gram
Kadar lemak (db) = x 100%
= x 100%
= 0,1111 x 100%
= 11,11%
3.6. Kesimpulan
Kadar air dapat menetukan bobot bahan kering, oleh karena itu faktor mutu
kadar air sering diisyaratkan dalam menentukan biasanya persyaratan maksimal
kadar air yang terkandung dalam suatu bahan, karena makin tinggi kadar airnya
makin rendah mutunya. Setiap bahan memiliki kadar air yang berbeda-beda. Selain itu setiap bahan
juga memiliki kadar lemar yang berbeda-beda pula.
DAFTAR
PUSTAKA
M.
Baedhowi dan Sri P. 1982. Petunjuk
Praktek Pengawasan Mutu Hasil Pertanian 1. Departemen pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Sudarmadji slamet dan suhardi. 1998. Petunjuk praktikum analisis hasil pertanian.
Jurusan Teknologi hasil Pangan , Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
.1978. Pengetahuan dan Analisis bahan dan Hasil Pertanian. PT.Intisa :
Jakarta Pusat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar